Konsep Dasar Kompartemen Sindrom

1. Anatomi Kompartemen Sindrom

Kompartemen Sindrom (Gejala dan Pathway)

Kompartemen Sindrom (Gejala dan Pathway) merupakan artikel yang akan maimelajah.com bahas pada kesempatan kali ini. Daerah ekstermitas memiliki banyak kompartemen yang didalamnya terdapat otot,saraf,dan pembuluh darah. Itu semua diselubungi oleh membran yang keras dan tidak elastis yang disebut dengan fasia. Kompartemen sindrom terjadi apabila terjadi peningkatan tekanan dalam kompartemen. (ENA,2000:533)

2. Definisi Kompartemen Sindrom

Kompartemen Sindrom (Gejala dan Pathway)

Sindrom Kompartemen merupakan suatu kondisi yang bisa mengakibatkan kecacatan hingga mengancam jiwa akibat terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruangan terbatas  yakni kompartemen osteofasia yang tertutup. Sebagian besar terjadi pada daerah lengan bawah dan kaki. Sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan. (ENA,2000:533)

3. Etiologi Kompartemen Sindrom

Terdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang kemudian memicu timbullny sindrom kompartemen, yaitu antara lain:

  1. Penurunan volume kompartemen Kondisi ini disebabkan oleh :
    • Penutupan defek fascia
    • Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas
  2. Peningkatan tekanan eksternal
    • Balutan yang terlalu ketat
    • Berbaring di atas lengan
    • Gips
  3. Peningkatan tekanan pada struktur komparteman. Beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain :
    • Pendarahan atau Trauma vaskuler
    • Peningkatan permeabilitas kapiler
    • Penggunaan otot yang berlebihan
    • Luka bakar
    • Operasi
    • Gigitan ular
    • Obstruksi vena Sejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang paling sering adalah cedera, dimana 45 % kasus terjadi akibat fraktur, dan 80% darinya terjadi di anggota gerak bawah.

4. Manifestasi Klinis Kompartemen Sindrom

  1. Pain (nyeri) : nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang  terkena,  ketika ada trauma langsung. Nyeri merupakan gejala dini yang paling penting. Terutama jika munculnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan klinik (pada anak-anak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya). Otot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik dan sering.
  2. Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daereah tersebut.
  3. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
  4. Parestesia (rasa kesemutan)
  5. Paralysis : Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom.

5. Patofisiologi

Peningkatan tekanan jaringan menyebabkan obstruksi vena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan secara terus menerus menyebabkan tekanan arteriolar intramuskuler bawah meninggi. Pada titik ini, tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler sehingga menyebabkan kebocoran ke dalam kompartemen, yang diikuti oleh meningkatnya  tekanan dalam kompartemen.  Penekanan terhadap saraf perifer disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat. Bila terjadi peningkatan intrakompartemen, tekanan vena meningkat. Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti, Sehingga terjadi hipoksia jaringan (pale). Jika hal ini terus berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus, yang akan menyebabkan kerusakan ireversibel komponen tersebut. Pohon Masalah Terlampir.

6. Klasifikasi 

Berikut merupakan klasifikasi sindrom kompartemen berdasar penyebabnya :

  1. Sindrom kompartemen Intrinsik : merupakan sindrom kompartemen yang berasal   dari dalam tubuh,seperti : pendarahan,fraktur.
  2. Sindrome kompartemen ekstrinsik : merupakan sindrome kompartemen yang berasal dari luar tubuh : gift, penekanan lengan terlalu lama.

7. Pemeriksaan Diagnostik

  1. Kreatinin ginjal : sebagai penentu tingkat kerusakan jaringan.
  2. Blood urea nitrogen (BUN) 
  3. Pemeriksaan darah lengkap
  4. Pemeriksaan urin  

8. Komplikasi

Sindrom kompartemen jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera, akan menimbulkan berbagai komplikasi antara lain:

  1. Nekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen
  2. Kontraktur volkman, merupakan kerusakan otot yang disebabkan oleh  terlambatnya penanganan sindrom kompartemen sehingga timbul deformitas pada tangan, jari, dan pergelangan tangan karena adanya trauma pada lengan bawa.
  3. Trauma vascular
  4. Gagal ginjal akut
  5. Sepsis
  6. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)

9. Penatalaksanaan Kegawat daruratan dan terapi pengobatan

  1. Singkirkan semua tekanan dari luar.
  2. Hilangkan hal-hal yang mengganggu sirkulasi
  3. Hindarkan penggunaan kompres es,karena akan mengakibatkan vasokontriksi.
  4. Hindarkan meninggikan ekstermitas : bisa memperburuk aliran arteri.
  5. Siapkan dan bantu hal-hal yang dapat meminimalisasi fraktur jika diindikasikan.
  6. Berikan analgetik bila diinstruksikan.
  7. Siapkan untuk oprasi faciotomi untuk memperbaiki fungsi neuromuscular.
  8. Berikan pengetahuan pada pasien dan keluarga. (ENA,2000 : 534)  

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMPARTEMEN SINDROM

A. Pengkajian

1. Primer Assessment

a. Data Subyektif
  • Keluhan utama : –
  • Riwayat Penyakit saat ini : –
  • Riwayat sebelumnya : riwayat fraktur ekstermitas, hipotermi,gigitan ular, luka bakar
b. Data Obyektif
  • Airway : –
  • Bhreating : –
  • Circulation : nadi tidak teraba.
  • Disability : Paralysis, parastesia

2. Sekunder Assessment

  • Eksposure : –
  • Full set of vital sign : hipertensi
  • Give comfort : pain assessment
  • Head To Toe : oedema pada ektremitas

3. Diagnosa

  • Gangguan perfusi jaringan b/d peningkatan tekanan intrakompartemen ditandai dengan rasa kesemutan,oedema.
  • Nyeri b/d peningkatan tekanan kompartemen dan iskemik jaringan ditandai dengan keluhan nyeri.
  • Ansietas b/d krisis situasional ditandai dengan pasien tampak ketakutan, gelisah

B. Intervensi Emergency

NO DXTUJUAN & KRITERIA HASILINTERVENSIRASIONAL
1Tujuan :
Setelah diberika askep selama  1 x … menit diharapkan perfusi jaringan menjadi kuat.
Kriteria Hasil :
– Nadi teraba.
– Px. Tidak mengeluh kesemutan
– Px tidak tampak pucat
– Tidak ada nyeri
(skala 0-3)
– Tidak terjadi paralisis
– Awasi tanda-tanda vital.
– Singkirkan semua teka-nan dari luar
–  Hindarkan penggunaan kompres es. – Siapkan untuk operasi fasiotomi. – Berikan cairan IV
– Indikator umum status sirkulasi dan keadekuatan perfusi.
– Untuk memperlancar sirkulasi
– Untuk mencegah konstriksi pembuluh darah. – Untuk memperbaiki fungsi neuromuscular
–   Memper-tahankan volume sirkulasi untuk memaksimalkan perfusi jaringan.  
2Tujuan :
Setelah diberika askep selama  1 x …  Jam diharapkan nyeri berkurang.
Kriteria Hasil :
– Px melaporkan nyerinya berkurang baik secara verbal maupun non verbal.
– Tidak ada nyeri (skala 0-3)
–  TTV dalam batas normal (TD: 140-120/90-60 mmHg, N : 60-100x/menit, RR:16-24x/menit, S: 36,5-37,30 c)
– Kaji skala nyeri PQRST. – Kaji TTV.
– Kolaboratif pemberian analgetik.
– Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan keefektifan intervensi. – Mengetahui tanda-tanda nyeri.
– Menurunkan sensasi nyeri.
3Tujuan :
Setelah diberikan askep selama 1 x … jam diharapkan rasa cemas menurun sampai dapat ditangani
Kriteria Hasil :
– Mengakui dan mendiskusikan rasa takut.
– Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.
– Pasien melaporkan tidak merasa cemas lagi.  
– Berikan pengetahuan pada pasien dan keluarga mengenai perjalanan penyakit dan prosesdur tindakan.– Untuk memberikan pengetahuan pada pasien dan keluarga agar cemas berkurang.

Penutup

Demikian penjelasan singkat tentang artikel Kompartemen Sindrom (Gejala dan Pathway). Semoga Kompartemen Sindrom (Gejala dan Pathway) dapat membantu kita semua. Terima Kasih

Unduh Materi

  • Materi selengkapnya dapat unduh disini : COMPARTEMEN
  • Pathway sindrom compartemen dapat download disini : PATHWAY

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini