Berpikir Komputasi salah satu teknik dalam melakukan pemecahan masalah yang sangat luas dalam penerapannya, bukan hanya digunakan untuk menyelesaikan masalah seputar ilmu komputer saja, tetapi juga dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah di dalam pekerjaan terkait dalam berbagai kompetensi keahlian dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berpikir Komputasional dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis, memperbaiki, dan merancang Sistem Kendaraan Ringan secara sistematis.
#Contoh Penerapan dalam Pembelajaran
Berikut contoh penerapan dalam pembelajaran pada Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR):
1. Dekomposisi: Memecah Sistem Kendaraan menjadi Komponen
a. Contoh Kegiatan: Analisis Sistem Pengereman
Masalah: “Rem Mobil tidak berfungsi optimal”
Dekomposisi:
- Komponen hidrolik (minyak rem, piston kaliper)
- Komponen Mekanis (Kampas rem, cakram)
- Sistem pendukung (vakum booster, master silinder)
Aplikasi: Siswa membuat diagram alur pemeriksaan untuk setiap subsistem
b. Contoh Kegiatan: Perancangan Midifikasi Kendaraan
Proyek: “Tingkatkan performa mesin 1500cc”
Pembagian Analisis:
- Kelompok 1: Sistem udara (intake, filter)
- Kelompok 2: Sistem bahan bakaar (injektor, pompa)
- Kelompok 3: Sistem pembuangan (exhaust header)
Baca juga: Berpikir Komputasional (Computational Thinking)
2. Pengenalan Pola: Mencari Pola Kerusakan
a. Contoh Kegiatan: Diagnosis Masalah Mesin Berdasarkan Kode DTC
- Aktivitas: Membaca scanner OBD-II
- Pola yang dicari:
- P0101: Mass Air Flaw (MAF) sensor circuit range/performance
- P0302: Cylinder 2 misfire detected
- Solusi: Pola kode membantu mempercepat perbaikan
b. Contoh Kegiatan: Analisis Pola Keausan Ban
Data: Pemeriksaan ban setiap 5000 km
Pola:
- Aus tengah: tekanan angin berlebihan
- Aus tepi: tekanan kurang
- Aus tidak merata: alignment roda bermasalah
3. Abstraksi: Fokus pada Inti Masalah
a. Contoh Kegiatan: Simulasi Sistem Kelistrikan
Informasi Penting:
- Arus listrik (ampere)
- Tahanan (ohm)
Abaikan:
- Warna kabel (kecuali untuk standar wiring diagram)
- Merek Baterai (selama spesifikasi cocok)
b. Contoh Kegiatan: Perancangan Sistem Suspensi
Konsep Kunci:
- Parameter pegas (spring rate)
- Angle camber/toe
Abaikan:
- Warna cat shock absorber
- Brand selama memenuhi spesifikasi
4. Algoritma: Prosedur Perbaikan Sistematis
a. Contoh Kegiatan: Langkah Tune-Up Mesin
- Periksa busi (gap, kondisi elektroda)
- Ganti filter udara
- Periksa timing belt
- Setel klep (jika perlu)
- Cek kompresi silinder
b. Contoh Kegiatan: Alur diagnosis starter tidak berfungsi
flow
st=>start: Starter tidak bekerja
op1=>operation: Cek baterai (tegangan ≥12.4V?)
op2=>operation: Tes relay starter
op3=>operation: Periksa solenoid
op4=>operation: Cek motor starter
e=>end: Perbaikan/servis
st->op1->op2->op3->op4->e
#Manfaat Pembelajaran
Berikut ini manfaat yang didapat dari kita menerapkan berpikir komputasional dalam pembelajaran Teknik Kendaraan Ringan (TKR):
- Diagnosis kerusakan akan lebih cepat karena dengan menerapkan pendekatan sistematis
- Perbaikan lebih presisi dengan analisis komponen terstruktur
- Penguasaan teknologi otomotif modern yang sudah berbasis komputer
#Penutup
Berpikir komputasional membekali siswa dengan metode analisis terstruktur untuk menghadapi kompleksitas teknologi otomotif modern, mulai dari sistem komvensional hingga kendaraan listrik. Dengan belajar berpikir komputasional nantinya siswa akan siap untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin maju.
#Tugas
Instruksi Tugas:
Buatlah prosedur diagnosis mesin overheat dalam 10 langkah dengan menerapkan 4 prinsip berpikir komputasional:
- Dekomposisi (Memecah sistem menjadi subsistem)
- Pengenalan Pola (Mengidentifikasi gejala umum)
- Abstraksi (Fokus pada komponen kritis)
- Algoritma (Urutan logis pemeriksaan)