Pada kesempatan ini maimelajah.com akan membahas tentang Sistem Informasi pada Gawat Darurat. Sebelumnya perlu diketahui tentang arti dari pasien gawat darurat sehingga akan mempermudah pemahaman kita dalam belajar.

Baca :
Asuhan Keperawatan Dalam Kegawat Daruratan (KGD)
Konsep Pelayanan Gawat Darurat

Definisi Sistem Informasi Gawat Darurat

Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

  • Pasien gawat tidak darurat : Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
  • Pasien darurat tidak gawat : Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam jiwa dan anggota badannya, misal : luka sayat dangkal.
  • Pasien tidak gawat tidak darurat : Misalnya pasien TBC kulit
  • Kecelakaan (accident) : Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial)
  • Cedera : Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.
  • Bencana : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderita manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.

Penanggulangan Penderita Gawat Darurat

Tujuan :

  • Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
  • Merujuk  penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai.
  • Menanggulangi korban bencana

Prinsip penanggulangan penderita gawat darurat

Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu sistem atau organ di bawah ini yaitu :

  1. Susunan saraf pusat
    • Pernafasan
    • Kardiovaskuler
    • Hati
    • Ginjal
    • Pankreas

Kegagalan (kerusakan) sistim/organ tersebut disebabkan oleh :

  1. Trauma/cidera
  2. Infeksi
  3. Keracunan
  4. Degenerasi
  5. Asfiksia
  6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar

Kegagalan SSP, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan sistem atau organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Dengan demikian keberhasilan PPGD dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :

  1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
  2. Kecepatan meminta pertolongan
  3. Kecepatan dan ketepatan (kualitas) pertolongan yang diberikan baik di tempat kejadian, dalam perjalanan ke rumah sakit, dan pertolongan selanjutnya di RS

Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Terpadu

Tujuan

Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah, dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi. Cakupan pelayanan kesehatan yang mungkin dikembangkan meliputi :

  1. Penanggulangan penderita di tempat kejadian
  2. Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian ke sarana kesehatan yang lebih memadai
  3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan penderita gawat darurat
  4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli
  5. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (unit gawat darurat dan ICU)
  6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat

Sistem penanggulangan penderita gawat darurat terpadu

Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu adalah suatu jejaring sumber daya yang saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat darurat dan transportasi kepada penderita yang mengalami kecelakaan atau penyakit mendadak. Pelayanan gawat darurat modern dimulai dari tempat kejadian, berlanjut selama proses transportasi dan disempurnakandifasilitaskesehatan.

Komponen pra RS (luar RS)

Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dan petugas kesehatan.

Pada umumnya yang pertama menemukan penderita gawat darurat di tempat musibah adalah masyarakat  oleh karena itu, sangatlah bermanfaat bila masyarakat diberi latihan pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan penderita gawat darurat. Adapun kemampuan yang harus dimiliki masyarakat :

  • Cara meminta pertolongan
  • Resusitasi kardiopulmoner sederhana
  • Cara menghentikan perdarahan
  • Cara memasang balut/bidai
  • Cara transportasi penderita gawat darurat

Tenaga perawat/paramedis

Disamping pengetahuan dasar keperawatan yang telah dimiliki oleh perawat, mereka harus memperoleh tambahan pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat termasuk BTCLS dan ATCLS untuk melanjutkan pertolongan yang sudah diberikan. Kemampuan PPGD yang harus dimiliki tenaga paramedik adalah :

  1. Sistim pernafasan
  2. Mengenal adanya sumbatan jalan nafas
  3. Membebaskan jalan nafas sd intubasi endotracheal
  4. Memberikan nafas buatan
  5. Melakukan resusitasi
  6. Sistim sirkulasi (jantung)
  7. Mengenal aritmia jantung, syok, infark jantung
  8. Memberi pertolongan pertama pada aritmia, infark jantung
  9. Melakukan resusitasi
  10. Sistim vaskuler
  11. Menghentikan perdarahan
  12. Memasang infus/tranfusi
  13. Merawat CVP
  14. Sistim saraf
  15. Mengenal koma dan memberi pertolongan pertama
  16. Memberikan pertolongan pertama pada trauma kepala
  17. Mengenal stroke dan memberi pertolongan pertama
  18. Sistim imunologi
  19. Mengenal renjatananafilaksis
  20. Memberikan pertolongan pertama pada syok
  21. Sistim gastrointestinal
  22. Mampu merawat/mempersiapkan operasi pada penderita dengan akut abdomen
  23. Sistim integumen
  24. Memberikan pertolongan pertama pada luka
  25. Memberikan pertolongan pada luka bakar
  26. Sistim reproduksi
  27. Mampu melayani persalinan
  28. Memberikan pertolongan pertama pada keadaan darurat obsgyn
  29. Farmakologi/toksikologi
  30. Mampu memberikan pertolongan pertama pada keracunan
  31. Mampu memberikan pertolongan pada penyalahgunaan obat
  32. Mampu memberikan pertolongan pertama pada gigitan binatang
  33. Organisasi
  34. Mengetahui sistim penanggulangan penderita gawat darurat
  35. Mengetahui sistim penanggulangan korban bencana di RS dan kota tempat bekerja

Upaya pelayanan transportasi penderita gawat darurat

Tujuan

  • Memindahkan penderita gawat darurat dengan aman tanpa memperberat keadaan ke sarana kesehatan yang memadai
  • Sarana transportasi terdiri dari : kendaraan pengangkat, peralatan medis dan nonmedis, petugas dan obat-obatan
  • Persyaratan yang harus dipenuhi untuk transportasi penderita gawat darurat
  • Sebelum diangkat : gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi, perdarahan telah dihentikan, luka-luka telah ditutup, patah tulang telah difiksasi
  • Selama perjalanan harus diperhatikan : kesadaran, pernafasan, tekanan darah, denyut nadi, keadaan luka

Komponen intra RS (dalam RS)

Seringkali Puskesmas berperan sebagai pos terdepan dalam menanggulangi penderita sebelum memperoleh penanganan yang memadai di RS. Oleh karena itu Puskesmas dalam wilayah kerja tertentu harus buka 24 jam dan mampu dalam hal :

  • Melakukan resusitasi dan life support
  • Melakukan rujukan penderita-penderita gawat darurat sesuai dengan kemampuan
  • Menampung dan menanggulangi korban bencana
  • Melakukan komunikasi dengan pusat komunikasi dan rumah sakit rujukan
  • Menanggulangi “false emergency” baik medikal dan surgigal bedah (bedah minor)

Puskesmas tersebut harus dilengkapi dengan :

  1. Laboratorium untuk menunjang diagnostik seperti : Hb, Ht, leukosit, urine, dan gula darah
  2. Tenaga 1 dokter umum dan 2-3 paramedis yang sudah mendapat pendidikan tertentu dalam PPGD
  3. Rumah sakit merupakan terminal akhir dalam menanggulangi penderita gawat darurat. Oleh karena itu fasilitas RS, khususnya unit gawat darurat harus dilengkapi sedemikian rupa sehingga mampu menanggulangi penderita gawat darurat (to save life and limb). Unit gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan merupakan bagian dari rangkaian upaya penanggulangan penderita gawat darurat yang perlu diorganisir. Tidak
  4. semua RS harus mempunyai bagian gawat darurat yang lengkap dengan tenaga memadai dan peralatan canggih, karena dengan demikian akan terjadi penghamburan dana dan sarana. Oleh karena itu pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan 2 aspek yaitu :
  5. Sistem rujukan penderita gawat darurat
  6. Beban kerja RS dalam menanggulangi penderita gawat darurat

Daftar Pustaka

Affeltrnger, B., Alcedo, Amman, W.J., Arnold, M., 2006. Living with Risk, “A Global Review of Disaster Reduction Initiatives”. Buku terjemahan oleh MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia), Jakarta.

WHO – ICN, 2009. ICN Framework of Disaster Nursing Competencies, WHO and ICN, Geneva, Switzerland.

UN – ISDR, 2004. Living with Risk “A Hundred Positive Examples of How People are Making The World Safer”, United Nation Publication, Geneva, Switzerland.

BNPB (2010). Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, BNPB, Jakarta.

Kemenkes R.I (2011). Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, Jakarta.

Penutup

Demikian penjelasan singkat mengenai Sistem Informasi pada Gawat Darurat. Terima Kasih

Unduh Materi

Download materi disini : gawatdarurat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini