Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas artikel mengenai Sectio Caesarea Yuk Intip Infonya!. Penjelasannya tentang artikel “Sectio Caesarea Yuk Intip Infonya!” bisa dilihat dibawah ini :
Apa itu Sectio Caesarea :
- Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Rustam Mochtar, 1998)
- Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)
Jenis – jenis Operasi Sectio caesarea
1. Abdomen (Sectio caesarea Abdominalis)
a. Sectio Caesarea Transperitoneali :
Sectio caesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri sepanjang 10 cm.
Kelebihan :
- Mengeluarkan janin lebih cepat
- Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
- Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan :
- Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada retroperitonealisasi yang baik
- Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri spontan
Sectio caesarea Ismika atau profunda atau Low Cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm
Kelebihan :
- Penjahitan luka lebih mudah
- Penutupan luka dengan retroperitonealisasi yang baik
- Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum
- Perdarahan kurang
- Resiko terjadi ruptura uteri spontan lebih kecil
Kekurangan :
- Luka dapat menyebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak
- Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.
Sectio caesarea Ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal.
Vagina (Sectio Caesarea Vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, seksio sesarea dapat dilakukan sbb : a. Sayatan Memanjang (Longitudinal) menurut Kronig b. Sayatan Melintang (Transversal) menurut Kerr c. Sayatan Huruf T (T-Incision)
Indikasi Sectio Caesarea
- Panggul sempit
- Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
- Disproporsi Sefalopelvik
- Ruptura uteri mengancam
- Partus tak maju (obstructed labor)
- Partus lama (prolonge labor)
- Distosia serviks
- Pre eklamsi dan hipertensi
- Stenosis serviks uteri / vagina
- Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
- Incoordinate Uterine Action
- Mal Presentasi Janin :
- Letak lintang
- Letak bokong, bila panggul sempit, primigravida, janin besar
- Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara – cara lain tidak berhasil.
- Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil
- Gemelli, bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu, bila letak interlok (locking of the twins), distosia oleh karena tumor, gawat janin.
Kontra Indikasi Sectio caesarea
- Janin sudah meninggal di dalam uterus
- Infeksi intra partum
- Syok / Anemia berat yang belum teratasi
- Kelainan kongenital berat : hidrosefalus, anensefalus,
- Janin terlalu kecil untuk hidup di luar kandungan.
Komplikasi Sectio caesarea
Komplikasi yang mungkin timbul dari tindakan seksio sesarea adalah :
- Infeksi puerperal (nifas)
- Ringan, seperti kenaikan suhu beberapa hari.
- Sedang, dengan kenaikan suhu lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung.
- Berat, dengan peritonitis, sepsis, dan ileus paralitik. Penanganannya adalah dengan pemberian cairan, elektrolit dan antibiotik yang adekuat, dan tepat.
- Perdarahan, disebabkan karena :
- Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
- Atonia Uteri
- Perdarahan pada Placental bed.
- Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonealisasi terlalu tinggi
- Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang karena kurang kuatnya perut pada dinding uterus, hal ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
Pemeriksaan Penunjang
- Urinalisa : Kultur Urine, Darah vagina dan Lochea
- Jumlah Darah Lengkap : Hb, HT, SDP
Pathway Sectio caesarea
Penatalaksanaan post operasi seksio sesarea
- Pasien dibaringkan miring didalam kamar dengan pemantauan tensi, nadi, nafas tiap 15 menit jam kemudian 30 menit dalam satu jam berikutnya dan selanjutnya tiap jam
- Pasien tidur dengan muka kesamping dan kepala agak tengadah agar jalan nafas bebas
- Letakkan tangan diatas didepan badan agar mudah melakukan pemantauan tensi
- Tungkai bagian atas dalam posisi fleksi
- Beri analgetik. Suppositoria : ketoproven supp 2 x/ 24 jam. Oral : tramadol tiap 6 jam. Injeksi : pethidine 50 – 75 mg tiap 6 jam
- Pasien boleh menggerakkan sedikit kaki dan tangan serta tubuhnya dapat duduk pada jam 8 – 12 dan 24 jam post operasi boleh jalan.
- Setelah 6 jam post operasi, peristaltik positif maka klien dapat diberikan minum teruama pada klien dengan anastesi epidural
- Klien dapat makan lunak pada hari 1, infus dapat dicabut setelah 24 jam pasca bedah
- Kateter dapat dicabut 24 jam pasca bedah
- Kasa pada luka operasi harus dilihat pada hari 1 pasca bedah umumnya balut diganti pada hari 3 – 4 dan sebelum pulang klien dapat mengantinya sendiri dengan diberi zalf betadine.
- Jahitan dapat dibuka pada hari 5 paska pembedahan.
- Pasien dapat dirawat gabung dengan bayi dan memberikan ASI pada posisi tidur / duduk
- Pemeriksaan laborat yang diperlukan adalah Hb, Ht dan biasanya akan terjadi penurunan Hb s/d 2 %
- Bila turun dibawah 8 % dipertimbangkan untuk tranfusi.
- Perawatan cukup 3 – 4 hari, berikan instruksi mengenai perawatan luka dan keterangan tertulus mengenai tehnik pembedahan.
- Pasien diminta datang dengan segera bila terdapat : perdarahan, demam, nyeri perut berlebihan.
- Pasien diminta kontrol 1 minggu setelah pulang.
Pengkajian
- Sirkulasi : Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kurang lebih 600 – 800 cc
- Integritas Ego : Labilitas Emosional, dari kegembiraan sampai dengan ketakutan, marah, menarik diri.
- Eliminasi : Mungkin terpasang kateter, Bising usus tidak ada, samar atau jelas
- Makanan dan Cairan : Pola Makan dan minum
- Neurosensori : Gerakan, Efek anestesi
- Nyeri / Ketidaknyamanan : Trauma bedah / Insisi. Distensi kandung kemih, efek anestesi.
- Pernafasan : Bunyi paru, RR, pola nafas, irama, kedalaman.
- Keamanan : Keadaan balutan
- Seksualitas : Kontraksi fundus uteri, jumlah lochea, karakteristik
- Keadaan Umum : Kesadaran.
- Tanda-tanda Vital : TD, Nadi, Suhu, RR.
- Payudara : Kolostrum, pembesaran, simetris, putting menonjol / datar
- Kulit : Masker kehamilan / kloasma, striae gravidarum, linea nigra/alba, hiperpigmentasi.
- Abdomen :
- Luka Operasi : Kemerahan, bengkak, perdarahan, nyeri, drainage
- Otot Abdomen / Diastasis Recti abdominalis
- Lochea : Jumlah, karakteristik, warna, bau
- Perineum : Kebersihan, edema
- Anus : Hemoroid, Konstipasi
- Vesika Urinaria : Distensi kandung kemih, jumlah urine / 24 jam
- Tanda- tanda Infeksi : Color, Rubor, Dolor, Fungsiolaesa.
- Respon Psiko-emosional pada kelahiran.
Diagnosa Keperawatan
- Nyeri berhubungan dengan adanya luka insisi SC
- Resiko tinggi kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang berlebihan.
- Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
- Risiko tinggi cidera berhubungan dengan efek anastesi
- Risiko perubahan eliminasi urine dan konstipasi berhubungan dengan trauma mekanik
- Risiko kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungn dengan perubahan aliran darah ke plasenta melalui tali pusat