Komunikasi Perawat tidak hanya sebatas pada pasien saja. Perawat juga melakukan komunikasi kepada keluarga saat menjelaskan prosedur atau kondisi pasien terkini. Perawat juga memberikan promosi kesehatan dan berkomunikasi pada kelompok. penerapan komunikasi pada keluarga dan kelompok tentunya berbeda dengan penerapan komunikasi yang dilakukan pada individu. Perawat perlu memahami karakteristik keluarga dan kelompok sehingga memudahkan saat berkomunikasi dengan keluarga dan kelompok. Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan mengulas tentang definisi keluarga dan kelompok, karakteristik keluarga dan kelompok, faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi dalam keluarga dan masyarakat, strategi komunikasi, penerapan komunikasi pada keluarga dan kelompok, serta promosi kesehatan.
1. Pengertian & Karakteristik Keluarga dan Kelompok
Lestari (2012) menjelaskan pengertian keluarga ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu keluarga secara struktural, fungsional, dan transaksional. Pengertian keluarga secara struktural didasarkan pada kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini, dijelaskan bahwa keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), sebaga asal usul (families of origin), dan keluarga batih (extended family). Pengertian keluarga secara fungsional menekankan pada terpenuhinya tugas- tugas dan fungsi-fungsi psikososial meliputi perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peran-peran tertentu.
Pengertian keluarga secara transaksional menekankan bahwa keluarga sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Pengertian kelompok, menurut De Vito (1997), adalah sekumpulan individu yang cukup kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur di antara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma atau peraturan yang mengidentifikasi apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.
2. Karakteristik Keluarga dan Kelompok
Keluarga merupakan satu kesatuan yang ciri-cirinya, yaitu antaranggota keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hangat, face to face, kooperatif, serta anggota keluarga memperlakukan anggota yang lain sebagai tujuan, bukan alat untuk mencapai tujuan.
Menurut teori R.M. Iver dan C.H. Page dalam Lestari (2012), karakteristik dan ciri- ciri suatu lembaga disebut sebagai keluarga sebagai berikut.
- Hubungan batiniah melalui perkawinan.
- Lembaga keluarga dibentuk secara disengaja dengan tujuan tertentu.
- Memiliki garis keturunan sesuai dengan norma yang berlaku.
- Memiliki fungsi ekonomi dalam rangka mencapai kebutuhannya.
- Memiliki fungsi reproduksi untuk melanjutkan keturunan dan membesarkan anak.
- Mempunyai tempat tinggal bersama sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga.
Sementara itu, karakteristik kelompok sebagai berikut.
- Terdiri atas dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik.
- Masing-masing anggota mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
- Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
- Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
- Individu yang tergabung dalam kelompok saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit sosial (masyarakat) terkecil yang mempunyai perbedaan nyata dengan organisasi sosial yang lain dan mempunyai arti yang lebih mendalam. Keluarga di masyarakat merupakan satu kesatuan anggota yang hidup bersama dan berkelompok yang didasarkan pada hubungan persaudaraan atau hubungan darah. Keberhasilan dalam keluarga/kelompok sangat ditentukan dari pola komunikasi dan interaksi yang terjalin di antara mereka.
Berdasarkan pemahaman ini, diketahui bahwa komunikasi adalah hal yang penting untuk mencapai tujuan bersama. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi keluarga/masyarakat adalah proses penyampaian ide/pernyataan dalam lingkup masyarakat (keluarga atau kelompok) yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
3. Fungsi Komunikasi
Berdasarkan pengertian dan karakteristik keluarga dan kelompok, merujuk dari DeVeto (1997), dapat dijelaskan fungsi komunikasi dalam keluarga/kelompok sebagai berikut:
- pengembangan diri anggota dan kelompok,
- penyelesaian masalah,
- pengambilan keputusan,
- pencapaian tujuan keluarga/kelompok,
- sarana belajar.
4. Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik
Melakukan komunikasi dalam keluarga/kelompok tidaklah mudah. Komunikator harus mempunyai cara-cara strategis sebagai upaya agar tujuan komunikasi tercapai. Berikut upaya meningkatkan komunikasi dalam keluarga/kelompok.
- Saling memahami antaranggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi seperti apa yang harus ia lakukan demi lancarnya komunikasi tersebut.
- Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok agar proses komunikasi antaranggota kelompok dapat berkembang dengan baik.
- Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku agar tidak terjadi salah paham dan saling menyinggung antara anggota kelompok.
- Saling menghargai anggota kelompok lain.
- Jangan menyela pembicaraan orang lain.
- Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara
- Berikan respons yang baik, mendukung, dan tidak menyinggung ketika ada yang mengajak bicara.
5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Kelompok
- Ukuran kelompok: kelompok yang efektif mempunyai jumlah anggota yang tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
- Tujuan kelompok: tujuan yang telah disepakati bersama akan mudah dicapai karena semua anggota mempunyai tujuan yang sama. Satukan tujuan dalam kelompok, minimalkan sifat individualisme yang dapat mengganggu pencapaian tujuan bersama.
- Kohesivitas anggota kelompok adalah penting karena menunjukkan kekuatan dan kekompakan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
- Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk mendapatkan peluang dalam mencapai tujuan bersama.
- Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa mengayomi seluruh anggota, tidak berpihak, dan akomodatif sehingga bisa meningkatkan kohesivitas kelompok.
6. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni untuk membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal, yaitu keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekadar pengubahan gaya hidup, tetapi berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan dari penciptaan lingkungan yang mendukung, mengubah perilaku, dan meningkatkan kesadaran.
Promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1984). Sementara itu, dalam Piagam Ottawa (1986) dijelaskan bahwa promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mencapai keadaan sehat sehingga diharapkan setiap orang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengendalikan lingkungan.
Bentuk promosi kesehatan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit, dan perlindungan kesehatan. Untuk melakukan ini, pemahaman komunikasi dan strategi komunikasi dalam kelompok perlu dikuasai perawat agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Agar mencapai hasil yang optimal dalam mengubah perilaku, hal-hal yang perlu disiapkan perawat adalah menyediakan dan menyiapkan perangkat kerja promosi yang meliputi proposal kegiatan dan media promosi kesehatan dalam bentuk leaflet, lembar balik, modul, dan sumber lain yang relevan. Membina hubungan saling percaya adalah hal yang esensial agar tujuan promosi kesehatan dapat mencapai hail yang optimal.
Daftar Pustaka
Chitty. 1997. Professional Nursing Practice. St. Louis: Mosby.
DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antarmanusia, penj. Agus Maulana. Jakarta: Professional Book.
Engel, J. 1998. Pengkajian Pediatric. Jakarta: EGC.
Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and Practice. St. Louis: Mosby. Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga.
Maulana, H.D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Taylor, C.; C. Lillis, dan P. LeMone. 1989. Fundamental of Nursing : The Art and Science of Nursing Care. Philadelphia: J.B. Lippincott.
Stuard, G.W., dan M.L. Laraia. 1998. Principle and Practice of Psychiatric Nursing. Edisi keenam. St. Louis: Mosby.
terima kasih buku saya sudah dijadikan referensi .. sehat dan sukses