Desa Pendem yang terletak Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali, adalah sebuah kawasan yang memadukan pesona budaya dan keindahan alam khas Pulau Dewata. Desa ini dikenal tidak hanya karena letaknya yang strategis di Jembrana, tetapi juga karena kekayaan alam dan tradisi kehidupan masyarakat yang erat dengan nilai-nilai lokal. Nah, mari kita simak artikel singkat tentang “Desa Pendem dan Sejarahnya” dibawah ini.
#Demografi
Penduduk kelurahan Pendem sampai dengan tahun 2016 berjumlah 10.240 jiwa terdiri dari 4.813 laki-laki dab 5.427 perempuan.
#Desa Pendem dan Sejarahnya
Pada pertengahan abad ke-14 terdapat sebuah desa yang diperintah seorang raja yang bernama I Gusti Rangsasa. Raja ini sangat ketat menjalankan peraturan pemerintahannya, antara lain barang siapa yang melalui ataupun melewati daerahnya harus menyembah ke pada raja
Pada waktu itu turunlah ke bali seorang Brahmana atau Pendeta dari kerajaan Majapahit yang beliau di beri nama Danghyang Nirarta/ Pedanda Sakti Wawurawuh. Setibanya beliau di daerah kekuasaan Raja I Gusti Rangsasa, lalu beliau dicegat oleh para pengawal Raja dan dimohon untuk menyembah rajanya. Beliau menyampaikan bahwa beliau tidak boleh menyembah manusia, yang mana bila beliau lakukan akan menimbulkan malapetaka bagi kerajaan itu, tetapi para pengawal bersikeras untuk memaksa beliau agar mau menyembah dan kalau tidak mengindahkan, maka beliau akan dibunuh. Akhirnya karena beliau dipaksa untuk menyembah raja, lalu beliau mengatakan kepada para pengawal raja, apakah nanti akan berani menanggung resiko, para pengawal raja menjawab, bahwa apapun yang terjadi mereka akan berani menanggung akibatnya.
#Asal Nama Desa Perancak
Oleh karena demikian, maka pada waktu Ida Pedanda bersiap (ngregepan) akan melakukan sembah, terjadilah suatu keajaiban yaitu Puri Gusti Rangsasa menjadi hancur berantakan. Mengetahui hal tersebut bahwa ada seorang sakti datang, akhirnya Raja I Gusti Rangsasa lari ke arah utara diiringi oleh rakyat beliau yang masih setia menembus hutan belantara. Daerah bekas puri I Gusti Rangsasa hancur berantakan itu disebut dengan “Puri Encak” yang kemudian berubah ucapan menjadi Purancak dan sekarang disebut “Perancak”.
Pelarian I Gusti Rangsasa ke arah Utara itu, melalui rawa-rawa (Bahasa Jawanya Jember) dan Hutan (Bahasa Jawa Kuno Wana), sehingga daerah ini disebut dengan Jember Wana atau Jimbarwana yang sekarang menjadi “Jembrana”.
#Asal Nama Banjar Sawe Rangsasa
Kemudian setibanya Beliau di daerah yang telah dirasakan aman, beliau mendirikan pemukiman baru dan akhirnya Beliau wafat di sana. Tempat beliau wafat itu sekarang disebut “Banjar Sawe Rangsasa” (Sawe artinya Mayat). Jadi daerah tersebut bernama “Sawe I Gusti Rangsasa” yang terletak di daerah Dauh Waru, Yang berbatasan di sebelah timur dengan Kelurahan Pendem.
#Asal Nama Lingkungan Pendem
Sawe (Mayat) Beliau akhirnya di kubur (di pendem) di daerah sebelah Barat, yang sekarang dikenal dengan Daerah Pendem, karena tempat mengubur/memendam mayat Raya I Gusti Rangsasa dan pada tahun 1981 telah ditingkatkan menjadi “Kelurahan Pendem“.
#Asal Nama Lingkungan Dewasana
Sedangkan mengenai nama-nama Lingkungan di Kelurahan Pendem dikatakan bahwa pengirin Raja I Gusti Rangsasa yang banyak jumlahnya itu menempuh hutan belantara banyak yang kesasar/ salah jalan sehingga terpisah dengan Raja dan rombongannya, lalu tiba di suatu tempat maka disana mereka membuat pemukiman baru dan oleh karena dalam pelarian itu membawa “Busana Dewa Anak Agung” dengan demikian daerah baru tersebut di beri nama “Dewasana“. Untuk peringatan mereka kemudian mendirikan Pura yang sekarang dikenal dengan Pura Dewasana dan sampai sekarang disungsung oleh warga masyarakat di Lingkungan Dewasana.
#Asal Nama Lingkungan Pancardawa
Dilingkungan Dewasana terdapat sebuah baru besar dan disekitarnya tumbuh Pohon Enau (Jaka) yang pada suatu ketika salah satu pohon enau tersebut tumbang dan menimpa batu tersebut, sehingga baru itu pecah manjadi dua dan sekarang disebut dengan Batu Belah. Belahan Batu tersebut keluar air secara menitis yang sangat jernih mengalir ke arah selatan dan membuat alur sebuah sungai kecil yang diberi nama Tukad Titis. Aliran sungai itu sangat kecil, sehingga setibanya pada daerah dibawahnya tidak dapat menutupi seluruh permukaan dasar sungai, dimana paras yang ada di daerah itu yang terletak di bagian bawah sungai itu tetap keluar dari permukaan air dan dalam jarak yang jauh. Jadi seolah-olah di tengah sungai tersebut terdapat pulau yang terdidi dari paras. Oleh penduduk disebut dengan pancar, karena jaraknya yang panjang disebut dawe (bahasa bali) lalu daerah itu diberi nama “Pancardawa“.
Kemudian air sungai tersebut terus mengalir ke arah selatan dimana daerah itu merupakan tempat memendam Sawe I Gusti Rangsasa yang sekarang bernama Lingkungan Pendem.
#Asal Nama Lingkungan Satria
Sedangkan Lingkungan paling selatan yaitu pada waktu pengiring I Gusti Rangsasa selesai melaksanakan upacara memendem mayat (sawe) Rajanya, dengan hati sangat sedih membuat pemukiman baru dibagian selatan, teben dari bekas memendam rajanya, mereka namakan daerah baru tersebut Sebetan, karena mereka dengan hati sebet/sedih ditinggal rajanya. Sejak tahun 1966 nama Banjar Sebetan akhirnya diganti menjadi Banjar Satria, karena pada tahun 1940 di pinggir selatan dari wilayah Banjar Sebetan dgunakan sebagai Asrama Militer kala Zaman Penjajahan dan untuk memberikan kesan bahwa penduduk daerah ini agar suaya tidak lagi dibayangi oleh perasaan bersedih hati (sebet).
Sumber : https://lurahpendem.wordpress.com/sejarah-singkat-kelurahan-pendem/
#Desa Pendem
Desa Adat Kertajaya Pendem terbagi menjadi empat Banjar Adat. Diantaranya Banjar Adat Kertasentana (Dewasana), KertaBudaya (Pancardawa), Kertaasih (Pendem) dan Kertawisesa (Satria)
#Penutup
Keunikan sejarah dan keindahan Desa Pendem menjadi inspirasi bagi masyarakat lokal maupun pengunjung untuk memahami nilai-nilai kearifan lokal yang telah membentuk identitasnya. Semoga Desa Pendem terus menjadi simbol kebanggan masyarakat Jembrana dan menjadi sumber pelajaran berharga bagi generasi mendatang.
Demikian penjelasan singkat tentang artikel “Desa Pendem dan Sejarahnya” semoga artikel kami dapat menjadi referensi dalam mencari dan mendalami sejarah tentang Desa Pendem. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih sudah mengunjungi website kami maimelajah.com.