Sindrom Cushing (Askep dan Pathway) merupakan artikel yang akan meimelajah.com bahas pada kesempatan kali ini. Dimana pengertian dari Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang terjadi akibat aktivitas korteks adrenal yang berlebihan. (KMB, edisi 8; volume 2). Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh efek metabolic gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. (Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 6, volume 2)

Sindrom Cushing (Askep dan Pathway)

Epidemiologi Sindrom Cushing

Insiden terjadinya Sindrom Cushing bisa dikatakan relative jarang terjadi yaitu berkisar antara 0,7 – 2,4 per satu juta populasi per tahun. Sindrom Cushing muncul perlahan – lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahundan bisa hilang timbul, gejala dari sindrom ini pun bervariasi. Setiap orang dapat mengalami sindrom cushing, seperti halnya pasien obesitas dengan diabetes tipe 2 pada pasien tersebut akan terjadi penurunan kontrol kadar glukosa darah dan hipertensi, dimana prevalensi untuk terjadinya sindrom cushing berkisar antara 2%-5%.

Selain itu, sindrom cushing juga dapat terjadi akibat tumor adrenal maupun pituitari yang mana kasusnya lebih sering terjadi pada wanita dengan ratio kejadian 5:1 adapun sindrom ini cenderung menyerang umur 25-40 tahun. ACTH ektopik yang diproduksi misalnya oleh kanker paru – paru ataupun kanker lainnya juga dapat berisiko menimbulkan sindrom cushing walaupun kasus ini jarang terjadi sedangkan penggunaan obat-obatan glukokortikoid dengan dosis farmakologik merupakan kasus yang sering terjadi berkaitan dengan sindrom ini.

Etiologi Sindrom Cushing

Sindrom Cushing dapat terjadi akibat :

  • Pemberian glukokortikoid jangka panjang,
  • Tumor adrenal jinak/ganas
  • Hyperplasia Kortiko Hipofisis
  • Adenoma Hipofisis
  • Hyperplasia Adrenal Kortiko Autonom

Patofisiologi Sindrom Cushing

Hiperfungsi korteks adrenal

Sindrom Cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme. Hiperfungsi korteks adrenal mungkin disebabkan oleh sekresi ACTH kelenjar hipofisis yang abnormal dan berlebihan, seperti adanya adenoma hipofisis dan hyperplasia hipofisis kortokotrop. Disini masih kurang jelas apakah hyperplasia timbul akibat gangguan pelepasan CRH oleh neurohipotalamus, kelebihan ACTH, hilangnya irama sirkadian normal ACTH, atau karena berkurangnya sensitivitas system control umpan balik ke tingkat kortisol dalam darah.

Glukokortikoid jangka panjang

Sindrom cushing dapat disebabkan oleh pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen). Sindrom cushing ini dijumpai pada penderita arthritis rheumatoid, asma, limfoma, dan gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik sebagia agen antiinflamasi.   Peningkatan glukokortikoid (kortisol) akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti metabolisme protein, karbohidrat, lemak, peningkatan sekresi lambung, system kekebalan tubuh, dan secara tidak lagsung berpengaruh terhadap sekresi hormone androgen dan mineralokortikoid.

Klasifikasi  Sindrom Cushing

Sindrom Cushing ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

  1. Dependen ACTH ditandai dengan peningkatan kadar ACTH
    • Hiperfungsi korteks adrenal non tumor
    • Sindrom ACTH ektopik
  2. Independen ACTH ditandai dengan peningkatan kadar kortisol dan penurunan kadar ACTH
    • Hiperplasia korteks adrenal autonom
    • Hiperfungsi korteks adrenal tumor (Adenoma dan Karsinoma)

Gejala Klinis Sindrom Cushing

Penderita sindrom cushing biasanya mengalami :

  • Oftalmik
  • Katarak
  • Glaukoma
  • Kardiovaskuler
  • Hipertensi
  • Gagal jantung kongestif
  • Endokrin / metabolik
  • Obesitas
  • Moon face
  • Buffalo hump
  • Retensi natrium
  • Hipokalemia
  • Alkalosis metabolik
  • Hiperglikemia
  • Ketidakteraturan siklus haid
  • Impotensi
  • Keseimbangan nitrogen yang negatif
  • Perubahan metabolisme kalsium
  • Supresi adrenal
  • Fungsi imun
  • Penurunan fungsi inflamasi
  • Gangguan kesembuhan luka
  • Peningkatan kerentanan terhadap infeksi  
  • Skeletal
  • Osteoporosis
  • Fraktur spontan
  • Nekrosis aseptik femur
  • Fraktur kompresi vertebra
  • Gastrointestinal
  • Ulkus peptikum
  • Pankreatitis
  • Muskuler
  • Miopati
  • Kelemahan otot
  • Dermatologi
  • Penipisan kulit
  • Petekie
  • Ekimosis
  • Strie
  • Jerawat
  • Psikiatrik
  • Perubahan emosi
  • Psikosis

Pemeriksaan Fisik

  1. Inspeksi : moon face,  jerawat, katarak, ekimosis, petekie, buffalo hump.
  2. Palpasi : kulit tipis, adanya edema
  3. Pengukuran berat badan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan berat badan, seperti obesitas
  4. Pengukuran lingkar lengan dan paha (ekstrimitas atas dan bawah), untuk  mengetahui apakah terjadi atrofi otot 
  5. Pengukuran tanda – tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu.  

Pemeriksaan diagnostik/Penunjang

  1. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar glukosa darah, natrium, kadar kalium, dan jumlah sel eosinofil. Selain itu, dilakukan juga pengambilan sampel urin untuk mengetahui kadar kortisol plasma dan sampel darah untuk menentukan variasi diurnal yang normal pada kadar kortisol plasma.
  2. Pemeriksaan CT Scan, USG, atau MRI Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui lokasi jaringan adrenal atau mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal maupun kelenjar hipofisis.

Diagnosis/kriteria diagnosis

Seseorang dapat dikatakan menderita sindrom cushing apabila memperlihatkan gejala-gejala sindrom cushing dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya :

  • peningkatan kadar natrium serta glukosa darah,
  • penurunan kadar kalium serum,
  • penurunan jumlah sel-sel eosinofil serta menghilangnya jaringan limfoid.
  • pada pemeriksaan urin didapatkan juga peningkatan kadar kortisol plasma.  

Teraphy/tindakan penanganan

  1. Operasi pengangkatan tumor, khususnya untuk tumor hipofisis terapi pilihan utama karena tingkat keberhasilannya cukup tinggi.
  2. Radiasi kobalt Hal tersebut dilakukan jika terdapaat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan.
  3. Pemberian obat-obatan kimia (metyrapon, aminoglutethimidine, mitotane, ketokonazol) yang mampu menyekat atau merusak sel-sel korteks adrenal penghasil kortisol juga mampu mengontrol kelebihan kortisol ini dilakukan untuk mengurangi hiperadrenalisme jika sindrom tersebut disebabkan oleh sekresi ektopik ACTH oleh tumor yang tidak dapat dihilangkan secara tuntas.
  4. Adrenalektomi total Jika ketiga terapi diatas tidak berhasil, maka dilakukan pemotongan pada kelenjar adrenal secara total yang diikuti dengan pemberian kortisol dosis fisiologik.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Pengkajian

a) Data dasar, meliputi :

  • Identitas Pasien  Nama (dengan menggunakan inisial), Jenis Kelamin, Umur, Status Perkawinan, Agama, Suku Bangsa, Pendidikan, Bahasa yang digunakan, Pekerjaan, Alamat, Diagnosa Medis, Sumber Informasi.
  • Identitas Penanggung Nama (dengan inisial), Jenis Kelamin, Umur, Agama, Status Perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Hubungan dengan pasien,  

b) Riwayat Keperawatan, meliputi :

  1. Riwayat Kesehatan Sekarang Mengkaji alasan masuk rumah sakit, keluhan utama, dan kronologis keluhan. Keluhan utama dengan menganalasis data subyektif, seperti :
    • Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak nyaman.
    • Pasien mengatakan mual dan muntah.
    • Pasien mengatakan sering berkemih tapi sedikit   
  1. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
    Apakah pasien dulu sering mengonsumsi obat-obatan yang mengandung glukokortikoid
  2. Riwayat Kesehatan Keluarga
    Mengkaji apakah dalam keluarganya pernah ada yang mengalami penyakit yang serupa
  3. Riwayat Psikososial dan Spiritual 
    Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres, persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia saat ini, dan sistem nilai kepercayaan.

C) Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

Dikaji 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Handerson

  1. Biologis (oksigenasi, makan, minum, eliminasi, gerak aktivitas, kebutuhan tidur, pengaturan suhu tubuh, kebersihan diri)
    Misalnya :
    • perubahan pola napas akibat perubahan psikologi, obesitas
    • perubahan pola makan akibat meningkatnya metabolisme
    • perubahan gerak dan aktivitas akibat osteoporosis, fraktur patologis, obesitas, buffalo hump, kelemahan otot, atrofi otot
  1. Psikologis ( rasa nyaman, aman, pengetahuan belajar, rekreasi)
    Misalnya :
    • Gangguan rasa nyaman yang diakibatkan oleh nyeri
    • Kecemasan akibat citra diri yang terganggu karena obesitas, buffalo hump, atrofi otot, kelemahan otot
  1. Sosial
    Misalnya : Krisis percaya diri akibat perubahan bentuk tubuh seperti obesitas dan buffalo hump sehingga malu bergaul dengan sesama
  2. Spiritual

D) Pengkajian Fisik, meliputi :

  1. Keadaan Umum, yaitu dengan mengobservasi bentuk tubuh, warna kulit, kesadaran, dan kesan umum pasien (saat pertama kali MRS)  
  2. Gejala Kardinal, yaitu dengan mengukur TTV (suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi) yang bertujuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
  3. Keadaan Fisik, yaitu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dari kepala sampai kaki, fokuskan pada inspeksi dan palpasi untuk mengetahui adanya tanda-tanda seperti moon face, buffalo hump, obesitas, jerawat, ekimosis, petekie, katarak, penipisan kulit, edema, dan atrofi otot. 
  4. Pemeriksaan Penunjang
    • Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar glukosa darah, natrium, kadar kalium, dan jumlah sel eosinofil. Selain itu, dilakukan juga pengambilan sampel urin untuk mengetahui kadar kortisol plasma dan sampel darah untuk menentukan variasi diurnal yang normal pada kadar kortisol plasma. Pemeriksaan hormon.
    • Pemeriksaan CT Scan, USG, atau MRI Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui lokasi jaringan adrenal atau mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal maupun kelenjar hipofisis.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Pre operasi

  1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh ditandai dengan atrofi otot dan kelemahan
  2. Kerusakkan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi metabolic dan perubahan sirkulasi ditandai dengan strie dan petekie.
  3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik dan gangguan fungsi seksual 
  4. Nyeri berhubungan dengan agen cedera (kimia) ditandai dengan sekresi HCl dan pepsin meningkat
  5. Risiko cedera dan infeksi berhubungan dengan imunitas didapat tidak adekuat

Post operasi

  1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi
  2. Resiko tinggi perluasan infeksi berhubungan dengan luka post operasi.
  3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi pada sel basal dan epitel.
  4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat atau radiasi.

Penutup

Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Sindrom Cushing (Askep dan Pathway). Terima Kasih

Unduh Materi

Materi lebih lengkap tentang materi Sindrom Cushing (Askep dan Pathway) dapat di unduh pada link berikut ini : Materi sindrom cushing dan Pathway sindrom cushing

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini