Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas mengenai artikel “Terapi Relaksasi Nafas Dalam Apakah Itu?“. Seringkali kita menghela nafas ketika berpikir tentang sesuatu atau menahan keinginan kita. Menghela nafas sebenarnya harus sering kita lakukan tidak hanya waktu kita berpikir tentang sesuatu karena terapi relaksasi nafas dalam ini membantu kita lebih tenang dan membantu mengatasi stres. Apa itu terapi Relaksasi nafas dalam? Apa manfaatnya? Bagaimana Cara melakukannya? Mari kita simak penjelasan detail tentang terapi relaksasi nafas dalam berikut ini
Pengertian Terapi Relaksasi Nafas Dalam
Pernapasan diafragma adalah pernapasan hyang dilakukan secara perlahan sadar, sederhana dan dan dalam. Pemapasan diafragma merupakan metode pernapasan khusus yang melibatkan gerakan sadar pernapasan yang dikosentrasikan pada bagian perut/abdomen bagian bawah daerah perut dengan dengan inhalasi melalui hidung dan ekhalasi melalui mulut secara perlahan-lahan.
Tujuan
- Menurunkan metabolisme tubuh dengan mengendalikan napas pada siklus normal.
- Menurunkan ketegangan otot dan pikiran akibat stres yang dialami setiap hari.
- Membantu menurunkan tekanan darah.
Prosedur Pelaksanaan
Nafas dalam juga mempengaruhi hipotalamus yang merangsang kerja saraf simpatis dan parasimpatis mulai berkerja sehingga memperlambat kerja jantung dan tekanan darah menjadi turun. Terjadinya hipertensi salah satunya di pengaruhi oleh stress. Saat stress, hormon adrenalin yang diproduksi oleh tubuh akan keluar secara berlebih dan menyebabkan jantung berdebar keras. Saat melakukan nafas dalam, tubuh secara otomatis menciptakan efek antiadrenalin, sehingga ketegangan mereda dan tekanan darah menurun .
Persiapan klien/pasien
Sebelum terapi teknik relaksasi pernapasan diafragma ini ada beberapa hal perlu dilakukan oleh klien yaitu :
1. Posisi
Untuk menghasilkan hasil yang optimal maka tubuh dalam posisi senyaman mungkin yaitu dapat dengan duduk yang rileks ataupun berbaring terlentang dengan mata tertutup. Longgarkan pakaian sekitar leher dan pinggang, letatkan tangan diatas perut untuk merasakan naik-turunnya perut setiap pernapasan.
2. Konsentrasi
Seperti tekhnik relaksasi lainnya, pernapasan diafragma memerlukan konsentrasi penuh, konsentrasi dapat pecah dengan mudah oleh suara gaduh dari luar atau dalam diri kita sendiri, apa bila mungkin lakukan lakukan langkah-langkah untuk meminimalkan gangguan dengan cara mencari atau menyediakan tempat yang tenang untuk berlatih tekhik relaksasi pernapasan. Kegagalan dalam tekhik relaksasi merupakan awal dari belajar tekhnik ini dan sebaiknya lakukan tersebut sampai berhasil konsentrasi penuh. Pernapasan diafragma memerlukan keyakinan kita untuk tetap memusatkan perhatian hanya pada pernapasan. Mungkin akan membantu jika kita akan membayangkan aliran udara yang memasuki tubuh, maju terus sampai bagian paru-paru dan aliran tersebut dikeluarkan kembali. Petunjuk berikut dapat membantu kosentrasi : rasakan udara yang mengalir masuk ke dalam hidung, turun menuju paru dan rasakan naiknya perut dan rasakan kembali turunnya perut dan mengeluarkan napas, rasakan udara tersebut keluar dari paru-paru, tenggorokan dan rongga hidung, ulangi setiap napas seperti ini untuk meningkatkan konsentrasi.
3. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan teknik relaksasi pernapasan diafragma melalui 4 fase seperti berikut :
- Fase pertama
Inspirasi yaitu dengan cara menarik napas, udara masuk kedalam paru melalui pernapasan mulut atau hidung. - Fase kedua
Setelah udara masuk kedalam paru, berikut sedikut waktu atau jeda sekitar 2-3 detik sebelum kita mengeluarkan udara dari dalam paru kita. - Fase ketiga
Pada fase ini dilakukan setelah kita beberapa saat menahan napas selama 2-3 detik lalu mengeluarkan udara atau ekshalasi udara dari paru kita melalui saluran masuknya udara tersebut. - Fase keempat
Pada fase ini, dilakukan untuk memberikan jeda waktu sebentar sebelum kita memulai menghirup napas kembali.
Gaya pernapasan diafragma pada pada dasarnya adalah lambat, dalam dan relaks. Fase pernapasan yang paling membuat relaks adalah fase ketiga, yaitu ekshalasi. Pada fase ini daerah dada dan perut dalam keadaan relaks, membuat efek yang menenangkan pada seluruh tubuh. Dengan berlatih relaksasi ini akan menyebar ke seluruh tubuh kita.
4. Evaluasi
- Evaluasi Subyektif.
Secara subyektif kita akan merasakan relaksasi fisik dan pikiran menjadi tenang, dapat meredam rasa emosi, hati menjadi lebih sabar dan dapat menghasilkan respon yang adaptif. - Evaluasi obyektif.
Pada evaluasi obyektif didapatkan Respirasi Rete dalam batas normal (16-20 x / menit) denyut jantung 80-100x/menit dan tekanan darah dalam kondisi adaptif (sesuai kondisi klien).
Daftar Pustaka
- Heryanto AN, Terapy rekasasi fisik pernapasan diafragma, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indoensia, Jakarta, 2007.
- Anisa Oktiawati, efektivitas terapi nafas dalam untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di puskesmas penusupan kecamatan pangkah kabupaten, Undip Semarang. 2009
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel “Terapi Relaksasi Nafas Dalam Apakah Itu?“. Terima Kasih
latihan ini yoga bukan yah?
pemilihan kalimat pas di awal terkesean kontradiksi kalau hanya kita baca sekilas dan awam akan dunia kesehatan namun ketika dibaca kembali akan paham maksud dari tulisan ini, tulisannya bagus cukup detail dan sangat bermanfaat khususnya untuk saya pribadi yang tengah mencoba terapi relaksasi napas dalam.
Biasanya terapi ini dilakukan seberapa sering ya? setiap hari kah?
Akhir2 ini semenjak sakit aku sering coba terapi oernafasan. Bikib rileks dan lega
Pernafasan dalam enak buat melatih paru kita juga ya…
Aku biasa berlatih pernapasan setelah olahraga. Entah apakah itu bisa dimasukkan dalam terapi pernapasan dalam atau bukan. Hehehe