Bunda pasti pernah mendengar tentang flu singapura kan? Flu singapura ini mewabah di tahun 2008 dan sempat mereda, informasi yang beredar flu singapura mulai mewabah lagi di tahun 2016. Wabah flu singapura menyerang anak-anak di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Wabah ini terdeteksi dalam sepekan terakhir. Bunda tidak ada salahnya lho mengantisipasi penyakit ini agar buah hati kita tidak terjangkit flu singapur, membekali dengan pengetahuan dan informasi tentu sangat penting. Mari kita simak artikel Penyakit Flu Singapore Atau HFMD di maimelajah.com

Sejarah Flu Singapure

Flu singapura atau disebut juga hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan, kaki, dan mulut) pertama kali dilaporkan terjadi di New Zealand pada tahun 1957. Awalnya penyakit ini ringan dan tidak pernah merepotkan sehingga belum pernah terdengar kabarnya. Namun karakteristik flu singapura atau HMFD ini berubah sejak tahun 1997. Penyakit tersebut lebih dikenal dengan nama flu singapura karena awalnya berasal dari Singapura. Pada tahun 2000 penyakit itu sempat mewabah di Singapura sehingga menyebabkan pemerintah setempat mengimbau seluruh restoran siap saji, kolam renang, dan tempat bermain anak-anak ditutup untuk sementara. Ketika itu, 440 taman kanak-kanak dan 557 pusat perawatan anak diliburkan. Pada saat itu penyakit HMFD menyebabkan wabah di negara-negara Asia Tenggara. Flu singapura didapati mengenai lebih banyak orang, lebih parah, dan menimbulkan komplikasi yang serius. Penyakit flu singapura juga sempat merebak kembali pada tahun 2008. Kali itu negara yang menjadi sasaran adalah Cina, Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.

Definisi Flu Singapure

Istilah kedokteran flu singapura adalah hand foot and mout disease atau disingkat HFMD, jika dibahasa indonesiakan menjadi penyakit KTM (Kaki Tangan Mulut) karena salah satu ciri penyakit ini adalah adanya lepuhan pada kaki, tangan, dan mulut. Flu singapura adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan luka seperti sariawan yang banyak pada bibir dan mulut bagian dalam, luka lepuhan juga muncul pada tangan, kaki, dan terkadang pada bokong

Penyebab dan Cara Penularan

Penyebab Flu singapura adalah virus RNA famili Picornaviridae, Genus Enterovirus terdiri dari virus Coxsackie A, virus Coxsackie B, Echovirus dan Enterovirus. Virus Penyebab Flu singapura tersering namun ringan adalah Coxsackie A16, sedangkan penyebab yang menimbulkan kasus berat atau berpotensi menimbulkan komplikasi hingga kematian adalah Enterovirus 71.

Virus jenis ini menyebar ke jaringan di mulut, sekitar amandel, dan masuk ke dalam sistem pencernaan. Hingga akhirnya menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Akan tetapi sebelum virus menyebar ke organ-organ vital, sistem imunitas tubuh akan mengendalikannya. Sumber utama penyebaran kelompok virus ini adalah melalui mulut. Penyebaran flu Singapura dari satu orang ke orang lain adalah melalui kontak tidak langsung dan kontak langsung dengan penderita.

Kontak tidak langsung bisa melalui barang – barang yang terkontaminasi dengan cairan penderita. Sedangkan kontak langsung  melalui : Cairan dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin, Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk, Cairan yang berasal dari luka melepuh, Permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran penderita (tinja).

Penyakit ini umumnya menyerang balita usia 2 minggu sampai 5 tahun, namun ada kasus yang terjadi pada anak hingga usia 10 tahun. Sedangkan Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus ini, namun bisa saja terjadi. Dengan kata lain anak – anak lebih mudah terserang HMFD karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum sekuat orang dewasa, anak seusia tersebut masih belum menyadari pentingnya cuci tangan. Selain itu, mereka masih gemar memasukkan tangan ke dalam mulut. Seperti infeksi virus pada umumnya, contohnya : cacar air, anak yang sudah pernah terkena flu singapura akan memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Dengan catatan, virus strain-nya sama, tapi jika virus strainnya berbeda, anak tetap dapat terkena lagi.

Gejala Flu Singapure

Masa inkubasi virus antara 3 – 6 hari, setelah mencapai masa inkubasi akan terlihat gejala – gejala klinis pada anak antara lain :

  • Awal mulanya anak akan mengalami demam dengan suhu tubuh 101°F (38°C) sampai 103°F (39°C) disertai rewel atau lesu terkadang disertai pilek
  • Pada anak yang lebih gede biasanya mengeluh sakit tenggorokan, pada bayi mungkin akan menolak ASI atau tidak mau minum apalagi makan lantaran sakit menelan.
  • Kemudian satu atau dua hari berikutnya, muncul bintik-bintik merah yang kemudian menjadi luka atau lecet di mulut (bibir dan pipi bagian dalam, langit-langit dan tenggorokan) mirip sariawan kecil-kecil dan banyak.
  • Disamping itu muncul juga ruam berupa bintik-bintik merah datar atau timbul berisi cairan (vesikel) atau lepuhan, dan terkadang pecah menjadi lecet (ulkus).
  • Ruam atau lepuhan ini biasanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki; dapat juga muncul pada lutut, siku, bokong atau daerah genital. 
  • Beberapa anak yang terinfeksi dengan virus flu singapura ini mungkin tidak mendapatkan semua gejala penyakit. Sebagian mungkin hanya mengalami ulkus mulut atau lepuhan pada kulit. Seperti halnya penyakit virus lainnya, penyakit flu singapura akan membaik sendiri tanpa pengobatan dalam kurun waktu 7-10 hari.

Diagnosis Flu Singapure

Terdapat beberapa hal yang bisa membedakan gejala flu Singapura dengan penyakit lainnya, yaitu :

  • Pola dari gejala yang terjadi. Urutan terjadinya gejala-gejala bisa menentukan apakah seseorang tertimpa flu Singapura atau tidak. Gejala flu Singapura biasanya dimulai dengan demam dan sakit tenggorokan. Kemudian diikuti munculnya luka-luka di mulut, serta ruam pada tangan dan kaki.
  • Usia pasien. Flu Singapura umumnya terjadi pada anak berusia di bawah 10 tahun.
  • Bentuk dan ukuran luka. Ukuran luka bisa membedakan flu Singapura dari penyakit lainnya. Flu Singapura punya ukuran luka lebih kecil dari cacar.

Penanganan Flu Singapure

Penyakit flu singapura biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Anda dapat menggunakan perawatan di rumah untuk membantu meringankan gejala flu singapura pada anak, yaitu dengan cara :

  • Beri anak cairan atau minuman dingin untuk membantu meredakan sakit tenggorokan. Minum harus banyak agar tidak terjadi dehidrasi.
  • Jangan memberikan makanan atau minuman yang terasa asam atau pedas, kerupuk, keripik atau gorengan sejenis. Karena makanan ini bisa membuat sariawan lebih menyakitkan.
  • Untuk meredakan nyeri dan demam, berikan acetaminophen (parasetamol) atau ibuprofen. Jangan memberikan aspirin pada anak.
  • Jangan memberikan antibiotik karena penyakit ini disebabkan oleh virus bukan bakteri.
  • Jika anak atau bayi juga mengalami muntah, diare atau tidak dapat makan dan minum sehingga menjadi lemah, maka penderita tersebut harus dirawat.

Pencegahan

  • Mengisolasi penderita flu Singapura. Flu Singapura sangat mudah menular, oleh karena itu penderitanya disarankan untuk diisolasi hingga sembuh.
  • Membersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus. Bersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus (pakaian, seprei, meja, peralatan makan) menggunakan air dan sabun, kemudian bersihkan lagi dengan pemutih klorin.
  • Cucilah tangan dengan bersih. Cobalah untuk mencuci tangan dengan bersih secara rutin, khususnya setelah BAB, mengganti popok anak, menyiapkan makanan, dan sebelum makan.
  • Ajarkan cara menjaga kebersihan. Ajarkan pada anak bagaimana menjaga kebersihan anggota tubuhnya sendiri, sebab anak-anak di bawah 10 tahun rawan tertular flu Singapura.
  • Hindari berbagi peralatan maupun mencium anak yang sedang menderita flu Singapura.

Komplikasi

Ada beberapa komplikasi flu Singapura, tapi memang jarang terjadi. Beberapa komplikasi flu Singapura adalah :

  • Dehidrasi. Luka yang muncul pada rongga mulut dan tenggorokan bisa mempersulit penderita untuk minum cairan, yang bisa membuatnya mengalami dehidrasi.
  • Meningitis virus. Virus penyebab flu Singapura bisa mengakibatkan meningitis virus, jika virus tersebut bisa masuk ke otak. Meningitis virus adalah infeksi selaput yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang. Akan tetapi, komplikasi ini jarang terjadi.
  • Ensefalitis. Ini adalah komplikasi paling serius dan paling jarang terjadi dari flu Singapura. Ensefalitis merupakan infeksi virus yang menyebabkan jaringan otak membengkak dan meradang. Ensefalitis juga bisa menyebabkan kerusakan otak cukup parah, dan akhirnya berujung pada kematian.

Penutup

Demikian penjelasan singkat mengenai Penyakit Flu Singapore Atau HFMD. Semoga artikel Penyakit Flu Singapore Atau HFMD bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini