Setiap orang tua menginginkan anaknya mematuhi aturan yang ada, tetapi terkadang sulit untuk mengajak anak terutama yang masih berusia di bawah 5 tahun (balita) untuk mengerti. Bahkan ada orang tua yang berpikir bahwa masih terlalu kecil jika anak harus belajar berdisiplin. Memang usia 3 – 4 tahun anak belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk tapi anak usia ini bisa diajak untuk mematuhi peraturan sederhana. Disiplin adalah tingkah laku moral yang diajarkan dan yang dapat diterima oleh kelompoknya. Tujuannya untuk membentuk tingkah laku. Disiplin berperan sangat besar untuk perkembangan anak karena dengan diajarkan berdisiplin si kecil juga diajarkan bertingkah laku baik. Mari kita simak bagaimana cara Menanamkan Disiplin Pada Balita (maimelajah.com)
Tips Mengajarkan Disiplin Pada Anak
Gunakan kalimat pendek
Perkataan singkat dan langsung ke pokok masalah ketika mendisiplinkan anak. “Dik…jangan dicubit” akan lebih efektif daripada “Jangan begitu dong dik, masak temannya dicubit, gak boleh ya…”. Ketika Anda tiba di bagian “Jangan begitu dong” perhatian anak pada Anda sudah hilang. Jangan bernegoisasi dan jangan member janji Mendisiplinkan anak tidak sama dengan kampanye caleg, hindari kata – kata menjanjian misalnya “Kalau kamu patuh nanti Mama belikan es krim”. Karena kalau itu terjadi lama – lama Anda menciptakan anak yang sikap disiplinnya dibarengi dengan imbalan.
Pilah larangan atau aturan
Terlalu banyak larangan atau aturan akan mengurangi kekuatan dan keefektifitasannya. Pilah kadar larangan atau aturan menjadi 3 kategori yaitu : sangat penting, cukup penting dan tidak terlalu penting. Perilaku anak yang rewel setiap kali Anda menerima telepon bisa dikategorikan dalam kategori tidak terlalu penting untuk dilarang dan ditanggapi. Tetapi aturan tidur jam 20.00 adalah aturan yang sangat penting. Dengan tidak terlalu menanggapi hal – hal yang sepele anak juga akan belajar bahwa rengekan anak tidak akan berhasil.
Jangan menyerah untuk menghindari konflik
Pastinya semua Bunda malas menjadi perhatian banyak orang saat terjadi konflik tetapi jangan hanya karena itu Anda menjadi Bunda yang “lembek”. Misalnya saat di supermarket anak merengek minta dibelikan permen, kalau memang aturan Anda adalah tidak boleh, pertahankan dan biarkan dia tetap menangis. Begitu juga bila dia tidak mau belajar dan hanya nonton tv. Aturannya anak harus belajar baru diperbolehkan nonton tv. Meski ada kakeknya yang terus membelanya pertahankan aturan itu dan siapkan amunisi untuk menghadapi rengekan anak dan kakeknya. Buah dari sikap konsisten itu akan berguna di kemudian hari.
Beri pilihan
Ini akan membuatnya punya otoritas dan menaikkan egonya. Hanya saja jangan berikan anak terlalu banyak pilihan dan semua piihan harus bisa Anda terima. Contoh ini pilihan kamu nak, kamu mau beli sandal atau baju.
Waspada masa peralihan
Sejumlah momen peralihan dapat memicu perilaku rewel dan buruk si kecil, antara lain peralihan waktu bangun ke tidur, waktu main ke mandi, waktu main ke makan, atau waktu mandi ke saatnya pakai baju. Untuk antisipasi siapkan anak lebih dahulu, beritahu anak apa yang harus dilakukan missal “setelah main adik harus mandi”
Kenalkan konsekuensi
Anak perlu belajar tentang akibat dan perilakunya sendiri – hukum sebab akibat. Contoh kalau dia menunda – nunda waktu gosok gigi tidak cukup waktu untuk Bunda untuk membacakan dongeng sehingga lain kali dia harus segera gosok gigi agar segera mendengar dongeng dari Bunda.
Antisipasi ulah mencari perhatian
Umumnya balita berulah manakala Anda harus berbagi perhatian antara dirinya dengan hal lain. Misalnya saat Anda berbicara dengan suami, saat menerima telepon atau saat ada tetangga yang singgah ke rumah. Antisipasinya siapkan sesuatu yang menyibukkan balita seperti kertas gambar dan spidol, potongan buah untuk dikunyah. Intinya kalau dia tidak diberi kesibukkan ketika Anda sedang sibuk anak akan mencari kesibukansendiri yang membuat Anda repot.
Hadapi kegigihannya
Balita itu gigih meskipun dilarang dia akan terus mencoba untuk melanggarnya. Jangan menyerah jika larangan Anda memang berkategori sangat penting. Misal anak terus menerus mengambil korek, tetap cegah dan larang dia dan dengan tenang ambil korek yang diambilnya atau ajak anak ke ruang lain.
Jangan pukul
Meski dalam keadaan dimana Anda sangat jengkel tolong jangan melakukannya. Ingat Anda adalah orang dewasa, jangan bertindak seolah – olah Anda adalah anak kecil. Ada banyak cara agar pesan yang Anda sampaikan diterima anak. Memukul anak gara – gara dia menendang atau menjambak Anda hanya akan memberikan contoh bahwa kekerasan boleh digunakan sebagai jalan keluar. Jika anak sangat menjengkelkan dan kesabaran Anda hampir habis menyingkirlah sejenak. Dengan menjauh dari anak ide segar atau pendekatan yang lebih efektif untuk mengatasi masalah akan muncul.
Puji kelakuan baiknya
Jika anak melakukan hal – hal yang baik jangan lupa untuk memberi pujian. Dengan memberikan pujian anak akan melakukan perbuatan yang baik itu lebih sering dan dia akan mengurangi upaya untuk mencari perhatian dengan melakukan hal yang buruk.
Fokus pada ulahnya bukan anak
Selalu katakan sikapnya itu yang buruk bukan dirinya
Sudahi pembicaraan tentang disiplin dengan komentar positif
Ungkapan “Bunda saying adik” akan sangat baik bila isinya menekankan betapa sayangnya Anda pada si kecil. Hal ini menunjukkan pada anak bahwa Anda tidak mau lagi berdebat dan bagaimanapun aturan harus tetap ditegakkan. Juga memberinya kesan bahwa aturan itu dibuat karena Bunda sayang dengan si anak.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Menanamkan Disiplin Pada Balita. Semoga artikel Menanamkan Disiplin Pada Balita bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih