Ada pria yang di dalam cairan mani (semen) nya tidak ada sperma, ini membuat suami sulit menghamili pasangannya. Adakah harapan untuk bisa menyelamatkan senjata tanpa peluru ini?? Kali ini maimelajah.com akan mengulas lebih jauh tentang artikel Menyelamatkan Senjata Kosong Suami.
Ramai di masyarakat dibicarakan Si A setelah 6 tahun menikah tidak juga diberikan momongan. Keadaan inilah yang menjadi pembicaraan teman dan kerabat suami istri ini. Sebetulnya dini bukan tanpa usaha, beberapa tahun lalu atas dasar anjuran keluarga dan inisiatifnya pula ia melakukan medical check up untuk memastikan ada tidaknya masalah dalam reproduksinya. Kebahagiaan sempat mampir saat hasil pemeriksaan menunjukkan hasil baik-baik saja. Namun kebahagiaan itu memudar seiring waktu berjalan. Rahimnya masih juga kosong. Atas bujukan dokter pribadinya ia meminta sang suami untuk melakukan tes medis yang sama. Titik terang mulai didapat setelah hasil tes keluar, namun kegelapan masih saja menaungi ketika hasil tes menunjukkan suami menunjukkan azoospermia. Azoospermia adalah keadaan dimana sperma suami kosong.
Kemandulan pada pria
Faktor ketidaksuburan pada pria merupakan penyebab utama terjadinya infertilitas (kemandulan) pada pria serta menyumbang sekitar 30-40% pada ketidaksuburan pasutri (pasangan suami istri). WHO (2010) mencatat sebanyak 25% dari pasutri tidak memiliki keturunan dalam kurun waktu 1 tahun setelah menikah. Dari persentase tersebut 15% mencari pengobatan dan sisanya tetap tidak mempunyai keturunan.
Pasutri dikatakan mengalami infertilitas bila melakukan senggama secara teratur selama lebih dari 1 tahun tanpa kontrasepsi namun belum memiliki keturunan. Dua factor utama yang menyebabkan infertilitas pada pria adalah spermatozoa dan non spermatozoa. Factor spermatozoa bisa disebabkan oleh varikokel, idiopatik (tidak diketahui), factor genetic, sumbatan saluran spermatozoa (obstruksi), kelainan bawaan lahir, infeksi menular seksual dan gangguan hormone. Selain itu gaya hidup yang tidak sehat dan penggunaan steroid atau hormone yang tidak tepat juga mempengaruhi ketidaksuburan pada pria. Selain itu terdapat factor non spermatozoa misalnya kelainan seksual (gairah rendah, disfungsi ereksi, gangguan ejakulasi atau kelainan bentuk anatomi penis, sehingga tidak bisa senggama ) atau pasutri yang jarang senggama. Kelainan spermatozoa dapat berupa kelainan jumlah (oligo), gerakan (astheno) maupun bentuknya (terato). Bila sperma suami kosong disebut azoospermia.
Azoospermia
Azoospermia adalah keadaan dimana sperma suami kosong atau air mani yang dikeluarkan tidak mengandung sperma. Azoospermia dapat terjadi karena adanya sumbatan saluran spermatozoa (azoospermia obstruksi) atau kegagalan testis memproduksi spermatozoa (azoospermia non-obstruksi). Penanganan kasus azoospermia dilakukan berdasarkan penyebab azoospermia, menurut dr Ponco SpU azoospermia ditemukan dalam 10% kasus infertilitas pria. Merupakan salah satu kelainan pada kesuburan pria dimana tidak adanya spermatozoa pada semen (air mani) karena adanya sumbatan saluran reproduksi (azoospermia obtruksi) atau kegagalan testis memproduksi spermatozoa (azoospermia non obstruksi). kondisi ini diklasifikasikan menjadi 3 golongan yakni :
- Presticular azoospremia,ketiadaan sperma dalam semen yang diindikasikan oleh :
- Hypogonadism ialah penurunan aktivitas fungsional kelenjar kelamin disertai retardasi pertumbuhan dan perkembangan seksual.
- Hypogonadotropic disebabkan oleh defisiensi gonadotropin
- Testicular azoospermia : Tidak adanya sperma dalam air ani disebabkan oleh kondisi testis yang tidak normal. Jumlah sperma yang dihasilkan pada proses sperma-togenesis sedikit dan tidak sempurna. Pria dengan kondisi seperti ini perlu untuk melakukan evaluasi kromosom
- Posttesticular azoospermia : Testis memproduksi sperma dengan baik namun tidak ada ejakulasi. Hal ini disebabkan oleh adanya obstruksi pada saluran kelamin, seperti vasektomi atau obstruksi pada saluran ejakulasi karena infeksi. Untk mengatasinya dapat dilakukan operasi vasectomy reversal.
Pasien infertilitas pria dengan azoospermia perlu kita cari beberapa hal yang menyebabkan apakah sumbatan atau non sumbatan. Adakah riwayat kelainan bawaan seperti testis yang tidak berada di kantung testis, adanya kelainan menghidu (tidak dapat mencium bau), riwayat testis yang terpuntir (torsio), penggunaan hormone testoteron, riwayat pengobatan kanker menyokong kemungkinan suatu kelainan bukan sumbatan. Sedangkan riwayat operasi didaerah inguinal dapat merupakan penyebab kelainan sumbatan. Operasi yang bertujuan untuk kontrasepsi mantap atau vasektomi seringkali meyebabkan terjadinya ostruksi. Riwayat penyakit infeksi juga penting untuk diperhatikan terutama infeksi menular seksual dapat menyebabkan sumbatan saluran spermatozoa sekaligus merusak pabrik spermatozoa
Bagaimana diagnosisnya
Pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk melihat ada/tidaknya varikokel, ukuran testis, ada/tidaknya saluran spermatozoa (vas deferens) serta melihat adanya tanda- tanda sumbatan. Ukuran testis yang lebih kecil dan konsistensinya yang lembek menunjukkan kemungkinan bukan sumbatan sedangkan tidak terabanya saluran spermatozoa atau adanya saluran yang melebar, menunjukkan kemungkinan sumbatan. Pemeriksaan tambahan yang dilakukan adalah pemeriksaan hormone (FSH, LH, testoteron) dan USG skrotum. Peningkatan hormone FSH (hormon yang memberi instruksi testis untuk membuat spermatozoa) disertai penurunan LH dan testoteron menandakan adanya gangguan dalam pembentukan spermatozoa (bukan sumbatan). Dari pemeriksaan USG dapat diketahui ukuran testis dan adanya pelebaran saluran spermatozoa. Walaupun dari wawancara pemeriksaan fisik dan tambahan (hormon dan USG) sudah menyokong adanya kelainan sumbatan atau bukan sumbatan, namun diagnosis pastinya adalah dengan operasi
Bisakah punya anak?
Masih ada harapan, pada pasien yang masih ingin mencoba untuk hamil secara normal, dapat dilakukan operasi eksplorasi testis, untuk melihat ada/tidaknya sumbatan, bila terdapat sumbatan dapat dilakukan penyambungan sumbatan tersebut. Pada pasien dengan keterbatasan waktu (usia pasangan wanita) atau dana maka tindakan yang dianjurkan adalah pengecekan ada/tidaknya spermatozoa. Bila terdapat spermatozoa dilanjutkan dengan tindakan pembekuan sperma. Selanjutnya bila pasangan tersebut ingin memiliki keturunan maka harus mengikuti program bayi tabung. Bila tidak ditemukan spermatozoa maka saat ini teknologi kedokteran yang ada belum memungkinkan pasangan tersebut untuk memperoleh keturunan. Jadi perlu dipersiapkan mental sebelum melakukan operasi ini.
Teknik pengecekan ada tidaknya spermatozoa dilakukan dengan teknik penyedotan daerah epididimis (PESA- Percutaneus Epididimal Sperm Aspiration) maupun dengan teknik bedah mikro untuk mengambil jaringan testis (TESE-Testicular Sperm Extraction). Pada teknik PESAteknik pengambilan tanpa luka sedangkan teknik TESE ada luka sayatan kecil di daerah skrotum. Efek samping yang mungkin terjadi seperti operasi yang lainnya adalah infeksi dan perdarahan. Operasi ini tidak mengakibatkan gangguan pada fungsi seksual, seperti disfungsi ereksi maupun kelainan ejakulasi. Pasien azoospermia dengan varikokel, dianjurkan untuk dilakukan operasi varikokel terlebih dahulu karena diketahui bahwa sekitar 30-40% pasien azoospermia dengan varikokel, setelah operasi varikokel dapat ditemukan spermatozoa kembali dalam cairan ejakulasinya. Pemilihan jenis tindakan sangat bergantung dengan situasi dan kondisi pasien dan perlu didiskusikan dengan dokter yang menanganinya.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai Menyelamatkan Senjata Kosong Suami. Semoga artikel Menyelamatkan Senjata Kosong Suami dapat menjadi referensi bagi pasangan suami istri. Terima Kasih