Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas tentang artikel Tidur Mendengkur Apakah Berbahaya?. Mendengkur atau istilah lainnya adalah mengorok tampaknya masih dianggap sebagai hal yang lumrah. Biasanya orang akan berpendapat bahwa mengorok hanya karena yang tertidur sedang sangat kelelahan. Mendengkur memang seringkali membuat orang-orang di dekatnya merasa terganggu. Padahal orang yang mendengkur pasti juga tidak menginginkan dirinya sebagai pengganggu. Apalagi orang-orang terdekatnya, belum lagi mereka pasti merasa malu saat mereka harus terpaksa tidur sekamar dengan orang di luar anggota keluarga. Hal-hal demikian sebenarnya tidak begitu menjadi masalah. Yang harus diperhatikan adalah ada bahaya yang mengintai si penderita yang disebabkan oleh mendengkur tersebut. Paling fatal akibat mendengkur dapat menimbulkan masalah kesehatan, kecelakaan dan kematian dini jika tidak segera di obati.

Pengertian Mendengkur

Mendengkur adalah suara yang terdengar yang dihasilkan saat seseorang tertidur diakibatkan oleh penyempitan di saluran nafas atas mulai dari lubang hidung sampai ke pita suara. Kalau ada penyempitan maka udara yang lewat akan mengakibatkan getaran dari dinding – dinding saluran nafas sehingga terjadilah suara mendengkur. Penyempitan bisa diakibatkan secara mekanik oleh ukuran organ di saluran nafas atas yang terlalu besar atau karena kolapsnya saluran nafas yang disebabkan tonus otot yang berkurang. Bila salah satu atau keduanya terjadi, maka saat udara melalui saluran nafas yang disebabkan tonus otot yang berkurang. Bila salah satu atau keduanya terjadi maka saat udara melalui saluran nafas, maka lapisan mukosa dinding – dindingnya akan tertarik yang membuat sumbatan lebih besar sehingga suara semakin kencang. Bahkan pada beberapa kasus suara mendengkur bisa mencapai 87,5 db yang artinya setara dengan suara mesin pesawat jet atau mesin pabrik tekstil.

Henti Nafas ≥ 10 Detik

Bila sumbatan yang terjadi sampai total, maka jatuhlah pada keadaan Obstructive Sleep Apnea (OSA). Dari 8 kategori gangguan tidur, OSA termasuk dalam kategori kedua yaitu  sleep related breathing disorder   atau gangguan tidur yang terkait dengan pernafasan. Sesuai namanya yang dimaksud dengan OSA memang terjadinya henti nafas (apnea) saat tidur yang diakibatkan oleh sumbatan (obstruksi) saluran nafas. Sudah dikategori OSA bila apnea saat tidur terjadi lebih atau sama dengan 10 detik. Orang yang mengalami OSA bisa jadi tidak menyadarinya. Awalnya mungkin seseorang itu memiliki kebiasaan mengorok namun karena kebiasaan itu dibiarkan lama – lama bisa menimbulkan kondisi yang disebut sumbatan/tahanan jalan nafas. Seperti mekanisme yang dijelaskan sebelumnya, sumbatan itu akan bertambah parah hingga total dan akhirnya menimbulkan OSA.

Pada saat OSA suara mengorok menghilang karena memang tidak ada aliran udara yang bisa mengalir untuk menggerakkan dinding –dinding saluran nafas akibat adanya sumbatan total. Dampak negatifnya tentu saja tidak ada oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Sebaliknya karbondioksida tertahan di dalam tubuh. Akibatnya orang tersebut akan mengalami kekurangan oksigen. Oksigen yang berkurang akan merangsang susunan saraf pusat untuk membuat orang tersebut terbangun. Meski begitu bisa jadi orang itu tidak bangun dalam kondisi sadar penuh dan segera tertidur kembali. OSA bisa terjadi berulang – ulang selama satu siklus tanpa orang tersebut menyadarinya. Selain beberapa kali terbangun saat tidur, salah satu gejala akibat dampak OSA yang bisa terlihat jelas adalah merasa tidak segar ketika bangun pagi hari dan mengalami ngantuk yang berlebihan pada pagi – siang harinya yang disebut sebagai Excessive Daytime Sleepiness (EDS). Bisa jadi Anda sendiri itu merasa bahwa tidurnya semalaman sudah cukup tapi bingung mengapa masih merasa sangat mengantuk, waspadalah terjadi OSA pada Anda.

Dampak OSA adalah mengakibatkan penyakit hipertensi, kardiovaskuler, bahkan stroke. Saat orang mengalami OSA dia akan mengantuk ketika bangun di pagi hari, kepala pusing, tidak bugar tubuhnya. Kondisi seperti itu tentu saja akan menurunkan kualitas hidupnya, karena lebih rentan emosinya, marah – marah, dan tidak maksimal dalam belajar maupun bekerja. Selain merasa dampaknya untuk diri sendiri bagi pasangannya pun berdampak buruk. Suara dengkuran yang amat keras akan membuat pasangan yang tidur bersamanya akan mengalami gangguan tidur pula, yang tentunya akan sangat membantu. Tak jarang ada pasangan yang pisah ranjang atau bahkan bercerai gara – gara dengkuran.

Penyebab dan Faktor Resiko

OSA terjadi akibat adanya sumbatan pada saluran nafas atas mulai dari hidung hingga laring dan pita suara. Sumbatan di hidung bisa berupa konkha hipertropi, septum deviasi, dan polip. Berlanjut ke daerah nasofaring, sumbatan bisa diakibatkan oleh hipertropi tonsil dan uvula. Dinding lateral faring bisa mengalami hipertrofi yang juga menyebabkan sumbatan. Lidah juga berperan dominan ada sebagian orang yang memiliki lidah besar (makroglosia) sehingga bisa menutupi jalan nafas. Bisa juga terjadi kelainan di daerah maksilofasial yang membuat kerangka saluran nafas menjadi lebih sempit misalnya pada mereka dengan sudut dagu lebih ke belakang atau dagu kecil. Semakin tinggi usia semakin tinggi risiko terkena OSA. Penekanan obesitas pada OSA bukan pada besarnya lingkar perut tetapi lingkar leher. Penumpukan jaringan lemak pada anterolateral saluran nafas menyebabkan lumen saluran nafas menyempit. Studi menunjukkan lingkar leher merupakan predictor kuat OSA. Lingkar leher < 37 cm berarti risiko rendah sedang lingkar leher > 48 cm risiko tinggi. Pengukuran lingkar leher tepat di bawah jakun. Selain factor tersebut merokok dan alcohol merupakan penyebab orang berisiko terkena OSA.

Pemeriksaan

Untuk mereka yang ingin memastikan apakah mengalami OSA akan menjalani serangkaian pemeriksaan. Diawali dengan anamesa/wawancara, dokter akan menilai skala Epworth dan dilakukan pemeriksaan fisik.  Dilakukan pemeriksaan polisomnografi dan nasolaringografi    

Cara Mengatasi

Dicari penyebabnya dan factor risikonya, jika penyebabnya adalah mekanik maka harus segera diatasi. Misalnya penyebabnya karena amandel harus dilakukan operasi. Penggunaan masker CPAP yaitu alat yang terdiri dari masker dan kompresor. Masker dipasang dihidung lalu ke dalam masker dialirkan udara bertekanan positif dari kompresor sehingga jalan nafas akan tetap terbuka. Karena masker CPAP biasanya perngorok tidak akan mengorok lagi dan bangun dalam keadaan bugar. Memang masker ini harus dipakai selama tidur sehingga kurang nyaman namun pemakaian masker CPAP ini sudah diteliti dan sangat efektif dalam mengatasi OSA. Menghindari factor risiko seperti merokok, alcohol, obesitas, rutin berolahraga.

Penutup

Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Tidur Mendengkur Apakah Berbahaya?, semoga artikel tentang Tidur Mendengkur Apakah Berbahaya? bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini