Rahasia Panjang Umur Orang Jepang merupakan artikel yang maimelajah.com akan coba bahas pada artikel kali ini. Menurut statistik, pria dan wanita Jepang memiliki umur harapan hidup terpanjang di dunia. Umur harapan hidup 86 tahun untuk wanita dan 79 tahun untuk pria. Statistik umur harapan hidup ini masih lebih tinggi daripada Negara Adidaya Amerika. AS umur harapan hidup yaitu 80 tahun untuk wanita dan 75 tahun untuk pria. Bukan hanya itu, organisasi kesehatan dunia WHO menyebutkan bahwa Jepangpun memiliki prestasi kesehatan dengan memiliki rata-rata umur tertua. Dimana seorang bisa hidup sehat tanpa gangguan kesehatan/ disabilitas bermakna, yaitu 75 tahun.
Data ini bisa dimaknai bahwa hingga umur 75 tahun, orang Jepang masih bisa beraktifitas dan bekerja tanpa keluhan sakit. Lebih jauh lagi Negara Jepang, memiliki angka terendah obesitas (kegemukan) di dunia, yaitu sekitar 3%. Semua itu ternyata bukan karena factor genetik. Tetapi lebih karena Negara ini memiliki segudang kebiasaan sehat yang belum dipunya Negara lain. Rahasia Panjang Umur Orang Jepang sebagai kebiasaan sehat bangsa Jepang itu adalah sebagai berikut
Me mo taberu yo (Mata pun ikut makan)
Kuliner Jepang dikenal dunia sebagai kuliner yang menyajikan makanan dengan sangat cantik dan mengikuti tata cara yang kadang rumit. Naomi Moriyama penulis Japanese Women Don’t Get Old or Fat: Secrets of My Mother’s Tokyo Kitchen. Naomi mengatakan dalam bukunya factor kecantikan makanan inilah yang membuat orang Jepang makan lebih lambat. Tujuannya menikmati kecantikan sajian makanan tersebut. Konsekuensi dari melambatnya proses makan ini adalah tubuh memiliki waktu untuk mencerna dan membuat tubuh menyadari bahwa tubuhnya sudah kenyang.
Sangat selektif dengan karbohidrat
Orang Jepang sangat teliti dalam menghitung jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh mereka. Karena ketelitian inilah, mereka sangat selektif dalam menghitung jumlah karbohidrat ke dalam tubuh. Selain jumlah karbohidrat yang tepat, orang Jepang juga dikenal memiliki variasi karbohidrat yang luas dalam diet sehari-harinya. Walaupun sama-sama Negara pemakan nasi, sebagian orang Jepang ternyata tidak makan nasi 3 kali sehari seperti orang Indonesia. Ini terjadi karena adanya pilihan karbohidrat lain yang cukup banyak dan mudah dijumpai. Karbohidrat ini seperti spaghetti, pasta, udon (mie dari beras), soba (mie dari buckle wheat), roti, cereal dll. Untuk melengkapi zat gizi yang dikonsumsi selain karbohidrat mereka memastikan bahwa diet mereka adalah diet yang seimbang. Diet seimbang dengan sayuran, buah dan daging kurus seperti ikan, cumi-cumi, kerang maupun udang.
Porsi demi porsi
Sebuah riset menemukan fakta bahwa manusia cenderung tidak bisa mengukur apa yang mereka makan dan akan memakan apapun yang disediakan. Dalam hal ini lagi-lagi Naomi Moriyama menyebutkan penyediaan makan ala Jepang yang portion by portion. Sajiannnya dimulai dari nasi, protein pertama, protein kedua, sayur segar, sayur acar hingga sup miso. Hal ini membuat seseorang terlatih untuk menakar makanan dan hanya makan sesuai dengan porsi yang dibuutuhkan. Kerugiannya penyediaan makanan cara Jepang hanya satu, cucian piring bertambah banyak.
Gila sayur
Jepang termasuk salah satu Negara yang gila sayur. Hamper sebagian besar komposisi diet makanan di jepang adalah sayur, salad hingga tumis sayur. Hal ini juga bisa dilihat, dibandingkan restoran cepat saji, restoran Jepang terkenal selalu identik dengan komposisi sayuran yang banyak. Baik dalam bentuk salad, tumis sayur di teppan, nabe/shabu-shabu maupun tempura sayur.
Minim bumbu
Untuk sebagian besar bangsa yang memiliki makanan dengan bumbu kaya rempah, makanan Jepang dengan citarasa aslinya tidak bisa dibilang enak. Orang Jepang sangat memperhatikan kualitas bahan makanan, sehingga mereka memilih cara memasak yang sangat minimal untuk mempertahankan cita rasa aslinya. Bumbu masakan Jepang pun hanya terasa asin (dari shoyu), manis (dari mirin atau tare) dan gurih (dari ekstrak atau ekisu). Dengan cara pengolahan yang relative sangat sederhana seperti derebus, dipanggang atau ditumis sebentar. Karena cara memasak yang relative sederhana ini, makanan tidak akan melaui proses panjang memasak. Sehingga kerusakan yang terjadi maupun radikal bebas yang terbentuk dari setiap proses memasak akan menjadi sangat minimal. Tentunya membuat kualitas makanan terjaga dengan baik. Hal ini juga yang membuat di Jepang banyak sekali tipe makanan yang dimakan secara mentah. Baik daging (bacon, sushi, sashimi), protein (tamago-gohan/nasi hangat dengan telur mentah ), maupun sayuran/kacang-kacangan (nattoo/kedelai yang sudah difermentasi plus telur mentah, salad)
Teh hijau tanpa gula
Kebiasaan sehat orang Jepang lainnya adalah meminum the hijau, yang dikenal memiliki aktivitas antioksidan cukup tinggi. Uniknya walaupun pahit orang Jepang lebih senang meminum teh hijau tanpa gula. Selain meminum teh hijau orang Jepang juga dikenal sangat senang meminum manis. Namun minuman manis di Jepang sangat mengoptimalkan penggunaan pemanis buatan yang relative aman dan sangat jarang menggunakan gula meja 100%. Ini membuat sangat mudah menemukan minuman di Jepang dengan label calorie off atau zero calorie
Bergerak, bergerak dan bergerak
Dalam salah satu laporan di jurnalnya preventif Medicine, Akiko Tamakoshi melaporkan ada 6 faktor yang melindungi orang Jepang dari cepat mati salah satunya adalah orang Jepang menghabiskan waktunya minimal 1 jam dalam sehari untuk berjalan. Bahkan berjalan adalah termasuk salah satu keterampilan survival yang diajarkan pada anak-anak di Jepang sedari kecil. Anak-anak usia sekolah di Jepang memang tidak diijinkan diantar jemput ke sekolah, sebaliknya mereka diwajibkan berjalan kaki dari jarak yang telah ditentukan menuju sekolah. Dengan kebiasaan yang dilatih sejak kecil ini, maka setiap orang terbiasa dengan berjalan kaki pada jarak yang jauh.
Kemampuan berjalan ini juga didukung oleh lingkungan, dimana pemerintah menyediakan daerah pedestrian/daerah pejalan kaki yang sangat terawat yang membuat pejalan kaki sangat terlindungi. Selain itu di Jepang tidak ada alat transportasi kecil seperti mikrolet dan ojek, sehingga untuk mencapai rumah dari stasiun kereta atau terminal bus orang Jepang tidak punya pilihan lain selain berjalan kaki. Dan ternyata kebiasaan berjalan ini menurut mayo clinic, sangat baik untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan risiko diabetes mellitus tipe 2, menjaga berat badan dan juga meningkatkan mood dan stamina.
Gemuk adalah dosa
Di Jepang kurus bukan hanya sekedar harga yang dibayar untuk pakaian ataupun penerimaan masyarakat, tetapi menjadi kurus adalah wajib. Pemerintah Jepang dikenal memiliki kepedulian besar dengan kesehatan warganya, mengingat system pembiayaan asuransi yang dianut Negara ini, 70% biaya kesehatan warga ditanggung oleh Negara membuat pemerintah harus bekerja keras untuk membuat warganya sehat diantaranya dengan menetapkan undang-undang kesehatan yang isinya dianjurkan bahkan diwajibkan untuk warga yang berusia 40 tahun ke atas memiliki diameter pinggang kurang dari 85 cm untuk pria dan 90 cm untuk wanita. Menurut professor kedokteran di Universitas Tokai konsumsi kalori yang dimakan orang Jepang belakangan ini sudah jauh berkurang disbanding 10 tahun yang lalu, salah satunya karena kampanye sehat yang didengungkan oleh pemerintah secara kontinyu
Buah Ume jauhkan Anda dari dokter
Umeboshi (dreid ume) atau buah ume yang dikeringkan adalah buah yang berasal dari genus Prunus mume dan termasuk jenis acar buah yang paling sering ditemukan dalam makanan Jepang seperti onigiri (rice ball), o-bento (makanan kotak). Terkenal di seantero Jepang dengan dominasi rasa asin dan asam, buah ume atau acar ume, terutama jenis yang sudah dibumbui (seasoned), termasuk makanan yang berada dalam kategori wajib ada dalam salah satu waktu makan orang Jepang, baik diletakkan di tengah nasi untuk membentuk konfigurasi bendera Jepang maupun dimakan begitu saja.
Buah ume sering disebut sebagai apricot Jepang di banyak Negara ini, selain memberikan rasa segar di mulut ternyata juga dikenal memiliki khasiat kesehatan antara lain sebagai pembersih mulut, penyeimbang kadar asam lambung, maupun sebagai antiseptic saluran cerna, sehingga di Jepang tidak heran ada pepatah berbunyi one umeboshi a day will make a doctor stay away (satu buah ume sehari akan menjauhkan kita dari dokter) sama layaknya orang Eropa mengenal one apple a day will make a doctor stay away (satu apel sehari akan menjauhkan kita dari dokter).
Ada beberapa pusat penelitian yang telah melaporkan khasiat buah ume di jurnal-jurnal internasional. Universitas Nasional Chonnam Korea menemukan bahwa ume (buah MAesil di Korea) dapat mengurangi lesi kulit maupun peradangan kulit pada dermatitis atopic (radang kulit atopik). Universitas Wakayama Jepang juga mengklaim bahwa memakan buah Ume dapat mengurangi gejala radang lambung kronik, karena infeksi kuman helicobacter pillory. Lebih jauh lagi Kagoshima University melaporkan bahwa ekstrak buah ume yang sudah dikenal memiliki efek anti kanker dan anti radang terbukti menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri mulut dan juga berpotensi menghambat pembentukan biofilm oleh streptococcus mutans, agen penting yang berperan dalam pembentukan carries gigi.
Penutup
Terima Kasih sudah membaca artikel Rahasia Panjang Umur Orang Jepang. Semoga dengan artikel Rahasia Panjang Umur Orang Jepang dapat membantu kita semua.