Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas artikel yang berjudul Awas Skizofrenia Pada Anak. Skizofrenia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perilaku dan pemikiran yang abnormal, biasanya mulai muncul setelah usia 12 tahun tapi di lapangan skizofrenia pada anak ini pernah ditemukan pada anak yang berusia 8 tahun. Dari 12 anak yang mendapat terapi psikiatri, ternyata salah satunya menunjukkan gejala psikosis yang ditandai dengan delusi dan halusinasi. Delusi dikenal juga dengan waham yaitu keyakinan yang salah dan tidak bisa diubah melalui penalaran atau bujukan. Sedangkan halusinasi adalah mendengar atau melihat suara yang sebenarnya tidak nyata. Kedua gejala ini sangat nyata pada penderita skizofrenia.
Struktur Otak yang Abnormal
Hingga saat ini penyebab pasti skizofrenia anak masih belum jelas. Ada banyak factor yang mendukung yaitu factor genetic, lingkungan, infeksi, social dan ekonomi serta factor kepribadian dasar yang dimiliki oleh si – anak sendiri. Faktor genetic berpengaruh besar pada penderita dengan skizofrenia. Anak yang menderita skizofrenia biasanya memiliki saudara (ayah, ibu, kakak, kakek, paman, atau saudara sepupu) yang mengidap penyakit ini juga. Apabila seorang anak mempunyai saudara dengan skizofrenia tapi tes psikiatri tidak menunjukkan dia mengalami gangguan, tapi di kemudian hari anak ini memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan psikiatri.
Gangguan psikiatri tidak hanya skizofrenia saja tetapi bisa juga gangguan kepribadian, mudah depresi, gangguan mood. Walaupun patofisiologi penyakit dengan skizofrenia ini masih belum jelas tetapi hipotesis mengatakan bahwa pelepasan dopamin yang berlebihan di otak bisa menyebabkan timbulnya gejala psikosis. Karena hipotesis itu maka pengobatan skizofrenia pada anak mengacu pada obat – obatan yang cara kerjanya menghambat reseptor D. Selain itu ukuran otak juga mempengaruhi terjadinya skizofrenia. Pada penderita skizofrenia memiliki otak yang lebih kecil, terlihat dari ukuran vetrikelnya yang melebar pada penderita skizofrenia.
Penyebab yang Multifaktor
Skizofrenia muncul tidak hanya disebabkan oleh factor genetic dan factor lingkungan saja melainkan gabungan dari banyak factor. Jika seorang anak sudah memiliki factor genetic atau pada garis keturunannya ada yang menderita gangguan psikiatri maka oleh karena factor pencetus tertentu bisa muncul gejala psikosis. Misalnya seorang anak yang mempunyai garis keturunan dari kakek mengalami gangguan psikiatri. Anak dididik oleh orang tua yang otoriter, persaingan di sekolah yang ketat, dan teman – teman yang tidak bersahabat menjadikan anak mengalami stress kejiwaan. Fase ini kemudian akan berlanjut menjadi gangguan kejiwaan delusi dan halusinasi.
Tanda dan Gejala
Tingkah laku anak dengan skizofrenia akan berubah perlahan – lahan. Anak yang tadinya ceria, pandai bergaul, serta memiliki banyak teman akhirnya mulai menarik diri dari lingkungan bermainnya. Dia lebih senang menyendiri dan berdiam diri. Gejala awal ini akan sering ditemui pada beberapa gangguan kejiwaan pada anak – anak seperti autism, sindrom asperger, gangguan perkembangan pervasive dan gangguan disintegrative. Oleh karena itu diagnosis skizofrenia pada anak jarang ditemukan namun bila pasti anak sudah menderita skizofrenia kemungkinan besar akan berlangsung terus hingga dewasa.
Skizofrenia yang terjadi pada anak dibawah 12 tahun atau disebut sebagai early onset of Skizofrenia memiliki prognosis yang sangat buruk. Terkadang pada onset usia remaja ia mengemukakan ide –ide aneh dan bercerita tentang ketakutan – ketakutan. Selain kemampuan anak untuk bersosialisasi, kemampuan untuk menangkap pelajaran dan berkonsentrasi juga berkurang. Untuk hal ini orang tua biasanya terlambat untuk mengetahui sebelum diberitahu oleh guru bahwa kemampuan belajar anak menurun. Anak juga akan mengalami gangguan bahasa dan komunikasi. Dia tidak mampu mengemukakan perasaan, keinginan atau tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh orang lain. Gejala ini akan terus berlanjut menjadi gejala psikotik (delusi dan halusinasi). Anak mengatakan ada suara – suara yang bilang dia bodoh, ibu tidak saying kamu dan banyak lagi suara hinaan – hinaan lainnya. Suara itu didengar kapan saja, sehingga terkadang anak menjerit histeris dan menangis secara tiba – tiba. Atau anak melihat sesuatu misalnya mahkluk menyeramkan atau bayangan hitam sehingga anak ketaktan. Selain itu anak mempunyai keyakinan yang aneh dan tidak bisa diluruskan dengan bujukan atau pengertian. Misalnya dia merasa sebagai anak adopsi yang seharusnya dia adalah putri raja yang dibuang atau dia merasa bahwa sudah mempunyai anak 10 dan semuanya menghilang. Pemikiran itu bukanlah khayalan tetapi sudah diyakini benar oleh anak. Pada sesi konsultasi bentuk pemikiran anak yang aneh akan terlihat.
Selain itu ada juga gejala lainnya seperti :
Memiliki jalan berpikir yang membingungkanTerdapat fase antara ceria dan depresi yang sangat ekstrimMengatakan ada orang lain yang membenci dirinya dan berbicara padanyaCemas dan takut yang sangat berlebihanKesulitan bergaul dan sulit memiliki temanMenarik diri dan menutup diriHigienitas buruk
Tata Laksana
Skizofrenia tidak bisa disembuhkan sama sekali tetapi gejalanya bisa dikendalikan. Anak – anak dengan diagnose skizofrenia biasanya akan mengkonsumsi obat antipsikotik. Tujuannya adalah mengurangi gejala psikotik yang nantinya akan mengganggu anak dalam aktivitas sehari – hari. Mengenai efek samping obat anak – anak lebih peka seperti tremor, gerakan yang melambat, kejang otot sehingga pengawasannya harus ekstra hati – hati. Mungkin awalnya anak harus di rumah sakit dulu untuk menyesuaikan dengan dosis obat. Selain pengobatan, psikoterapi juga penting untuk dilakukan
Penutup
Demikian artikel kami yang berjudul Awas Skizofrenia Pada Anak, semoga artikel Awas Skizofrenia Pada Anak dapat membantu teman-teman mengenali gejala dari Skizofrenia. Terima Kasih