Dinamika kelompok merupakan pembelajaran tentang bagaimana individu membentuk dan memfungsikan dirinya dalam suatu struktur kelompok. Dalam dinamika kelompok diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan adanya interaksi kerja yang baik dalam kelompok. Pada sebuah kelompok atau tim yang solid diperlukan kerja sama dan hubungan interpersonal yang baik. Di dalam dinamika kelompok kita dapat mengetahui cara untuk mencapai keharmonisan kelompok supaya tujuan bersama dapat tercapai. Di dalam manajemen keperawatan tujuan yang dicapai adalah terciptanya lingkungan kerja yang kondusif sehingga tugas asuhan keperawatan dapat tercapai dengan efektif dan efisien — maimelajah.com
#Pengertian Kelompok & Dinamika Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama. (Stuart dan Sundeen, 1991)
Dinamika kelompok merupakan pembelajaran tentang bagaimana individu membentuk dan memfungsikan dirinya dalam suatu struktur kelompok. Dalam dinmika kelompok diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama.
#Ciri-ciri dari kelompok
Anggota kelompok setidaknya mempunyai satu tujuan bersama.
Hubungan dalam kelompok harus memberikan suatu pengaruh kepada anggotanya.
Dalam kelompok selalu ada perbedaan tingkat atau status.
Setiap anggota kelompok mengikuti standar norma dan nilai tertentu.
#Pembentukan Kelompok
Proses pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah memiliki perasaan yang sama akan timbul motivasi dalam memenuhinya, kemudian menentukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi sehingga terwujud sebuah kelompok.
#Fungsi Dinamika Kelompok
Fungsi dinamika kelompok secara umum yaitu:
Antara individu satu dengan yang lain akan terjadi kerja sama saling membutuhkan, karena individu akan saling membutuhkan dalam meghadapi persoalan hidup.
Melalui dinamika kelompok individu akan lebih memudahkan dalam segala pekerjaan dan orang akan mengetahui kelemahan dalam bekerja.
Segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi, mengurangi beban kerja yang terlalu besar sehingga waktu dapat diatur secara tepat, efektif, dan efisien.
Akan lebih meningkatkan masyarakat yang demokratis.
#Pola Komunikasi dalam Kelompok
Tahap dalam proses komunikasi
Proses penerimaan pesan yang bersifat baru ini dibedakan atas lima tahap, yaitu:
AwarenessInterest adalah tahap dimana seseorang yang telah menyadari adanya pesan yang disampaikan,
Interest adalah tahap dimana seseorang menyadari adanya pesan yang disampaikan dan mulai merasa tertarik.
Evaluation adalah tahap dimana seseorang setelah memiliki keterangan yang lengkap, mulai melakukan penilaian terhadap pesan yang disampaikan.
Trial adalah tahap dimana seseorang setelah menimbang-nimbang pesan yang diterimanya, mulai melaksanakan pesan tersebut.
Adoption adalah tahap dimana seseorang setelah melakukan uji coba timbul kepuasan dan karenanya akhirnya dapat menerima pesan tersebut yang dapat dilihat dari perilaku orang tersebut.
Pola komunikasi kelompok
Pola berbentuk lingkaran, menghasilkan kecepatan kelompok yang lambat, keakuratan yang buruk, tidak muncul pemimpin informal, kepuasan kerja yang sangat baik, dan kelenturan yang cepat terhadap perubahan.
Pola berbentuk rantai,, menghasilkan kecepatan penampilan kerja, keakuratan yang baik, meningkatnya kemungkinan akan munculnya pemimpin, kepuasan kerja yang buruk, dan kelenturan yang lambat untuk perubahan.
Pola berbentuk jeruji roda, menghasilkan penampilan kerja cepat, keakuratannya baik, kepuasan kerjanya cenderung menjadi buruk, dan kelenturan untuk berubahnya lambat.
#Peran Kelompok
Peran pemimpin
Perilaku pemimpin formal dalam suatu kelompok dapat bervariasi dari kontrol total sampai pendelegasian atau kontrol oleh kelompok. Ini berarti fungsi-fungsi yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah kelompok ke arah tujuannya dapat dipegang oleh pemimpin atau dapat menjadi tanggung jawab anggota.
Pemimpin dapat berfungsi dalam mengorganisir dan mendefinisikan peran-peran serta kegiatan para anggota kelompok. Pertimbangan pemimpin dalam mengambil keputusan melibatkan komunikasi dua arah, menjawab kebutuhan kelompok melaui meminta pendapat, keinginan, dsb. Pemimpin mungkin juga dibutuhkan untuk konsultasi, memberikan pengarahan, atau untuk memberikan motivasi.
Peran anggota kelompok
Leader : Peran leader ditampilkan dengan pemberian opini, membuat sugesti, memberi contoh, pengulangan, penjelasan, dan menjawab pertanyaan.
Evaluator : Seorang evaluator akan memberi informasi, kritis, menyatakan ketidakpercayaan, menyebut pengecualian.
Problem solve : Menanyakan untuk pengulangan, menanyakan untuk opini, memberi interpretasi, bertanya, media ketidaksepakatan.
Moral supporter : Pesan yang disampaikan menenangkan, memberi pujian, memberi komentar yang tidak relevan.
Idea generator : Dalam menyampaikan ide dan pendapat sebaiknya ada pada setiap anggota kelompok.
#Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Apa itu Dinamika Kelompok?. Semoga artikel Apa itu Dinamika Kelompok? dapat membantu teman-teman dalam mempelajari tentang Dinamika Kelompok. Terima Kasih
Terapi Tertawa merupakan terapi komplementer yang dapat menurunkan hipertensi. Riset mengatakan terapi ini menurunkan tekanan darah sampai dengan 20 mmHg. Sudah banyak riset yang membuktikan keefektifitasan terapi tertawa. Apa itu Terapi tertawa??? Pada kesempatan ini Maimelajah.com akan mengulas Terapi Tertawa Pada Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi).
Pengertian Terapi Tertawa
Terapi tertawa adalah sekelompok orang yang melakukan tertawa secara bersama-sama dengan melalui suatu aba-aba. Peserta memulai terapi tertawa tahap demi tahap. Peserta merasakan efek tertawa yang betul-betul bermanfaat. Tawa bersifat menular dan akan menyebar jika kita tertawa bersama orang lain dan menjalin kontak mata dengan mereka. Terapi tertawa adalah sekelompok orang yang melakukan tertawa secara bersama-sama dengan melalui suatu aba-aba dan dalam melakukan terapi tanpa syarat dan tanpa adanya rasa humor.
Tujuan tertawa
Menurut filsuf John Morreall, tertawa menandakan kepercayaan dalam pertemanan. Mahadev Apte, ahli anthropologi budaya mengatakan tertawa berkaitan dengan membuat dan mempererat hubungan antar manusia. Menurut Robert Provine, tertawa sama dengan kicauan burung yang berfungsi sebagai sinyal sosial. Manusia 30 kali lebih cenderung untuk tertawa saat berada dalam kelompok ketimbang saat sendiri.
Hal yang memicu tawa
Kita tertawa pada hal lucu. Tak semua orang tertawa untuk hal yang sama. Usia merupakan pembeda yang signifikan pada manusia dalam menemukan kelucuan. Bayi dan anak-anak melihat sesuatu yang menggelikan dan mengejutkan yang membuat mereka tertawa. Anak praremaja dan remaja menertawan lelucon yang berfokus pada seks, makanan, tokoh berkuasa. Orang dewasa menganggap lelucon ini kelewat batas. Pada orang dewasa menertawakan orang lain juga
Manfaat Terapi Tertawa
Membantu mengatasi penyakit-penyakit besar dan tekanan masalah kehidupan.
Menurunkan kadar hormon stress.
Saat tertawa jumlah sel-sel yang membunuh tumor dan virus menjadi meningkat. Meningkatkan protein yang memerangi penyakit dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Menimbulkan bersin dan batuk yang membersihkan saluran pernapasan.
Meningkatkan konsentrasi air ludah yang berfungsi memerangi kuman yang masuk ke saluran pernapasan.
Banyak orang percaya, 100 kali tertawa sebanding dengan 10 menit olah raga mendayung atau 15 menit olah raga bersepeda.
Menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah dalam pembuluh, meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
Melatih otot-otot dada, perut, pernapasan, muka, kaki dan punggung.
Konsep Dasar Terapi Tertawa Jenis dan tempat kegiatan
Terapi tertawa mempunyai dua jenis kegiatan :
Yoga tertawa
Sekelompok orang melakukan kegiatan tertawa sebagai olahraga berdasarkan yoga. Mereka bermain-main saling membantu para peserta tertawa spontan di luar ruangan. Latihan ini dilakukan sambil berdiri dan sepanjang sesi ada banyak gerakan, interaksi dan kontak mata. Jenis kegiatan kedua disebut meditasi tawa, dimana kita tidak harus tertawa. Tawa sejati, yang jauh lebih dalam dan lebih spontan, mengalir dari dalam tubuh kita seperti air mancur. Tawa ini sangat menular dan dalam. Kita akan mengalami tawa yang keluar dari seluruh keberadaan kita.
Meditasi tertawa
Meditasi tawa tidak dapat dilakukan diluar ruangan karena membutuhkan keheningan dan konsentrasi. Oleh karena itu, meditasi tawa hanya bisa dilakukan di dalam ruangan, sambil duduk di lantai dan berbaring telentang dengan mata tertutup.
Waktu ideal pelaksanaan
Waktu yang ideal sebuah sesi tawa harus dilakukan pada pagi hari. Selalu lebih baik bagi kita jika mengawali hari dengan tawa. Dengan begitu kita akan terus bersemangat dan mempunyai suasana hati yang enak sepanjang hari. Kegiatan ini membangkitkan energi kita dan tertawa selama 15-20 menit memberikan manfaat sepanjang hari sampai saat tidur malam.
Jumlah anggota kelompok
Terapi tawa dianjurkan dilakukan dalam grup minimal lima hingga 10 orang ke atas. Pemandu yang menguasai materi, mampu dan mudah tertawa amat diperlukan dan harus mengemukakan pada seluruh kelompok bahwa akan dilakukan terapi tertawa.
Format peserta
Semua anggota berdiri membentuk lingkaran atau setengah lingkaran, sesuai tempat yang ada, dan koordinatornya berdiri di tengah. Koordinator memberikan aba-aba untuk melakukan berbagai jenis tawa dan latihan. Hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa para peserta tidak berdiri berderet untuk membentuk lingkaran yang rapi, seperti yang terlihat dalam parade militer. Dasar pemikirannya adalah orang tidak boleh merasa sungkan untuk keluar dari lingkaran atau barisan. Bentuknya menyerupai kerumunan orang dimana para peserta berdiri secara acak.
Jarak antara tiap peserta tidak lebih dari satu meter/satu rentangan tangan karena setiap peserta harus saling menatap mata satu sama lain dan tertawa. Jika jaraknya lebih jauh, kontak mata akan kurang efektif untuk merangsang orang lain tertawa.
Dalam format kedua, para peserta bisa berdiri dalam dua kelompok yang saling berhadapan. Format ini lebih bersipat interaktif dan bermain-main serta membantu membuat tawa lebih spontan.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pelaksanaan terapi tertawa pada para pasien yang menderita sakit antara lain hernia, wasir parah, penyakit jantung dengan sesak napas, baru menjalani operasi di bagian perut, peranakan turun, kehamilan, serangan pilek atau flu, tuberkulosis, dan komplikasi mata.
Latihan Terapi Tertawa
Salah satu cara untuk bisa lebih mudah tertawa adalah dengan lebih sering melihat hal-hal yang mudah membuat kita tertawa, contohnya yaitu kartun, parodi, lawakan, buku yang bersifat humor, hingga film komedi. Terkadang di sekeliling kita pun ada orang-orang yang bisa kita contoh karena selalu bisa melihat sisi humor dari setiap permasalahan hidup, sehingga hidupnya jauh dari ketegangan
Sesi tawa biasanya berupa campuran antara beberapa latihan yoga antara lain pernapasan, peregangan, latihan tawa dengan rangsangan (tawa stimulus), dan pengolahan sikap main-main. Konsep keseluruhan latihan tertawa kelompok didasarkan pada yoga, yang menghasilkan keseimbangan fisiologik unik dalam tubuh kita dengan menghubungkan tubuh, pikiran dan jiwa.
Langkah-langkah sesi terapi tertawa model baru 15 langkah:
Lama : 20-30 menit (maksimum). Setiap putaran tawa berlangsung selama 30-40 detik, diikuti dengan tepuk tangandan latihan ho.. ho.. ha.. ha.. ha.. . Tarik napas dalam dua kali setelah setiap tawa.
Langkah 2 :Pernapasan dalam dengan tarikan napas melalui hidung dan diembuskan pelan-pelan. (Bersamaan kata-kata penyembuhan – Memaafkan, Melupakan; Hidup Dan Tetap Hidup) (5 kali).
Langkah 3: Latihan bahu, leher dan peregangan (masing-masing 5 kali).
Langkah 4 :Tawa bersemangat – tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan ke udara dan kepala agak mendongak ke belakang. Rasakan seolah-olah tawa langsung keluar dari hati Anda.
Langkah 5 :Tawa sapaan – mengatupkan kedua telapak tangan dan menyapa ala India (Namaste) atau berjabat tangan ala Barat dengan sedikitnya 4-5 orang anggota kelompok.
Langkah 6 :Tawa penghargaan – membentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk dan ibu jari Anda membuat gerakan-gerakan yang berkesan bahwa Anda sedang memberikan penghargaan kepada, atau memuji, an
Langkah 7 :Tawa satu meter – menggerakkan satu tangan di sepanjang bentangan lengan Anda yang lain (seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah). Tangan digerakkan dalam tiga gerakan cepat sambil mendaraskan Ae…Ae…Aeee… dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua lengan dan sedikit mendongakkan kepala serta tertawa dari perut. (ulangi 4 kali). Tawa milk shake (sebuah variasi) – berpura-pura memegang dua gelas susu atau kopi dan sesuai aba-aba koordinator tuangkan susu dari satu gelas ke gelas yang lain sambil mendaraskan Ae… Setelah itu semua orang tertawa, sambil berpura-pura minum susu. (ulangi 4 kali).
Langkah 8 :Tawa hening tanpa suara – bukalah mulut Anda lebar-lebar dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap dan membuat gerakan-gerakan lucu.
Langkah 9 :Tawa bersenandung dengan mulut tertutup – tertawa dengan mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung hmmmmm… Saat bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjabat tangan dengan orang yang berbeda.
Langkah 10 :Tawa mengayun – berdirilah dalam lingkaran dan bergerak ke tengah sambil mendaras Aee… Ooo… Eee… Uuu…
Langkah 11 :Tawa singa – julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan teracung seperti cakar singa dan tertawa dari perut.
Langkah 12 :Tawa ponsel — berpura-puralah memegang sebuah HP dan coba untuk tertawa, sambil membuat berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling dan berjabat tangan dengan orang yang berbeda.
Langkah 13a :Tawa bantahan — tertawa sambil menudingkan jari ke beberapa anggota kelompok seolah sedang berbantahan.
Langkah 13b :Tawa memaafkan/meminta maaf – langsung sesudah tawa bantahan, pegang kedua cuping telinga Anda dan tertawa sambil menggelengkan kepala Anda (ala India) atau angkat kedua telapak tangan Anda dan tertawa seolah Anda meminta maaf.
Langkah 14 :Tawa bertahap – tawa bertahap dilulai dengan tersenyum, perlahan ditambahkan tawa kecil dan intensitas tertawa semakin ditingkatkan. Lalu para anggota secara bertahap melakukan tawa bersemangat kemudian perlahan-lahan melirihkan tawa dan berhenti.
Langkah 15 :Tawa dari hati ke hati (tawa keakraban) – mendekat dan berpegangan tanganlah serta tertawa. Peserta bisa saling berjabat tangan atau memeluk, apa pun yang terasa nyaman.
Teknik penutupan :
Meneriakkan slogan:
“Aku orang yang paling berbahagia di dunia ini” Y…A,
“Aku orang paling sehat di dunia ini” Y…A,
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai Terapi Tertawa Pada Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi). Semoga artikel Terapi Tertawa Pada Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih
Unduh Materi
Materi tentang Terapi Tertawa Pada Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) dapat di unduh pada link berikut ini : Terapi tertawa
Sebelumnya maimelajah.com sudah membahas tentang artikel Pengenalan Microsoft Word 2016, maka pada kesempatan kali ini kita akan membahas lagi tentang bagian-bagian dari Microsoft Word 2016 terutama tentang Mengenal Menu Bar Home pada Microsoft Word 2016. Apa pengertian Menu Bar itu? Menu Bar adalah sebuah strip horizontal atau mendatar yang tersedia pada Microsoft Office, bukan hanya terdapat pada microsoft word saja, tetapi microsoft office lainnya juga tersedia.
Pengenalan Menu Bar
Tab Home
Tab home terdiri dari lima Group yaitu Clipboard, Font, Paragraft, Styles dan Editing
1. Group Clipboard
Group Clipboard terdiri dari sekumpulan menu yaitu :
Paste : untuk menempelkan hasil Copy atau Cut
Cut : untuk memotong Teks atau Objek terpilih
Copy : untuk menyalin teks atau objek terpilih
Format painter : digunakan untuk meniru format halaman dokumen ke dalam dokumen lainnya
2. Group Font
Menu-menu di Group Font secara khusus berfungsi untuk pemformatan seputar huruf. Terdiri dari
Font : untuk memilih jenis huruf
Font Size : untuk mengatur ukuran huruf
Grow Font : untuk memperbesar huruf secara instan
Shrink Font : untuk memperkecil ukuran huruf secara instan
Change Case : untuk mengubah status huruf kapital/ huruf kecil
Clear Formating : untuk menghapus pemformatan teks terpilih
Bold : untuk menebalkan teks terpilih
Italic : untuk memiringkan teks terpilih
Underline : untuk memberikan garis bawah pada teks terpilih
Strikethrough : memberikan tanda coret pada teks terpilih
Subscript : untuk membuat tulisan angka atau tulisan jadi lebih kecil berada bawah
Superscript : untuk mengetik karakter pangkat
Text Effect : untuk memberikan efek artistik pada teks terpilih
Text Highlight Color : untuk memberikan warna stabilo di dalam teks terpilih
Font Color : untuk mengatur warna teks terpilih
3. Group Paragraph
Group Paragraph terdiri dari sekumpulan menu yang memiliki kesamaan fungsi untuk mengatur paragraf teks
Bullets : untuk memberikan tanda Bullet di tiap Paragraf terpilih
Numbering : untuk memberikan format penomoran pada tiap paragraf terpilih
Decrease Indent : untuk menggeser baris kedua paragraf ke kiri
Increase Indent : untuk menggeser baris kedua paragraf ke kanan
Left-to-Right : untuk menjadikan arah teks berjalan dari kiri ke kanan
Right-to-left : untuk menjadikan arah teks berjalan dari kanan ke kiri
Sort : untuk menyortir data
Show Paragraph Marks : untuk menampilkan/ menyembunyikan tanda koreksi paragraf
Align Left : untuk mengatur teks rata kiri
Center : untuk mengatur teks rata tengah
Align Right : untuk mengatur teks rata kanan
Justify : untuk mengatur teks rata kiri-kanan
Line Spacing : untuk jarak antar baris teks
Shading : untuk mengatur warna latar teks terpilih
Border : untuk memberikan bingkai pada teks terpilih
4. Group Styles
Group Styles terdiri dari dua menu yaitu :
Heading Style : berisi pilihan format judul/subjudul dari paragraf terpilih
Change Style : berisi pilihan pengaturan tema paragraf
5. Group Editing
Secara umum group editing terdiri dari :
Find : untuk mencari kata tertentu berdasarkan keyword tertentu dalam suatu file
Replace : untuk mencari dan mengganti kata yang ditemukan untuk diganti dengan kata tertentu dalam suatu file
Select File : digunakan untuk memilih objek atau teks tertentu dalam suatu file
Penutup
Demikian penjelasan singkat dari artikel Mengenal Menu Bar Home pada Microsoft Word 2016. Terima Kasih
Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas mengenai AsKep Keluarga Dengan Hipertensi. Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Asuhan Keperawatan yang diberikan pada keluarga satu berbeda dari keluarga yang lain.
Hal yang membedakan utamanya mengenai masalah dalam tahap perkembangan keluarga. Keluarga dengan tahap usia lanjut kebanyakan masalahnya yaitu hipertensi. Perlu kesiapan keluarga menghadapi hipertensi ini, sehingga akan membantu anggota keluarga yang menderita hipertensi. Hal yang diharapkan bahwa keluarga dapat memberi dukungan pada anggota keluarga mengatasi masalah hipertensi. Motivasi keluarga pada penderita hipertensi dapat mencegah ke dalam kondisi perburukan. Asuhan keperawatan keluarga akan memberikan Regimen terapeutik yang tepat sehingga masalah pada dengan hipertensi teratasi. Nah, silahkan simak AsKep Keluarga Dengan Hipertensi dibawah ini :
Pengertian Hipertensi
Menurut WHO (1999), tekanan darah yang berada di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. (Rahardjo,2001)
The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (1997) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam pengobatan antihipertensi. (Susalit, 2001)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.(Smeltzer,2001)
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg dan hipertensi sistolik terisolasi lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.(Darmojo, 1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC VI) sebagai berikut : (Rahardjo, 2000)
No
Kategori
Sistolik(mmHg)
Diastolik(mmHg)
1.
Optimal
<120
<80
2.
Normal
120 – 129
80 – 84
3.
High Normal
130 – 139
85 – 89
4.
Hipertensi
Grade 1 (ringan)
140 – 159
90 – 99
Grade 2 (sedang)
160 – 179
100 – 109
Grade 3 (berat)
180 – 209
100 – 119
Grade 4 (sangat berat)
>210
>120
Etiologi AsKep Keluarga Dengan Hipertensi
Prevalensi hipertensi bertambah degan bertambahnya usia. (Darmojo, 1999). Penyebab hipertensi diantaranya karena faktor keturunan, ciri dari perseorangan serta kebiasaan hidup seseorang.Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya adalah penderita hipertensi. Sedangkan ciri perseorangan yang berupa umur, jenis kelamin dan ras juga mempengaruhi timbulnya hipertensi. Umur yang bertambah menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita. Ras kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibanding dengan orang kulit putih. Kebiasaan hidup seseorang dengan konsumsi garam tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stres atau ketegangan jiwa, kebiasaan merokok, minum alkohol dan obat-obatan akan memicu terjadinya hipertensi. (lany, 2001). Dapat dikatakan kebiasaan yang buruk akan memperberat resiko terjadinya hipertensi.
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya distensi dan daya regang pembuluh darah.
Tanda dan Gejala
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluhdarah dan pada kasus berat edema pupil. (Smeltzer, 2001).
Tetapi pada penderita hipertensi pada umumnya memang tidak mempunyai tanda gejala spesifik. Sedangkan gejala yang lazim dirasakan adalah pusing serta kelelahan (Edward,1995). Hipertensi yang mendadak terjadi pada usia lanjut, memberi sugesti kemungkinan adanya hipertensi sekunder khususnya hipertensi renovaskuler (Darmojo, 1999).
Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup
Pengurangan asupan garam serta upaya penurunan berat badan merupakan langkah awal pengobatan hipertensi. Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol/hari, berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan. Akan sulit dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat dan akan mempengaruhi kebiasaan makan pasien secara drastis. Pada beberapa penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan melakukan aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Perubahan gaya hidup lain ialah menghindari faktor resiko seperti merokok, minum alkohol, hiperlipidemia, stres. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, alkohol diketahui dapat meningkatkan tekanan darah sehingga menghindari alkohol berarti menghindari kemungkinan mendapat hipertensi. Relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf autonom dengan kemungkinan dapat pula menurunkan tekanan darah.
b) Penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan hipertensi
Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target dan terdapatnya manifetasi klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor resiko lain.Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi(pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai 139 mmHg maka perlu dimulai terapi obat-obatan.(Smeltzer,2001). Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :
Diuretik
Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan pengeluaran Natrium (garam) melalui air seni tersebut. Obat golongan diuretik yang lazim diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya penyakit “gout” dan kadar gula pada DM sedikit meningkat.
Beta Bloker
Bekerja dengan menghambat kerja hormon stres yaitu adrenalin terhadap jantung dan pembuluh darah. Efek samping rasa lelah dan lesu, kaki lemah dan tangan (kaki) terasa dingin. Yang termasuk yaitu asebutolol, alprenolol, propanolol, timolol, pindolol,dll.
Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium bekerja dngan cara mengurangi jumlah kalsium yang masuk ke sel otot dinding pembuluh darah dan jantung serta mengurangi ketegangan otot. Berkurangnya tegangan otot ini mengakibatkan tekanan darah turun. Efek samping adalah sakit kepala, muka merah dan pembengkakan pergelangan kaki. Golongan obat ini seperti nifedipine, diltiazim, verapamil, amlodipin, felodipin dan nikardipin.
ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal, yang bertugas menyempitkan arteri kecil. Efek samping : terjadi penurunan tekanan darah yang drastis, gangguan pengecap dan batuk yang menggelitik. contoh losartan, valsartan dan irbesartan.
Vasodilator
Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping dari vasodilator sedikit meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan pembengkakan pergelangan kaki. Yang temasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin, hidralazin, minoksidil, diazosid dan sodium nitroprusid.
Golongan penghambat simpatetik
Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak seperti pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer seperti reserpin dan guanetidine.(Susalit, 2001)
Diet Hipertensi
Makanan Yang Diperbolehkan Untuk Penderita Hipertensi
Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum, cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.
Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya.
Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan.
Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi kaping rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus. Ada berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kaping sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai berwarna kuning pucat, diantara miselium.Fermentasi kaping menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai
Unggas, ikan, putih telur.
Daging merah, kuning telur.
Makanan Pantangan
Gunakan garam sebagai bumbu masakan secukupnya saja, perbanyak rempah dan kurangi garam/vetsin (penyedap rasa).
Makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin).
Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape
Mengatur pola makan
Perbanyaklah minum air putih. Cara makan yang baik adalah sedikit-sedikit tetapi sering, bukan makan banyak tetapi jarang. Kandungan zat dalam menu makanan juga harus diperhatikan, meliputi :
Diet rendah garam
Asupan garam yang diperlukan pada orang sehat sekitar 3-5 gram (setara 1 sendok teh) per hari. Kelebihan garam dapat menyebabkan hipertensi, resiko dehidrasi dan kram, darah mengental (penyebab penyakit jantung dan stroke), mengikat cairan yang banyak serta dapat mengendap di pergelangan kaki dan daerah tengah tubuh.
Untuk hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah systole >180 mmHg dan/ atau diastole >110 mmHg maka dalam pemasakan tidak boleh ditambahkan garam sedikitpun. Makanan yang tinggi garam juga harus dihindari. Pengaturan seperti ini biasa disebut diet rendah garam I (RG I).
Untuk hipertensi sedang yaitu apabila tekanan darah sistol : 160 – 179 mmHg dan atau tekanan darah diatole : 100 – 109 mmHg maka penggunaan garam dibatasi hanya ¼ sendok teh atau 1 gram sehari/orang. Makanan yang tinggi garam harus dihindari. Pengaturan ini biasa disebut diet rendah garam II (RG II).
Untuk hipertensi ringan yaitu apabila tekanan darah sistol : 140 – 149 mmHg dan/atau tekanan darah diastole : 90 – 99 mmHg, maka penggunaan garam dibatasi hanya ½ sendok teh atau 2 gram sehari/orang. Makanan tinggi garam harus dihindari. Pengaturan ini biasa disebut diet rendah garam III (RG III).
Batasan penggunaan garam ini hanya berlaku ketika tekanan daran diatas normal. Ketika tekanan darah sudah turun dalam batas normal maka garam harus dipakai kembali seperti biasa.
Diet rendah garam diperlukan terutama pada orang yang punya potensi tinggi hipertensi, dapat dilakukan dengan cara :
Kurangi minum minuman bersoda
Makanan dan minuman kaleng dan botol. Minuman bersoda dan berpengawet banyak mengandung sodium (Natrium).Kurangi camilan/snack yang asin dan gurih.Hindari makan makanan ikan asin, telur asin, otak, gorengan, vetsin (Monosodium glutamate/MSG), soda kue, jeroan, sarden, udang dan cumi-cumi.
Diit rendah kolesterol
Makanan yang dimakan sebaiknya mengandung lemak baik (meningkatkan HDL) dan sedikit mengandung lemak jahat seperti kolesterol (menurunkan LDL).
Contoh makanan yang mengandung lemak baik adalah ikan laut, minyak sayur, kacang-kacangan, serta alpukat.
Contoh makanan yang mengandung lemak jahat adalah sapi, kambing, babi, domba, mentega, keju, susu full cream, minyak sawit.
Diet rendah kolesterol dapat dilakukan dengan cara :
Hindari semua jeroan, kuning telur, ayam terutama ayam potong (terutama bagian leher kepala, kaki, ekor, kulit dan sayap), otak, udang, cumi, kepiting, kerang, dan semua makanan yang dimasak dengan minyak goreng, margarine maupun keju.
Tingkatkan asupan Kalium
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Pada umumnya kalium banyak terkandung pada pada apel jeruk, tomat, pisang, kentang panggang. kacang ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, bayam, daun papaya, peterseli, kapri dan buah pisang.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel AsKep Keluarga Dengan Hipertensi. Semoga artikel AsKep Keluarga Dengan Hipertensi bermanfaat bagi rekan-rekan semua. Terima kasih
Unduh Materi
Materi lengkapnya tentang AsKep Keluarga Dengan Hipertensi dapat di unduh disini : AskepHipertensi
Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas mengenai Masalah Keluarga Hiperemesis Gravidarum. Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Asuhan Keperawatan yang diberikan pada keluarga satu berbeda dari keluarga yang lain.
Hal yang membedakan utamanya mengenai masalah dalam tahap perkembangan keluarga. Keluarga dengan tahap usia subur salah satu masalahnya yaitu hiperemesis gravidarum. Perlu kesiapan keluarga menghadapi hiperemesis gravidarum ini, sehingga akan membantu ibu hamil menghadapi masalahnya. Hal yang diharapkan bahwa keluarga dapat memberi dukungan pada ibu hamil mengatasi masalah hiperemesis gravidarum. Motivasi keluarga pada ibu hiperemesis gravidarum dapat mencegah ibu dari kondisi perburukan. Asuhan keperawatan keluarga akan memberikan Regimen terapeutik yang tepat sehingga masalah pada ibu dengan hiperemesis gravidarum teratasi.
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 2008). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 2009, hal : 112)
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)
Jadi dapat disimpulkan bahwa hiperemesis gravidarum merupakan keadaan mual dan muntah berlebih yang terjadi pada saat wanita hamil yang biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat juga timbul setiap saat dan bahkan malam hari.
Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan : ( Rustan Mochtar, 2008 )
Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
Faktor Psikologik. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.
Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi, apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Tingkatan I (ringan)
Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita. Ibu merasa lemah. Nafsu makan tidak ada. Berat badan menurun.Merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit. Tekanan darah menurun. Turgor kulit berkurang. Lidah mengering. Mata cekung.
Tingkatan II (sedang)
Penderita tampak lebih lemah dan apatis. Turgor kulit mulai jelek. Lidah mengering dan tampak kotor. Nadi kecil dan cepat. Suhu badan naik ( dehidrasi ). Mata mulai ikteris. Berat badan turun dan mata cekung. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kontipasi. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
Tingkatan III (berat)
Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma). Dehidrasi hebat. Nadi kecil, cepat dan halus. Suhu meningkat dan tensi turun. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensepalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan penurunan mental. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dijelaskan dalam beberapa teori yang diajukan oleh para ahli dan peneliti.
Perubahan Hormonal
Kadar hCG mencapai puncaknya pada trimester awal kehamilan. Sebenarnya hormon hCG ini tidak secara langsung menjadi penyebab hiperemesis gravidarum. Namun, secara tidak langsung terlibat karena hCG secara fisiologis dapat menstimulasi reseptor hormon TSH (thyroid stimulating hormone). Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi hipertiroidisme transien (gestational transient thyrotoxicosis) pada awal kehamilan. Dari penelitian didapatkan banyak perempuan hamil dengan hiperemesis gravidarum ternyata memiliki kadar tiroksin yang tinggi dan TSH yang rendah.
Kondisi hipertiroidisme transien ini akan kembali menjadi normal ketika usia kehamilan sudah mencapai pertengahan trimester kedua tanpa perlu terapi antitiroid. Selain hCG, hormon yang diduga juga berperan dalam terjadinya hiperemesis gravidarum adalah estrogen. Namun, dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk membuktikan hal ini karena beberapa studi mengatakan terdapat korelasi antara kadar estrogen dengan tingkat keparahan mual dan muntah pada perempuan hamil sementara beberapa studi yang lain mengatakan tidak terdapat korelasi.
Disfungsi Gastrointestinal
Perubahan pada aktivitas ritmik gastrik (disritmia gastrik), baik menjadi lebih cepat maupun lebih lambat, turut berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah pada kehamilan. Mekanisme penyebab disritmia gastrik ini di antaranya adalah peningkatan kadar estrogen dan progesteron, gangguan fungsi tiroid, perubahan tonus vagal dan simpatis, serta sekresi vasopresin sebagai respon terhadap perubahan volume intravaskuler yang biasanya terjadi pada awal kehamilan. Pada perempuan dengan hiperemesis gravidarum, perubahan-perubahan tersebut diduga terjadi lebih ektsrem atau saluran gastrointestinalnya menjadi lebih sensitif dengan perubahan-perubahan tersebut.
Perubahan pada tekanan istirahat (relaksasi) spinkter esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter/LES) dan gangguan peristaltis esofagus (dismotilitas esofagus) juga memiliki kaitan dengan mual dan muntah pada kehamilan. LES pada perempuan hamil lebih mudah menjadi longgar. Walaupun sebenarnya perubahan ini lebih berkaitan dengan terjadinya sensasi heartburn pada kehamilan (GERD), hal ini juga dapat menyebabkan gejala seperti mual. Estrogen dan progesteron juga disebut sebagai mediator dismotilitas esofagus dan relaksasi LES.
Komposisi Makanan
Komposisi makanan juga dapat memiliki hubungan dengan mual dan muntah pada kehamilan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa makanan dengan komposisi dominan protein berhubungan dengan menurunnya/membaiknya kondisi disritmia gastrik sementara makanan dengan komposisi dominan karbohidrat atau lemak tidak memiliki efek terhadap kondisi disritmia gastrik.
Disfungsi Hati
Mual dan muntah pada kehamilan dapat berefek pada hati. Kerusakan oksidasi asam lemak mitokondria dihipotesis memiliki peran dalam terjadinya disfungsi hati maternal yang terkait dengan hiperemesis gravidarum. Disfungsi hati ini terjadi pada hampir 50% pasien dengan hiperemesis gravidarum dan biasanya berupa biasanya peningkatan serum transaminase yang tidak terlalu tinggi (tidak lebih dari 200 U/L).
Infeksi Bakteri Helicobacter pylori
Infeksi Bakteri Helicobacter pylori adalah bakteri yang ditemukan di dalam lambung yang dapat memperberat mual dan muntah pada kehamilan. Namun, keterlibatan bakteri ini dalam terjadinya hiperemesis gravidarum masih kontroversial. Sebuah studi di Amerika Serikat baru-baru ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan bakteri H. pylori dengan hiperemesis gravidarun. Namun, mual dan muntah yang menetap pada trimester kedua dapat terjadi karena ulkus peptikum yang disebabkan oleh infeksi H.pylori.
Keseimbangan dan Penciuman
Hiperakuitas dari sistem olfakori dapat menjadi faktor yang turut berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah selama kehamilan. Banyak perempuan yang sedang hamil mengeluhkan bau dari masakan tertentu dapat menjadi pemicu mual. Sementara itu, gangguan keseimbangan diduga juga dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum karena kemiripannya dengan motion sickness.
Genetik
Sebuah studi memperlihatkan bahwa seorang anak perempuan yang terlahir dari kehamilan dengan hiperemesis gravidarum memiliki risiko 3% untuk mengalami hal serupa saat ia hamil sementara anak perempuan yang terlahir dari kehamilan tanpa riwayat hiperemesis gravidarum memiliki risiko 1.1% untuk mengalami hyperemesis gravidarum. Studi lain menunjukkan bahwa seorang saudara perempuan dari ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hal serupa. Begitu pula dengan kerabat yang memiliki pertalian darah dari ibu dan bapak.
Psikologis
Stres psikologis pada kehamilan dapat menyebabkan dan memperberat mual dan muntah pada kehamilan. Walaupun begitu, kondisi hiperemesis gravidarum tampaknya juga menjadi salah satu penyebab stres psikologis pada kehamilan.
Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Non Medis
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak.
Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin.
Apabila dengan cara di atas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan pengobatan.
Tidak memberikan obat yang teratogen.
Sedativa yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
Isolasi : Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan.
Terapi psikologik : Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Terapi parental : Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnyvitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan di atas.
Terminasi kehamilan : Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterius, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.
Komplikasi
Dehidrasi
Ikterik
Takikardi
Alkalosis
Menarik diri, depresi
Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental
Suhu tubuh meningkat
Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
Pemeriksaan Penunjang
Kadar potassium, sodium klorida, dan protein menurun.
Hemoglobin dan hematokrit menurun
Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein
Kadar vitamin dalam darah menurun
BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Masalah Keluarga Hiperemesis Gravidarum. Semoga artikel Masalah Keluarga Hiperemesis Gravidarum bermanfaat bagi para pembaca semua. Terima Kasih
Unduh Materi
Materi lengkap tentang Masalah Keluarga Hiperemesis Gravidarum dapat diunduh disini : HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas mengenai artikel tentang Askep (Asuhan Keperawatan). Dimana artikel ini berjudul Wanita Usia Subur Konsep AsKep Keluarga. Dimana Definisi dari Wanita Subur Menurut Yuwielueninet 2008, usia dewasa muda yaitu antara 18 tahun sampai 40 tahun sering dihubungkan dengan masa subur karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun.
Tahap – tahap perkembangan pada keluarga dengan pada wanita usia subur :
Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)
Tahap I (pemula)Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)
Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)
Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)
Tahap V (kelurga dengan anak remaja)
Tahap ini di mulai pada tahap transisi, keluarga yang mengasuh anak, keluarga dengan anak usia pra-sekolah, keluarga dengan anak usia sekolah, karena usia subur berkisar antara 18 tahun sampai 40 tahun. Pada masa ini, individu semakin terpisah dari keluarga mereka, membangun tujuan karir, dan memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri serta mampu beradaptasi dengan pengalaman baru.
Tujuan utama
Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)
Agar mampu membentuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan finansial, agar mampu menjalin hubungan intim dengan teman sebaya, serta mampu berpisah dari keluarga asal.
Tahap I (pemula)
Agar mampu membangun perkawinan yang saling memuaskan, mampu menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, serta mampu membentuk keluarga berencana.
Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)
Dapat membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap, mampu merekonsiliasi tugas – tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga, mampu mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, mampu memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran sebagai orang tua.
Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)
Mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mampu mensosialisasikan anak, mampu mengintegrasikan anak yang baru serta tetap memenuhi kebutuhan anak – anak yang lain, mampu mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.
Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)
Mampu mensosialisasikan pada anak – anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat, mampu mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, mampu memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Tahap V (keluarga dengan anak remaja)
Mampu memberi suri tauladan dan menjaga komunikasi.
Tugas perkembangan pada keluarga dengan wanita dengan usia subur, yaitu :
a. Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)
• Pisah dari keluarga asal. • Menjalin hubungan intim dengan teman sebaya. • Membentuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan finansial.
b. Tahap I (pemula)
• Membangun perkawinan yang saling memuaskan. • Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. • Keluarga berencana.
c. Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)
• Membentuk kelurga muda sebagai unit yang mantap. • Rekonsiliasi tugas – tugas perkembangan yang bertentangan dengan dan kebutuhan anggota keluarga. • Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. • Memperluas persahabatana dengan keluarga besar dengan meambahkan peran – peran orang tua dan kakek nenek.
d. Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)
• Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan keamanan. • Mensosialisasikan anak. • Mengintegrasikan anak yang baru, sementar tetap memenuhi kebutuhan anak – anak yang lain. • Mempertahanka hubungan yang sehat dalam keluarga.
e. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)
• Mensosialisasikan anak – anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat. • Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaska. • Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
f. Tahap V (kelurga dengan anak remaja)
• Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab keetika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri. • Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. • Berkomunikasi secar terbuka antara orangtua dan anak – anak.
Masalah – masalah pada wanita Usia Subur
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat pada wanita usia subur
Siklus menstruasi yang tidak teratur bisa disebabkan karena adanya gangguan kista ovarium atau penyakit lainnya, kondisi stress, kecapean, serta terganggunya keseimbangan hormon.
Berat badan yang tidak seimbang pada wanita usia subur
Terlalu gemuk atau terlalu kurus juga dapat mempengaruhi kesuburan. Idealnya, berat badan sebelum hamil (pra-hamil) tidak melebihi atau kurang dari 10 % berat badan normal sesuai tinggi badan. Masih banyak wanita usia subur yang makan tidak teratur, tidak sarapan pagi, dan sering mengonsumsi junk food yang kadar gizinya tidak seimbang. Status gizi selama masa pra-hamil yaitu sekitar 3 – 6 bulan sebelum berencana untuk hamilakan berdampak terhadap bayi dilahirkan nantinya.
Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endrometriosis PCOS pada wanita usia subur
merupakan gangguan dimana folikel (kantung sel telur) tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak terjadi ovulasi. Wanita yang mengalami PCOS ini menjadi infertile (tidak subur) karena tidak ada sel telur yang matang, sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Endometriosis merupakan suatu keadaan patologi pada system reproduksi wanita dimana jaringan selaput lendir rahim (endometrium) yang seharusnya berada dalam rahim, malah tumbuh di luar rongga rahim (saluran telur /tuba falopi, indung telur, atau pada rongga pinggul).
Paparan Rokok pada wanita usia subur
Dalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 zat racun seperti karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida, sianida, ammonia, asetilen, benzaldehide, methanol, nikotin, dan lain sebagainya. Pada wanita, merokok dapat menyebabkan penurunan produksi sel telur sehingga dapat menganggu kesuburan. Apabila perokok wanita hamil, akan timbul berbagai masalah pada kehamilan dan bayi yang dilahirkan nanti. Misalnya, perkembangan janin terhambat, resiko keguguran kehamilan akan semakin meningkat, kelahiran bayi premature dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Hiperemesis gravidarum
adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Merupakan masalah yang sering timbul pada keluarga dengan wanita usia subur.
Efek samping obat Pantangan konsumsi sembarang obat pada wanita usia subur
tidak hanya berlaku pada masa sebelum kehamilan, namun akan terus berlanjut pada masa selama kehamilan dan masa setelah persalinan yaitu masa menyusui. Apabila sakit lakukan penyembuhan dengan cara alami, misalnya mengatasi flu dengan banyak minum, istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Langkah pencegahan agar tidak mudah sakit tentu merupakan langkah yang lebih baik dan tepat. Untuk itu, jagalah kondisi kesehatan agar tubuh selalu bugar dan siap untuk hamil.
Jenis-jenis penyakit kelamin pada wanita usia subur
Infeksi Kelenjar Bartholini
Disebabkan oleh bakteri gonorea, siapolokokus atau streptococus. Pada pemeriksaannya dijumpai pembengkakan kelenjar, padat, berwarna merah, nyeri, dan panas. Pengobatan dapat dilakukan dengan insisi yang mengurangi pembengkakan mengeluarkan isinya. Apabila sudah menahun dalam letak kista bartholini yang diperlukan tindakan marsupialisasi, yaitu operasi menyembuhkan kista dalam membuka, mengeluarkan isi dan menjahit tepi kista di irisan kulit. Infeksi Kelenjar Bartholini Ciri-ciri infeksi kelenjar bartholini: Terjadi perubahan warna (merah) Membengkak Terasa nyeri Terjadi timbunan di dalam kelenjar Penderita sukar berjalan dan duduk karena sakit. (Ida Bagus Gde Manuaba, 2008)
Kondiloma Akuminata
Penyakit kulit yang disebabkan oleh HPV (Human papilloma virus), dimana paling sering disebabkan HPV tipe 6 dan 11. Penyebaran virus ini melalui penetrasi kulit yang terluka / lesi terbuka. Dimana sering terjadi pada daerah penis, vulva, vagina, cervix, dan daerah sekitar anus. Seringnya penyebaran penyakit ini disebabkan oleh berhubungan seksual bergantian pasangan dengan bebas tanpa pengaman. Keluhan utama yang sering muncul : benjolan tidak nyeri, rasa gatal dapat disertai duh atau tidak, dan biasanya lebih dari 1 lokasi dan berwarna serupa dengan kulit
Trikomoniasis Trikomoniasis
paling sering menyerang wanita, namun pria dapat terinfeksi dan menularkan ke pasangannya lewat kontak seksual. Pada wanita tempat yang paling sering terinfeksi adalah vagina sedangan pada pria tempat infeksi paling sering adalah saluran kemih. Trikomoniasis pada wanita pada keadaan akut terdapat gejala lendir vagina banyak dan berbusa, bentuk putih bercampur nanah terdapat perubahan warna (kekuningan, kuning-hijau), berbau khas. Adanya iritasi pada lipatan paha dan kulit sekitar kemaluan sampai liang dubur. Penyebaran infeksi dapat terjadi dalam bentuk urethritis (infeksi saluran kencing), skonitis (infeksi kelenjar sken), Bartholinitis (infeksi kelenjar Bartholin).
Sifilis
Penyebab penyakit sifilis adalah bakteri yang berukuran sangat kecil yang dinamakan Treponema Pallidium. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui infeksi pada bagian tubuh yang lembab dan memiliki lapisan mukosa, misalnya pada mulut dan alat kelamin. Bakteri ini dapat menimbulkan rasa sakit yang dikenal dengan istilah ‘chancre’, dan rasa sakit ini mirip dengan rasa sakit yang diakibatkan oleh penyakit maag. Sifilis dapat menimbulkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau ptak. Selain itu luka-luka mebgerikan juga bisa tercipta di mulut, daerah sekitr kelamin, dan bahkan seluruh tubuh penderita pada tingkat yang parah. Sifilis Selain melalui hubungan seksual, sifilis bisa menural kepada janin oleh ibu yang menderita penyakit ini, struktur tubuh bakteri penyebab sifilis Treponema Pallidum yang berbentuk helik memungkinkan untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Wanita Usia Subur Konsep AsKep Keluarga. Jika ada yang ditanyakan silahkan bisa lewat kolom komentar. Terima Kasih
Unduh Materi
Materi lengkap tentang Wanita Usia Subur Konsep AsKep Keluarga dapat di unduh disini: WANUSIASUBUR
Konsep Triage Gawat Darurat adalah artikel yang akan maimelajah.com bahas pada kesempatan kali ini. Dimana pelayanan di unit gawat darurat merupakan pelayanan yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kematian dan kecacatan korban. Untuk dapat mencegah kematian dan kecacatan korban dibutuhkan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor Anda untuk dapat menolong dengan cepat dan tepat. Salah satu kajian yang harus dikuasai Anda adalah Konsep Dasar dan Prinsip Kedaruratan. Modul berjudul Konsep Dasar Kegawat Daruratan membahas tentang Konsep Dasar Kegawatdaruratan, Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation, Konsep Triage, dan Bantuan Hidup Dasar.
Jika anda saat dinas atau praktek di ruang gawat darurat kemudian ada 1 orang korban datang untuk mendapatkan pertolongan, sulitkah Anda untuk menolong? Tentu jawabannya tidak. Tetapi bila ada 5 atau 10 orang korban kecelakaan datang secara tiba-tiba dan bersamaan sementara Anda hanya sendirian atau berdua bertugas, pertanyaannya adalah sulitkah anda dalam menolong korban? jawabannya pasti ya. Anda akan bingung korban yang mana yang akan ditolong terlebih dahulu.Ingat bahwa menolong korban di area kegawatdaruratan itu mempunyai 2 tujuan yaitu menyelamatkan korban (savelife) dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Untuk bisa menjawab rasa ingin tahutersebut, Anda harus memahami dan mempelajari tentang triage.
A. Pengertian Konsep Triage Gawat Darurat
Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat kegawatan. Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan untuk mempercepat dalam memberikan pertolongan terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan. Untuk bisa melakukan triage dengan benar maka perlu Anda memahami tentang prinsip-prinsip triage.
B. Prinsip Triage
Konsep Triage seharusnya segera dan tepat waktu, penanganan yang segera dan tepat waktu akan segera mengatasi masalah pasien dan mengurangi terjadi kecacatan akibat kerusakan organ. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat, data yang didapatkan dengan adekuat dan akurat menghasilkan diagnosa masalah yang tepat. Keputusan didasarkan dari pengkajian, penegakan diagnose dan keputusan tindakan yang diberikan sesuai kondisi pasien.
Intervensi dilakukan sesuai kondisi korban, penanganan atau tindakan yang diberikan sesuai dengan masalah/keluhan pasien. Kepuasan korban harus dicapai, kepuasan korban menunjukkan teratasinya masalah. Dokumentasi dengan benar, dokumentasi yang benar merupakan sarana komunikasi antar tim gawat darurat dan merupakan aspek legal.
Anda telah memahami tentang prinsip triage, sekarang Anda akan belajar tentang klasifikasi triage. Klasifikasi ini penting untuk menseleksi korban yang datang sehingga keselamatan korban segera ditolong. Klasifikasi ini dibagi menjadi 3 yaitu :
C. Proses Triage
Ketika Anda melakukan triage,waktu yang dibutuhkan adalah kurang dari 2 menit karena tujuan triage bukan mencari diagnose tapi mengkaji dan merencanakan untuk melakukan tindakan.
D. Pengkajian dan Setting Triage
Ada beberapa petunjuk saat Anda melakukan pengkajian triage yaitu: Riwayat pasien, karena sangat penting dan bernilai untuk mengetahui kondisi pasien;
Tanda, keadaaan umum pasien seperti tingkat kesadaran, sesak, bekas injuri dan posisi tubuh;
Bau, tercium bau alkohol, keton dan melena;
Sentuhan (palpasi), kulit teraba panas, dingin dan berkeringat, palpasi nadi dan daerah yang penting untuk dikaji serta sentuh adanya bengkak;
Perasaan (commonsense), gunakan perasaan dalam memutuskan jawaban yang relevan dengan kondisi pasien.
Di saat Anda menemukan korban yang datang dalam kondisi kegawatdaruratan maka Anda melakukan proses triage dengan menerapkan S-O-A-P-I-E system. Tahap-tahap SOAPIE system adalah :
Konsep Triage Gawat Darurat
Pelaksanaan S-O-A-P-I-E system merupakan suatusiklus.Setelah Anda mendapatkan data subjektif dan objektif maka Anda bisa merumuskan masalah pasien, dilanjutkan merumuskan rencana tindakan keperawatan. Setelah Anda merumuskan rencana tindakan keperawatan kemudian melakukan tindakan keperawatan sesuai kondisi pasien saat itu, dilanjutkan dengan melakukan evaluasi. Tahap evaluasi bisa dilaksanakan pada semua tahap.
Tahap-tahap diatas dapat dikerjakan secara bersamaan (simultan) untuk mempercepat pemberian pertolongan kepada pasien Anda seperti contoh kasus selanjutnya.
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
Kasus Konsep Triage
Suatu sore Anda sedang bertugas di unit gawat darurat, kemudian datang seorang pasien diantar oleh keluarga. Pasien tersebut seorang laki-laki, usia 45 tahun. Saat Anda melakukan anamnesa pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke bahu, nafas terasa sesak. Pasien terlihat kesakitan sambil memegangi dada sebelah kiri, hasil pengukuran didapatkan hasil: TD = 170/110 mmHg, N = 112 x/mnt, hasil EKG menunjukkan adanya ST elevasi. Lakukan Triage?, Setelah Anda melakukan triage maka Anda melakukan dokumentasi. Dokumentasi penilaian triage jelas, ringkas dan mendukung tingkat keparahan pasien.Tujuan dari dokumentasi adalah untuk mendukung keputusantriage, mengkomuni- kasikan informasi yang penting secara berurutan pada petugas kesehatan dan sebagai kebutuhan legal kedokteran.
Apa saja yang harus didokumentasikan ?
Konsep Triage Gawat Darurat
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai Konsep Triage Gawat Darurat.
Unduh Materi
Materi Lengkap tentang Konsep Triage Gawat Darurat dapat di unduh disini : Konsep Triage
Pengkajian Airway Breathing Circulation merupakan artikel yang maimelajah.com akan bahas pada kesempatan kali ini. Pelayanan di unit gawat darurat merupakan pelayanan yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kematian dan kecacatan korban. Untuk dapat mencegah kematian dan kecacatan korban dibutuhkan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor Anda untuk dapat menolong dengan cepat dan tepat. Salah satu kajian yang harus dikuasai Anda adalah Konsep Dasar dan Prinsip Kedaruratan. Modul berjudul Konsep Dasar Kegawatdaruratan membahas tentang Konsep Dasar Kegawatdaruratan, Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation,Triage, dan Bantuan Hidup Dasar.
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada kasus kegawatdaruratan selalu diawali dengan melakukan pengkajian. Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya menggunakan pendekatan A-B-C (Airway= JALAN NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan Circulation = SIRKULASI). Perlu diingat sebelum melakukanpengkajian Anda harus memperhatikan proteksi diri (keamanan dan keselamatan diri) dan keadaan lingkungan sekitar.
Proteksi diri sangatlahpenting bagi Andadengan tujuan untuk melindungi dan mencegah terjadinya penularan dari berbagai penyakit yang dibawa oleh korban. Begitu juga keadaan lingkungan sekitar haruslah aman,nyaman dan mendukungkeselamatanbaik korban maupun penolong. Coba bayangkan bila Anda menolong korban apabila ada api di dekat Anda, tentu Anda tidak akan aman dan nyaman ketika anda menolong korban. Oleh sebab sangatlah penting proteksi diri dan lingkungan yang aman dan nyaman tersebut.
Penting Diingat Sebelum Pengkajian :
Menggunakan proteksi diri
Lingkungan sekitar harus aman dan nyaman
Setelah Anda menggunakan proteksi diri dan membawa alat – alat pengkajian ke dekat korbanmaka Anda berada di dekat/samping korban mengatur posisi korban dengan posisi terlentang atau sesuai dengan kebutuhan.
Pengkajian Airway (Jalan Nafas)
Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten (longgar) atau mengalami obstruksi total atau partialsambil mempertahankan tulang servikal. Sebaiknya ada teman Anda (perawat) membantu untuk mempertahankan tulang servikal. Pada kasus non trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala headtilt dan chin lift(hiperekstensi)sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada harus terkontrol atau mempertahankan tulang servikal posisi kepala.
Pengkajian pada jalan nafas dengan cara membuka mulut korban dan lihat: Apakah ada vokalisasi, muncul suara ngorok; Apakah ada secret, darah, muntahan; Apakah ada benda asing sepertigigi yang patah; Apakah ada bunyi stridor (obstruksi dari lidah).
Apabila ditemukan jalan nafas tidak efektif maka lakukan tindakan untuk membebaskan jalan nafas.
Pengkajian Breathing (Pernafasan)
Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan setelah penilaian jalan nafas. Pengkajian pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi. Bila diperlukan auskultasi dan perkusi. Inspeksidada korban: Jumlah, ritme dan tipepernafasan; Kesimetrisan pengembangan dada; Jejas/kerusakan kulit; Retraksi intercostalis. Palpasi dada korban: Adakah nyeri tekan; Adakah penurunan ekspansi paru. Auskultasi: Bagaimanakah bunyi nafas (normal atau vesikuler menurun); Adakah suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, pleural friksionrub. Perkusi, dilakukan di daerah thorak dengan hati hati, beberapa hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: Sonor (normal); Hipersonor atau timpani bila ada udara di thorak; Pekak atau dullnes bila ada konsolidasi atau cairan.
Pengkajian Circulation (Sirkulasi)
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan jantung dan pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi meliputi: Tekanan darah; Jumlah nadi; Keadaan akral: dingin atau hangat; Sianosis; Bendungan vena jugularis
Ringkasan
Dari materi pengkajian Airway, Breathing dan Circulation tersebut ada harus mengingat hal hal penting yaitu :
Sebelum Anda melakukan pengkajian keperawatan kedaruratan, Anda wajib menggunakan pelindung diri (universal precaution) serta mempersiapkan alat alat pengkajian.
Pengkajian keperawatan kedaruratan pada umumnya menggunakan urutan Airway (jalan nafas), Breathing (pernafasan) dan Sirculation (sirkulasi).
Pengkajian jalan nafas bertujuan untuk mengetahui dan menilai kepatenan jalan nafas.
Pengkajian pernafasan (breathing) bertujuan untuk mengetahui dan menilai fungsi paru dan oksigenisasi.
Pengkajian sirkulasi (circulation) bertujuan untuk mengetahui fungsi jantung dan pembuluh darah memompa darah keseluruh jaringan.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Pengkajian Airway Breathing Circulation.
Unduh Materi
Materi lengkap + Latihan Soal + Daftar Pustaka dapat unduh disini : Pengkajian
Daun Dewa Kesuburan Wanita adalah artikel yang maimelajah.com akan bahas pada kesempatan kali ini. Kehamilan bagi pasangan suami istri, baik yang baru menikah maupun pasangan yang lama menikah namun belum dikaruniai anak, merupakan peristiwa yang paling membahagiakan. Bagi pasangan yang belum dikaruniai anak akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera mendapatkan karunia ini. Pada dasarnya kehamilan adalah sebuah peluang dari hubungan seks, kesuburan kedua belah dan kesiapan rahim. Meski peluang Anda kecil atau besar, tidak dapat memberi jaminan mutlak hamil tidaknya Anda.
Kehamilan adalah karunia Tuhan yang terkadang tidak dapat kita duga. Namun demikian sebagai mahkluk Tuhan kita diberi kewajiban untuk selalu mengusahakan apa yang kita harapkan. Demikian pula dalam kehamilan kita tetap diwajibkan untuk berusaha semaksimal mungkin agak dikaruniai anak oleh Tuhan. Salah satu bentuk usaha kita dalam mendapatkan buah hati adalah melakukan terapi pengobatan dengan tanaman obat yang ada di sekitar kita. Ramuan yang digunakan agar cepat hamil jenisnya bermacam-macam. Dalam dunia pengobatan herbal harus dikenali dahulu apa yang menyebabkan seorang wanita tidak bisa hamil. Setelah mengetahui penyebabnya maka disiapkan ramuan yang tepat untuk mengobati.
#Faktor Penyebab Kehamilan
Faktor yang menunjang agar terjadi kehamilan ada 3 faktor yaitu kualitas sperma, faktor organ reproduksi wanita, factor kualitas sel telur. Dari 3 faktor tersebut 2 faktor dari wanita sehingga tidak heran jika kita melihat masyarakat cenderung menyalahkan wanita wanita jika sepasang suami istri tidak kunjung mendapatkan keturunan. Meskipun demikian hal itu sebenarnya bukan murni kesalahan dari seorang wanita. Jika organ reproduksi sudah baik dan sel telurnya berkualitas maka perlu ditanyakan kualitas sperma. Seperti diketahui agar terjadi kehamilan harus dipastikan bahwa minimal satu dari dua saluran telur tidak buntu sehingga dapat dilalui sel sperma maupun calon embrio. Tidak ada kelainan pada rahim yang dapat menghambat proses pertumbuhan calon janin di dalam rahim. Selain itu agar dapat terjadi pembuahan harus dihasilkan sel telur dari indung telur yang sehat, yang juga dipengaruhi oleh kondisi hormone reproduksi yang seimbang. Oleh karena itu wanita harus mengerti memahami kedua factor penting yang menunjang kehamilan.
Sebab terjadinya gangguan kesuburan pada wanita yang mendambakan kehadiran buah hati ada berbagai macam. Perubahan gaya hidup, pola makan, stress, berat badan secara signifikan mempengaruhi kesuburan wanita. Dalam beberapa kasus banyak pasangan yang mulai frustasi karena belum hamil. Sementara di tengah penanyian hadirnya si kecil, banyak pasangan khawatir para dokter tidak sabar melakukan pengobatan. Para dokter kerap dinilai terlalu cepat memberi obat kimiawi tanpa menjelaskan alternative pilihan lain.
#Daun Dewa Kesuburan Wanita
Selama berabad-abad ada beberapa jenis tumbuhan alami yang terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan wanita. Apabila mampu menggunakan dengan takaran yang sesuai, pengobatan secara alami bisa menjadi jawaban bagi masalah kesuburan. Tanaman obat adalah salah satu alternative yang ampuh untuk memperbaiki fungsi organ reproduksi dan memperbaiki kualitas sel telur. Ada banyak sekali jenis tanaman yang berkhasiat obat yang sering dan sudah dikenal dapat memperbaiki kualitas sel telur dan memperbaiki fungsi organ reproduksi wanita.
#Khasiat Daun Dewa
Tanaman daun dewa atau nama latinnya Gynura segetum adalah salah satu tanaman obat yang tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat yang mendengarnya. Tanaman mujarab ini berasal dari Myanmar. Tanaman Daun Dewa umumnya ditanam masyarakat di pekarangan rumah sebagai tanaman obat. Batang muda berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal, mempunyai tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hhijau muda. Panjang daun 8-20 cm, lebar 5-10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna kuning berbentuk bongol (kepala bunga). Mempunyai umbi berwarna abu-abu, panjang 3-6 cm dengan penampang kurang lebih 3 cm.
Daun Dewa
Daun Dewa bersifat antikoagulan (mencairkan bekuan darah), stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun. Dalam farmakologi Cina disebutkan tumbuhan ini memiliki rasa khas dan sifat netral. Kandungan daun dewa antara lain flavonoid,saponin, minyak atsiri. Daunnya berkhasiat untuk mengobati luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan perdarahan, pembekaan payudara, melancarkan haid dll
#Resep Ramuan Daun Dewa
Bahan :
Daun Dewa Segar
Cara Meramu :
Cuci bersih daun Dewa
Rebus dengan 2 gelas air hingga tinggi 11/2 gelas
Air Rebusan diminum 1 sampai 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas
#Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai Daun Dewa Kesuburan Wanita. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih
Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu semenjak bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal. Sejak dalam kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur, sedangkan ibu/ ayah/ kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu serta panggilan lembut dekat perut ibu. Hal ini dilakukan dalam rangka membina hubungan dan berinteraksi sedini mungkin dengan anak untuk memberikan stimulasi komunikasi secara dini. Dalam melakukan komunikasi pada anak, perawat perlu memperhatikan usia dan tingkat tumbuh kembang anak. Maka dari itu maimelajah.com akan membahas tentang Komunikasi Terapeutik Bayi dan Anak.
#Aspek Penting Komunikasi Terapeutik Bayi dan Anak
Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak. Sebaliknya, anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan anak, orang dewasa harus memahami apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan disampaikan anak dan berusaha memahami anak dengan bahasa yang tepat. Aspek penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi sebagai berikut. (Komunikasi Terapeutik Bayi dan Anak)
Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi anak yang diajak berbicara. Maksudnya sebagai berikut.
Menggunakan isyarat seperti menunjuk objek secara jelas jika objek tersebut ingin dilihat anak.
Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami anak.
Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain. Maksudnya sebagai berikut.
Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu untuk menyampaikan keinginan atau mengungkapkan perasaannya agar orang dewasa paham dengan apa yang dia inginkan.
Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik.
#Bentuk Komunikasi Terapeutik Bayi dan Anak
Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan kata-kata, bayi melakukan komunikasi melalui kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya sebagai bentuk komunikasinya. Komunikasi yang demikian disebut sebagai bentuk komunikasi prabicara (prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi, dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi atau anak telah menunjukkan kematangan fungsi mental dan emosionalnya. Bentuk komunikasi prabicara ada empat, yaitu tangisan, celoteh, isyarat, dan ekspresi emosional.
Bentuk Komunikasi Pada Bayi dan Anak
#Komunikasi Pra Bicara
Tangisan
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian membuat segaris senyum syukur terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorang bayi merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada orang dewasa. Dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi.
Pada awal kehidupan pascalahir, menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui tangisan, dia memberi tahu kebutuhannya, seperti lapar, dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi hanya akan menangis apabila ia merasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal frekuensi tangisan menurun pada usia enam bulan karena keinginan dan kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara. Perawat harus banyak berlatih mengenal macam-macam arti tangisan bayi untuk memenuhi kebutuhannya dan mengajarkan kepada ibu karena ibu muda memerlukan bantuan ini.
Ocehan dan celoteh
Bentuk komunikasi prabicara disebut ocehan (cooing) atau celoteh (babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan awal kehidupan bayi, seperti merengek, menjerit, menguap, bersin, menangis, dan mengeluh. Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan hilang. Sebagian bayi mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian meningkat cepat antara bulan keenam dan kedelapan. Celoteh merupakan indikator mekanisme perkembangan otot saraf bayi.
Nilai celoteh : Berceloteh adalah praktik verbal sebagai dasar perkembangan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat keterampilan berbicara. Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari kelompok sosial.
Ungkapan emosional : Ungkapan emosional bayi dilakukan melalui perubahan tubuh dan roman muka. Contohnya :
Tubuh yang mengejang atau gerakan-gerakan tangan/kaki disertai jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.
Menegangkan badan, gerakan membanting tangan/kaki, roman muka tegang, dan menangis adalah bentuk ungkapan marah atau tidak suka.
Isyarat : Isyarat adalah gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak. Contoh isyarat umum pada masa bayi sebagai berikut.
Tersenyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong.
Menggeliat, meronta, dan menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya atau memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan gerak.
Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang/tidak lapar.
#Teknik Komunikasi Pada Anak
Anak adalah individu yang unik dan berespons secara berbeda-beda untuk kebutuhan mereka. Anak dengan keunikannya mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyatakan keinginannya. Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau teknik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak. Secara umum ada dua teknik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi verbal dan nonverbal.
Teknik komunikasi nonverbal yang sering digunakan antara lain adalah bercerita, bibliotheraphy, mimpi, menyebutkan permintaan, bemain dan permainan, melengkapi kalimat, serta teknik pro dan kontra.
Teknik komunikasi verbal dapat berupa menulis, menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga, dan teknik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya (Mundakir, 2006).
Teknik Verbal
Bercerita (story telling)
Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-ketakutan yang yang terjadi selama anak dirawat. Teknik strory telling dapat dilakukan dengan cara meminta anak menceritakan pengalamannya ketika sedang diperiksa dokter. Teknik ini juga dapat menggunakan gambar dari suatu peristiwa (misalnya gambar perawat waktu membantu makan) dan meminta anak untuk menceritakannya dan selanjutnya perawat masuk dalam masalah yang dihadapi anak. Tujuan dari teknik ini adalah membantu anak masuk dalam masalahnya. Contohnya, anak bercerita tentang ketakutannya saat diperiksa oleh perawat. Kemudian, perawat cerita bahwa pasien anak di sebelah juga diperiksa, tetapi tidak merasa takut karena perawatnya baik dan ramah-ramah. Dengan demikian, diharapkan perasaan takut anak akan berkurang karena semua anak juga diperiksa seperti dirinya.
Bibliotheraphy
Bibliotheraphy (biblioterapi) adalah teknik komunikasi terapeutik pada anak yang dilakukan dengan menggunakan buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan supportive. Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan-perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas membaca. Cara ini dapat memberi kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan keadaannya, tetapi sedikit berbeda. Pada dasarnya, buku tidak mengancam karena anak dapat sewaktu- waktu menutup buku tersebut atau berhenti membacanya saat dia merasa tidak aman atau tidak nyaman. Dalam menggunakan buku untuk berkomunikasi dengan anak, yang penting diperhatikan adalah mengetahui emosi dan pengetahuan anak serta melakukan penghayatan terhadap cerita sehingga dapat menyampaikan sesuai dengan maksud dalam buku yang dibaca dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami anak. Selanjutnya, diskusikan isi buku dengan anak dan bersama anak membuat kesimpulan.
Bibliotheraphy
Mimpi
Mimpi adalah aktivitas tidak sadar sebagai bentuk perasaan dan pikiran yang ditekan ke alam tidak sadar. Mimpi ini dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi adanya perasaan bersalah, perasaan tertekan, perasaan jengkel, atau perasaan marah yang mengganggu anak sehingga terjadi ketidaknyamanan.
Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak. Dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan, dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.
Bermain dan permainan
Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi tehnik yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak. Dengan bermain dapat memberikan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan sosial. Terapeutik Play sering digunakan untuk mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis/perawatan. Perawat dapat melakukan permainan bersama anak sehingga perawat dapat bertanya dan mengeksplorasi perasaan anak selama di rumah sakit.
Melengkapi kalimat (sentences completion)
Teknik komunikasi ini dilakukan dengan cara meminta anak menyempurnakan atau melengkapi kalimat yang dibuat perawat. Dengan teknik ini, perawat dapat mengetahui perasaan anak tanpa bertanya secara langsung kepadanya, misalnya terkait dengan kesehatannya atau perasaannya. Pernyataan dimulai dengan yang netral kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang difokuskan pada perasaannya.
Contohnya sebagai berikut.
“Apa yang menyenangkan waktu di rumah?”
“Kalau di rumah sakit ini, apa yang menyenangkan?”
Pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak. Anak diminta mengajukan pilihan positif atau negatif sesuai dengan pendapat anak. Teknik komunikasi ini dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi perasaan-perasaan anak, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Teknik ini penting diterapkan untuk menciptakan hubungan baik antara perawat dan anak. Teknik ini dimulai dari hal-hal yang bersifat netral, selanjutnya hal yang serius. Perhatikan contoh berikut.
Topik netral: anak diminta menceritakan hobinya, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dari hobinya dan keburukan-keburukan dari hobinya.
Topik khusus: anak diminta menceritakan pengalamannya di rawat di rumah sakit, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dan keburukan- keburukan dirawat di rumah sakit.
Teknik Nonverbal
Menulis
Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja dilakukan pada anak tetapi juga pada remaja. Ungkapan rasa yang sulit dikomunikasikan secara verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat tulisan. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis. Melalui cara ini, anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah, atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah, dan diam.
Perawat dapat memulai komunikasi dengan anak melalui cara memeriksa/menyelidiki tulisan. Dengan meminta anak menulis, perawat dapat mengetahui apa yang dipikirkan anak dan bagaimana perasaan anak.
Menggambar
Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan sesuatu terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan, keinginan, dan lain-lain. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah anak-anak mengungkapkan dirinya melalui coretan atau gambar yang dibuat. Dengan gambar, akan dapat diketahui perasaan anak, hubungan anak dalam keluarga, adakah sifat ambivalen atau pertentangan, serta keprihatinan atau kecemasan pada hal-hal tertentu.
Pengembaangan dari teknik menggambar ini adalah anak dapat menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara bersama antara keluarga (ibu/ayah) dengan anak. Anak diminta menggambar suatu lingkaran untuk melambangkan orang-orang yang berada dalam lingkungan kehidupannya dan gambar bundaran-bundaran di dekat lingkaran menunjukkan keakraban/kedekatan. Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang berguna untuk mengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.
Struat dan Sundeen (1998) menguraikan bahwa dalam berkomunikasi dengan anak dapat digunakan beberapa teknik, yaitu penggunaan nada suara, mengalihkan aktivitas, penggunaan jarak fisik, ungkapan marah, dan sentuhan.
Nada suara
Gunakan nada suara lembut, terutama jika emosi anak dalam keadaan tidak stabil. Hindari berteriak karena berteriak hanya akan mendorong pergerakan fisik dan merangsang kemarahan anak semakin meningkat.
Aktivitas pengalihan
Untuk mengurangi kecemasan anak saat berkomunikasi, gunakan aktivitas pengalihan, misalnya membiarkan anak bermain dengan barang-barang kesukaannya, seperti boneka, handphone, mobil-mobilan, kacamata, dan lain-lain. Komunikasi dilakukan sambil menggambar bersama anak. Bermacam-macam aktivitas ini akan berdampak fokus anak teralihkan sehingga dia merasa lebih rileks/santai saat berkomunikasi.
Pembicaraan atau komunikasi akan terasa lancar dan efektif jika kita sejajar. Saat berkomunikasi dengan anak, sikap ini dapat dilakukan dengan cara membungkuk atau merendahkan posisi kita sejajar dengan anak. Dengan posisi sejajar, kita dapat mempertahankan kontak mata dengan anak dan mendengarkan secara jelas apa yang dikomunikasikan anak.
Aktivitas pengalihan
Ungkapan marah
Kadang-kadang anak merasa jengkel, tidak senang, dan marah. Pada situasi ini, izinkanlah anak untuk mengungkapkan perasaan marahnya serta dengarkanlah dengan baik dan penuh perhatian apa yang menyebabkan dia merasa jengkel dan marah.
Untuk memberikan ketenangan pada anak saat marah, duduklah dekat dia, pegang tangan/pundaknya, atau peluklah dia. Dengan cara-cara seperti tersebut, anak akan merasa aman dan tenang bersama Anda.
Sentuhan
Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memagang sebagian tangan atau bagian tubuh anak, misalnya pundak, usapan di kepala, berjabat tangan, atau pelukan, bertujuan untuk memberikan perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak dan orang tua. Dengan kontak fisik berupa sentuhan ini, anak merasa dekat dan aman selama komunikasi. Teknik ini efektif dilakukan saat anak merasa sedih, menangis, atau bahkan marah.
#Penerapan Komunikasi Sesuai Tingkat Perkembangan Anak
Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Perkembangan ini juga berhubungan dengan kematangan atau kemampuan organ sensorik dalam menerima rangsangan atau stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal yang masuk dalam diri anak melalui reseptor pendengarannya dan organ sensorik lainnya. Perkembangan komunikasi pada anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya.
Berikut ini akan diuraikan perkembangan komunikasi, mulai bayi, toddler dan prasekolah, usia sekolah, dan remaja.
Penerapan komunikasi pada bayi (0 – 1 tahun)
Bagaimanakah bayi berkomunikasi?
Sesaat setelah bayi dilahirkan dan ibu diizinkan menggendong si kecil dalam dekapannya, itulah awal seorang ibu berkomunikasi dengan bayinya. Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar mengenali dunianya melalui pancaindranya. Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui komunikasi nonverbal. Bayi akan tampak tenang serta merasa nyaman dan aman jika ada kontak fisik yang dekat, terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu). Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak ia rasakan, misalnya lapar, popok basah, kedinginan, lelah, dan lain-lain.
Bayi yang agak besar akan merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak fisik dengan orang yang tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyum, menggerak-gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin menyatakan kegembiraannya, serta menjerit, menangis, atau merengek jika dia merasa tidak nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika dia merasa kenyang, aman atau nyaman, serta menangis atau gelisah jika merasa lapar, basah, buang air besar, digigit nyamuk, atau kepanasan/kedinginan.
Penerapan komunikasi pada kelompok toddler (1—3 tahun) dan prasekolah (3— 6 tahun)
Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal ataupun nonverbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris, yaitu mereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Anak tidak mampu membedakan antara kenyataan dan fantasi sehingga tampak jika mereka bicara akan banyak ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan.
Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai berikut.
Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak.
Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan.
Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak menjawab, harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana.
Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata, “jawab dong”.
Mengalihkan aktivitas saat komunikasi, misalnya dengan memberikan mainan saat komunikasi.
Menghindari konfrontasi langsung.
Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak.
Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi karena bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas.
Mengajak anak menggambar, menulis, atau bercerita untuk menggali perasaan dan fikiran anak.
Komunikasi pada usia sekolah (7—11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini, anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini, anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat, dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas baginya. Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai berikut.
Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata- kata sederhana yang spesifik.
Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak.
Pada usia ini, keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi.
Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
#Penutup
Demikian penjelasan tentang artikel Komunikasi Terapeutik Bayi dan Anak. Semoga artikel Komunikasi Terapeutik Bayi dan Anak dapat membantu kita dalam memahami Komunikasi Terapeutik Bayi dan Anak. Terima Kasih
Daftar Pustaka Chitty. 1997. Professional Nursing Practice. St. Louis: Mosby. DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antarmanusia, penj. Agus Maulana. Jakarta: Professional Book. Keliat, B.A. 1996. Hubungan Terapeutik Perawat Klien. Jakarta: EGC. Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and Practice. St. Louis: Mosby. Stuard, G.W., dan M.L. Laraia. 1998. Principle and Practice of Psychiatric Nursing. Edisi keenam. St. Louis: Mosby. Taylor, C.; C. Lillis; dan P. LeMone. 1989. Fundamental of Nursing : The Art and Science of Nursing Care. Philadelphia: J.B. Lippincott.
Komunikasi dalam pelayanan dan asuhan keperawatan adalah hal yang paling esensial. Komunikasi menjadi alat kerja utama bagi perawat dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Maka dari itu maimelajah.com akan membahas mengenai Dasar – Dasar Komunikasi Terapeutik. Dimana bagi seorang perawat, hal ini cukup beralasan karena perawat selalu bersama dan berinteraksi dengan pasien selama 24 jam secara terus-menerus dan berkesinambungan mulai awal kontak sampai akhir. Pengetahuan dan penerapan tentang dasar-dasar komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini sangat penting. Komunikasi dalam praktik keperawatan dapat menjadi elemen terapi. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik akan mudah menjalin hubungan saling percaya dengan pasien dan memberikan kepuasan serta meningkatkan citra profesi keperawatan.
1. Definisi Komunikasi Terapeutik
Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman ketika membina hubungan intim yang terapeutik (Stuart dan Sunden, 1987: 103), sedangkan Indrawati (2003) mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal dengan fokus adanya saling pengertian antarperawat dengan pasien. Komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien sehingga dapat dikategorikan dalam komunikasi pribadi antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003).
Berdasarkan paparan tersebut, secara ringkas definisi komunikasi terapeutik sebagai berikut. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien serta memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan klien.
2. Tujuan Komunikasi Terapeutik
Berdasarkan definisi komunikasi terapeutik, berikut ini tujuan dari komunikasi terapeutik.
Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan dan pikiran.
Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien/pasien.
Memperbaiki pengalaman emosional klien.
Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien. Apabila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.
3. Kegunaan Komunikasi Terapeutik
Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan.
Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien.
Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan.
Sebagai tolok ukur kepuasan pasien.
Sebagai tolok ukur komplain tindakan dan rehabilitasi.
4. Komunikasi sbg Elemen Terapi
Apakah Anda mengetahui bahwa komunikasi yang kita lakukan sebagai perawat dapat memberikan efek terapi (efek penyembuhan) bagi klien?Komunikasi sebagai elemen terapi mempunyai makna bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat adalah mempunyai tujuan terapi atau memberikan efek penyembuhan buat klien. Komunikasi adalah salah satu alat yang paling esensial bagi perawat. Dengan komunikasi (verbal ataupun nonverbal), perawat dapat memberikan kesembuhan buat klien. Senyum perawat, kesabaran, kelembutan, kata-kata yang tegas dan menyejukkan atau kata-kata yang disampaikan dengan jelas dapat mempengaruhi perilaku klien untuk berbuat lebih baik dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya.
Pernahkah Anda melihat seorang perawat jiwa melakukan komunikasi dengan pasien untuk mengubah atau memperbaiki perilakunya yang menyimpang? Lakukanlah pengamatan pada perawat jiwa yang sedang berinteraksi dengan pasien!
Komunikasi sebagai elemen terapi sangat nyata sekali dilakukan dalam perawatan pada pasien yang mengalami masalah psikososial atau mengalami gangguan jiwa. Untuk mengubah dan membantu proses adaptasi pasien gangguan jiwa, satu-satunya alat kerja yang efektif untuk mencapai kesembuhan pasien adalah komunikasi yang dilakukan perawat. Komunikasi yang dilakukan perawat, baik verbal maupun nonverbal, dapat memberikan kesembuhan buat klien.
5. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dan Komunikasi Sosial
Komunikasi terapeutik berbeda secara spesifik dengan komunikasi sosial. Komunikasi terapeutik dalam konteks hubungan saling membantu (the helping relationship) menurut Taylor, Lillis, dan LeMone (1989) adalah hubungan saling membantu antara perawat-klien yang berfokus pada hubungan untuk memberikan bantuan yang dilakukan oleh perawat kepada klien yang membutuhkan pencapaian tujuan. Dalam hubungan saling membantu ini, perawat berperan sebagai orang yang membantu dan klien adalah orang yang dibantu, sedangkan sifat hubungan adalah hubungan timbal balik dalam rangka mencapai tujuan klien.
Tujuan hubungan saling membantu (helping relationship), menurut Taylor, Lillis, dan LeMone (1989), adalah memenuhi kebutuhan klien dan meningkatkan kemandirian, perasaan berharga, dan kesejahteraan. Sementara itu, Stuart dan Laraia (1998) mengidentifikasi tujuan helping relationship sebagai berikut
Memperoleh realisasi diri (self realization), penerimaan diri (self acceptance), dan meningkatkan tanggung jawab diri (self respect).
Memperjelas identitas personal (personal identity) dan meningkatkan integritas personal (personal integration).
Meningkatkan keintiman (intimate), saling ketergantungan (interdependent), serta hubungan interpersonal (interpersonal relationship) dengan kemampuan memberi dan menerima penuh kasih sayang.
Meningkatkan fungsi kehidupan dan kepuasan serta pencapaian tujuan personal secara realistis.
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa hubungan terapeutik berbeda dengan hubungan sosial. Komunikasi terapeutik juga berbeda dengan komunikasi sosial. Tabel di bawah ini menjelaskan perbedaan tersebut.
Perbedaan Komunikasi Terapeutik dan Komunikasi Sosial
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Terapeutik
Berhasilnya pencapaian tujuan dari suatu komunikasi sangat tergantung dari faktor-faktor memengaruhi sebagai berikut.
Spesifikasi tujuan komunikasi
Komunikasi akan berhasil jika tujuan telah direncanakan dengan jelas. Misalnya, tujuan komunikasi adalah mengubah perilaku klien, maka komunikasi diarahkan untuk mengubah perilaku dari yang malaadaptif ke adaptif.
Lingkungan nyaman
Maksud lingkungan nyaman adalah lingkungan yang kondusif untuk terjalinnya hubungan dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat. Lingkungan yang tenang/tidak gaduh atau lingkungan yang sejuk/tidak panas adalah lingkungan yang nyaman untuk berkomunikasi. Lingkungan yang dapat melindungi privasi akan memungkinkan komunikan dan komunikator saling terbuka dan bebas untuk mencapai tujuan.
Privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak)
Kemampuan komunikator dan komunikan untuk menyimpan privasi masing- masing lawan bicara serta dapat menumbuhkan hubungan saling percaya yang menjadi kunci efektivitas komunikasi.
Percaya diri
Kepercayaan diri masing-masing komunikator dan komunikan dalam komunikasi dapat menstimulasi keberanian untuk menyampaikan pendapat sehingga komunikasi efektif.
Berfokus kepada klien
Komunikasi terapeutik dapat mencapai tujuan jika komunikasi diarahkan dan berfokus pada apa yang dibutuhkan klien. Segala upaya yang dilakukan perawat adalah memenuhi kebutuhan klien.
Stimulus yang optimal
Stimulus yang optimal adalah penggunaan dan pemilihan komunikasi yang tepat sebagai stimulus untuk tercapainya komunikasi terapeutik.
Mempertahankan jarak personal
Jarak komunikasi yang nyaman untuk terjalinnya komunikasi yang efektif harus diperhatikan perawat. Jarak untuk terjalinnya komunikasi terapeutik adalah satu lengan (± 40 cm). Jarak komunikasi ini berbeda-beda tergantung pada keyakinan (agama), budaya, dan strata sosial.
7. Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, diri perawat adalah alat yang terapeutik untuk penyembuhan klien. Sebagai alat, perawat harus mampu menggunakan dirinya secara terapeutik. Cara menggunakan diri secara terapeutik (bagi perawat), yaitu mengembangkan kesadaran diri (developing self awareness), mengembangkan kepercayaan (developing trust), menghindari pengulangan (avoiding stereotypes), dan tidak menghakimi (becoming nonjudgmental) (Chitty, 1997).
Sebagai seorang perawat, Anda harus selalu meningkatkan kualitas diri supaya terapeutik untuk diri sendiri dan orang lain dengan menganalisis diri. Cara melakukan analisis diri adalah melakukan evaluasi kesadaran diri (self awareness) dan pengungkapan diri, mengklarifikasi nilai, mengeksplorasi perasaan, perawat sebagai role model, mengutamakan kepentingan orang lain, bersikap etis, dan bertanggung jawab. Berikut uraian masing-masing cara menganalisis diri perawat.
Kesadaran diri (self awareness) dan pengungkapan diri
Cara meningkatkan kesadaran diri dapat menggunakan johary window yang terdiri atas empat kuadran dan menggambarkan kualitas diri seperti pada Gambar 1.3. Ada dua aspek self yang harus dilakukan perawat, yaitu kesadaran diri dan pengungkapan diri.
Kesadaran diri (self awareness) dan pengungkapan diri
Perawat dapat menggunakan joharry window untuk meningkatkan kesadaran diri mereka seperti pada Gambar 1.3 berikut.
Kesadaran diri (self awareness) dan pengungkapan diri
Quadrant I
Disebut daerah terbuka (diketahui oleh diri sendiri dan orang lain) Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dan lain-lain yang diketahui oleh diri sendiri ataupun orang lain. Besarnya daerah terbuka berbeda-beda untuk tiap-tiap orang. Semakin luas daerah terbuka semakin tinggi kesadaran diri kita dan berarti semakin baik komunikasi kita. Sebaliknya, semakin sempit daerah terbuka semakin rendah kesadaran diri kita dan berarti semakin buruk komunikasi kita.
Quadrant II
Disebut daerah buta (hanya diketahui oleh orang lain). Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dan lain-lain yang hanya diketahui orang lain dan kita sendiri tidak mengetahuinya. Bentuk perilaku dalam diagram ini sebagian besar adalah perilaku yang tidak kita sadari atau pengalaman terpendam yang muncul dan teramati oleh orang lain. Setiap orang harus berusaha mengurangi daerah buta ini supaya dapat memperluas kesadaran dirinya dan supaya komunikasinya baik.
Quadrant III
Disebut daerah tertutup/rahasia (hanya diketahui oleh diri sendiri) Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dan lain-lain yang hanya diketahui kita sendiri, sedangkan orang lain tidak mengetahuinya. Individu cenderung menyimpan atau merahasiakan segala sesuatu yang ada pada dirinya dan tidak terbuka pada orang lain. Mereka terlalu tertutup dan tidak mengomunikasikan apa yang dia ketahui kepada orang lain.
Quadrant IV
Disebut daerah gelap/tidak dikenal (tidak diketahui, baik oleh diri maupun orang lain). Daerah ini berisikan hal-hal yang tidak diketahui, baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Daerah gelap ini bisa kita buka dengan cara mengenal dan mengamati apa yang ada pada diri dan sekitar kita, melalui interaksi terbuka, jujur, empati, dan saling percaya. Kita harus mempelajari hal- hal yang belum kita ketahui ataupun belum diketahui oleh orang lain.
DeVito (1997) menjelaskan bahwa untuk meningkat kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara berikut.
Dialog dengan diri sendiri, melakukan komunikasi intrapersonal dengan diri sendiri untuk mengenal aspek-aspek diri.
Mendengarkan pendapat orang lain tentang diri kita.
Mengurangi daerah buta dengan terus belajar dari lingkungan sekitar kita.
Amatilah diri Anda dari pandangan yang berbeda/dari sumber yang berbeda.
Memperluas daerah terbuka dengan terus-menerus menjalin komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
Selain menggunakan joharry window untuk meningkatkan kesadaran diri, DeVito (1998) menjelaskan bahwa perawat juga dapat melakukan pengungkapan dirinya. Dengan cara ini, perawat dilatih untuk jujur dalam mengungkapkan siapa dirinya. Berikut cara pengungkapan diri yang dapat dilakukan oleh perawat.
Ungkapan informasi tentang diri kita sendiri yang biasa kita sembunyikan.
Ungkapan hal-hal yang menyangkut diri kita yang tidak disadari.
Ungkapan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui orang lain.
Ungkapan informasi tentang diri kita: pikiran, perasaan, dan perilaku.
Ungkapan informasi yang biasa dan secara aktif disembunyikan.
Libatkan minimal satu orang untuk lebih banyak mengungkapkan diri kita (perawat), baik tentang kebaikan, kejelekan, kelebihan, maupun kekurangan.
Klarifikasi nilai (clarification of value )
Perawat melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang diyakini yang mendasari sikap dan tingkah lakunya, misalnya nilai kebersamaan, kekeluargaan, religi, kebersihan, keindahan, dan lain-lain.
Eksplorasi perasaan (feeling exploration)
Perawat harus mampu mengekspresikan perasaan secara jujur. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan yang disadari atau tidak yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan hubungan dengan klien.
Perawat sebagai model peran (nurses as role model)
Perawat sebagai role model maksudnya adalah perawat harus menjadi contoh yang baik bagi klien. Perawat dengan nilai-nilai yang dimilikinya harus bersikap dan bertingkah laku yang dapat dicontoh secara baik oleh klien. Peran ini harus disadari oleh perawat sehingga perawat harus selalu mengontrol perilakunya.
Berorientasi untuk kepentingan orang lain (altruism)
Perawat harus berorientasi untuk kepentingan orang lain, bukan dirinya sendiri. Perawat dapat meningkatkan kesadaran diri secara terus-menerus untuk menyelami masalah klien dan berpikir untuk selalu berbuat baik kepada klien. Segala aktivitas yang dilakukan perawat adalah kepentingan kesembuhan klien atau mencapai tujuan yang diinginkan klien.
Ethic dan responsibility
Perawat harus mengedepankan nilai-nilai dan etika yang disadarinya serta menunjukkan tanggung jawab yang tinggi.
Daftar Pustaka Dasar – Dasar Komunikasi Terapeutik
Chitty. 1997. Professional Nursing Practice. St. Louis: Mosby.
DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antarmanusia, penj. Agus Maulana. Jakarta: Professional Book.
Keliat, B.A. 1996. Hubungan Terapeutik Perawat Klien. Jakarta: EGC.
Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and Practice. St. Louis: Mosby.
Stuard, G.W., dan M.L. Laraia. 1998. Principle and Practice of Psychiatric Nursing. Edisi keenam. St. Louis: Mosby.
Taylor, C.; C. Lillis; dan P. LeMone. 1989. Fundamental of Nursing : The Art and Science of Nursing Care. Philadelphia: J.B. Lippincott.
Penutup
Demikian penjelasan tentang Dasar – Dasar Komunikasi Terapeutik. Semoga artikel Dasar – Dasar Komunikasi Terapeutik dapat membantu dalam memahami Dasar – Dasar Komunikasi Terapeutik. Terima Kasih
Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas mengenai Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa. Dimana terapi modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Sebagai seorang terapis, perawat harus mampu mengubah perilaku maladaftif pasien menjadi perilaku yang adaptif serta meningkatkan potensi yang dimiliki pasien. Ada bermacam-macam terapi modalitas dalam keperawatan jiwa seperti terapi individu, terapi keluarga, terapi bermain, terapi lingkungan dan terapi aktifitas kelompok. Terapi modalitas dapat dilakukan secara individu maupun kelompok atau dengan memodifikasi lingkungan dengan cara mengubah seluruh lingkungan menjadi lingkungan yang terapeutik untuk klien, sehingga memberikan kesempatan klien untuk belajar dan mengubah perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi. Mari kita simak artikel Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa
Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa
Ada beberapa jenis terapi modalitas dalam keperawatan jiwa seperti:
1. Terapi Individu
Adalah suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien. Dimana hubungan yang terjalin merupakan hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini diharapkan terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan.
Hubungan terstruktur dalam terapi individual ini, bertujuan agar klien mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga diharapkan mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Tahapan hubungan dalam terapi individual meliputi:
1. Tahapan Orientasi
Tahap orientasi dilakukan ketika perawat pertama kali berinteraksi dengan klien.dilaksanakan pada tahap ini, tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah membina hubungan saling percaya dengan klien. Hubungan saling percaya antara perawat dan klien sangat penting terjalin, karena dengan terjalinnya hubungan saling percaya, klien dapat diajak untuk mengekspresikan seluruh permasalahannya dan ikut bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang dialami, sepanjang berhubungan dengan perawat. Bila hubungan saling percaya telah terbina dengan baik, tahapan berikutnya adalah klien bersama perawat mendiskusikan apa yang menjadi penyebab timbulnya masalah yang terjadi pada klien, jenis konflik yang terjadi, juga dampak dari masalah tersebut terhadap klien Tahapan orientasi diakhiri dengan adanya kesepakatan antara perawat dan klien tentang tujuan yang hendak dicapai dalam
hubungan perawat-klien dan bagaimana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Tahapan Kerja
Pada tahaap ini perawat memiliki peran yang sangat penting sebagai seorang terapis dalam memberikan berbagi intervensi keperawatan. Keberhasilan pada tahap ini ditandai dengan kemampuan perawat dalam mengali dan mengeksplorasiklien untuk mengungkapkan permasalahan yang dialami. Pada tahap ini juga sangat penting seorang terapis Pada tahap ini, klien dibantu untuk dapat mengembangkan pemahaman tentang dirinya, dan apa yang terjadi dengan dirinya. Selain itu klien didorong untuk berani mengubah perilaku dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
3. Tahapan Terminasi
Tahap terminasi terjadi bila klen dan perawat menyepakati bahwa masalah yang mengawali terjalinnya hubungan terapeutik telah terselesaikan dan klien telah mempu mengubah perilaku dari maladaptif menjadi adaptif. Pertimbangan lain untuk melakukan terminasi adalah apabila klien telah merasa lebih baik, terjadi peningkatan fungsi diri, social dan pekerjaan, serta yang terpenting adalah tujuan terapi telah tercapai.
2. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah suatu terapi yang dilakukan dengan cara mengubah atau menata lingkungan agar tercipta perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. Proses terapi dilakukan dengan mengubah seluruh lingkungan menjadi lingkungan yang terapeutik untuk klien. Dengan lingkungan yang terapeutik akan memberikan kesempatan klien untuk belajar dan mengubah perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
Penting sekali bagi seorang perawat untuk memberikan kesempatan, dukungan, pengertian agar klien dapat berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Dengan terapi lingkungan klein belajar ketrampilan baru seperti mentaati aturan yang berlaku, selain itu klien belajar untuk mewujudkan haarapan dari lingkungan sekitar yang telah disepakti bersamaserta belajar untuk menghadapi dan meyelesaikan tekanan dari teman (peer group), serta belajar berinteraksi dengan orang lain. Tujuan akhir dari terapi lingkungan adalah r meningkatnya kemampuan klien dalam berkomunikasi dan mengambil keputusan yang pada akhirnya harga diri klien meningkat. Selain itu dengan terapi lingkungan diajarkan cara beradaptasi dengan lingkungan baru di luar rumah sakit sepessrti lingkungan rumah, tempat kerja dan masyarakat.
3. Terapi Biologis
Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model medical di mana gangguan jiwa dipAndang sebagai penyakit. PAndangan model ini berbeda dengan model konsep terapi yang lain yang, Karena model terapi ini memAndang bahwa gangguan jiwa
murni dissebabkan karena adanya gangguan pada jiwa semata, tanpa mempertimbangkan adanya kelaianan patofisiologis. Proses terapi dilakukan dengan melakukan pengkajian spesifik dan pengelompokkasn gejala dalam sindroma spesifik. Perilaku abnormal dipercaya akibat adanya perubahan biokimiawi tertentu.
Beberapa jenis terapi somatic gangguan jiwa seperti: pemberian obat (medikasi psikofarmaka), intervensi nutrisi,electro convulsive therapy (ECT), foto terapi, dan bedah otak. Beberapa terapi yang sampai sekarang tetap diterapkan dalam pelayanan kesehatan jiwa meliputi medikasi psikoaktif dan ECT.
4. Terapi Kognitif
Prinsip terapi ini adalah memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Proses terapi dilakukan dengan membantu menemukan stressos yang menjadi penyebab gangguan jiwa, selanjutnya mengidentifikasi dan mengubah pola fikir dan keyakinan yang tidak akurat menjadi akurat.
Terapi kognitif berkeyakinan bahwa gangguan perilaku terjadi akibat pola keyakinan dan berfikir klien yang tidak akurat. Untuk itu salah satu prinsip terapi ini adalah modifikasi perilaku adalah dengan mengubah pola berfikir dan keyakinan tersebut. Fokus auhan adalah membantu klien untuk mengevaluasi kembali ide, nila yang diyakini serta harapan dan kemudian dilanjutkan dengan menyusun perubahan kognitif.
Pemberian terapi kognitif bertujuan untuk :
Mengembangkan pola berfikir yang rasional. Mengubah pola berfikir tak rasional yang sering mengakibatkan gangguan perilaku menjadi pola berfikir rasional berdasarkan fakta dan informasi yang actual.
Membiasakan diri selalu menggunakan cara berfikir realita dalam menanggapi setiap stimulus sehingga terhindar dari distorsi pikiran.
Membentuk perilaku baru dengan pesan internal. Perilaku dimodifikasi dengan terlebih dahulu mengubah pola berfikir.
Bentuk intervensi dalam terapi kognitif meliputi mengajarkan untuk mensubstitusi pikiran klien, belajar penyelesaian masalah dan memodifikasi percakapan diri negatif.
5. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga dimana setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi sebagai terapis. Terapi ini bertujuan agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya dalam merawat klien dengan gangguan jiwa. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; yaitu keluarga yang tidak mampu melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan diidentifikasi selanjutnya setiap anggota keluarga mengidentifikasi penyebab masalah tersebut dan kontribusi setiap anggota keluarga terhadap munculnya masalah.untuk kemudian mencari
solusi untuk mempertahankan keutuhan keluarga dan meningkatkan atau mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
Proses terapi keluarga terdiri dari tiga tahapan yaitu fase 1 (perjanjian), fase 2 (kerja), fase 3 (terminasi). Di fase pertama perawat dan klien mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu keluarga diidentifikasi, dan tujuan terapi ditetapkan bersama. Kegiatan di fase kedua atau fase kerja adalah keluarga dengan dibantu oleh perawat sebagai terapis berusaha mengubah pola interaksi antar anggota keluarga, meningkatkan kompetensi masing-masing anggota keluarga, dan mengeksplorasi batasan-batasan dalam keluarga serta peraturan-peraturan yang selama ini ada.
Terapi keluarga diakhiri di fase terminasi di mana keluarga mampu memecahkan masalah yang dialami dengan mengatasi berbagai isu yang timbul. Keluarga juga diharapkan dapat mempertahankan perawatan yang berkesinambungan.
6. Terapi Aktifitas Kelompok
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang diberikan kepada sekelompok pasien dilakukan dengan cara berdiskusi antar sesama pasien dan dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih.
1. Manfaat TAK
Secara umum terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat:
Meningkatkan kemampuan menilai dan menguji kenyataan (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
Meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi.
Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif.
Secara khusus tujuan terapi aktifitas kelompok adalah
Meningkatkan identitas diripasien .
Menyalurkan emosipasien secara konstruktif.
Meningkatkan keterampilan hubungan sosial yang akan membantu pasien didalam kehidupan sehari-hari.
Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.
2. Jenis Terapi Aktifitas Kelompok
TAK: Stimulasi Persepsi
Definisi: Terapi aktivitas kelompok (TAK): Stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan akivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi.Terapi ini sangat efektif untuk pasein yang mengalami gangguan persepsi; halusinasi, menarik diri , gangguan orientasi realitas, kurang inisiatif atau ide. Pasien yang mengikuti kegiatan terapi ini merupakan pasien yang kooperatif, sehat fisik, dan dapat berkomunikasi verbal.
Tujuan TAK stimulasi persepsi
Tujuan umum :
Pasien memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus yang diterimanya
Tujuan khususnya :
Pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan
Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami tepat.
Aktivitas dalam TAK terbagi dalam empat bagian
Mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari yaitu:
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi yang dilakukan adalah: menonton televisi. membaca majalah/koran/artikel dan melihat gambar.
Stimulus nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan
Untuk TAK ini pasien yang mengikuti adalah pasien dengan halusinasi, dan pasien menarik diri yang telah mengikuti TAKS, dan pasien dengan perilaku kekerasan. Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal kekerasan
yang bisa dilakukan materi terapi ini meliputi penyebab, tAnda dan gejala, perilaku kekerasan; akibat perilaku kekerasan.
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum obat;
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah.
Stimulus yang tidak nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal halusinasiasertif;
Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi
Tujuan umum dari terapi aktifitas kelompok sosialisasi adalah meningkatkan kemampuan sosialisasi pada pasien dengan isolasi sosial. Sedangkan tujuan khususnya adalah:
Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pasien
Pasien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
Pasien dapat berlatih mematuhi peraturan
Pasien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
Pasien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
Pasien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan
Pasien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Kriteria pasien yang dapat mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi adalah
Pasien menarik diri yang cukup kooperatif
Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan orang lain
Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang
Tahapan terapi aktifitas kelompok (TAK)
Terapi aktifitas kelompok terdiri dari 4 fase yaitu:
Fase Prakelompok: Fase ini dimulai dengan membuat tujuan terapi, menentukan leader, jumlah anggota, kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan serta media yang digunakan. Jumlah anggota pada terapi kelompok biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang da mengikuti terapi aktifitas kelompok adalah: sudah terdiagnosa baik medis maupun keperawatan, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, serta tidak terdiagnosa dengan waham.
Fase Awal Kelompok : Fase ini ditAndai dengan timbulnya ansietas karena masuknya anggota kelompok, dan peran baru. fase ini terbagi atas tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kohesif.
Tahap orientasi : Pada fase ini anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing- masing, leader menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan anggota.
Tahap konflik : Merupakan masa sulit dalam proses kelompok. Pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah perilaku perilaku yang tidak produktif
Tahap kohesif : Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain
Fase Kerja Kelompok : Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis. Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian
Fase Terminasi : Fase ini ditAndai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat bersifat sementara (temporal) atau akhir.
7. Terapi Perilaku
Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah bahwa perilaku timbul akibat proses pembelajaran. Teknik dasar yang digunakan dalam terapi jenis ini adalah:
Role
Kondisioning operan
Desensitisasi sistematis
Pengendalian diri
Terapi aversi atau releks kondisimodel
Strategi teknik role model adalah mengubah perilaku dengan memberi contoh perilaku adaptif untuk ditiru klien. Dengan teknik ini klien akan mencontoh dan mampelajarisertameniru perilaku tersebut. Teknik ini biasanya dikombinasikan dengan teknik konditioning operan dan desensitisasi.Konditioning operan disebut juga penguatan positif pada teknik ini seorang terapis memberi penghargaan kepada klien terhadap perilaku yang positif yang telah ditampilkan oleh klien. Dengan penghargaan dan umpan balik positif diharapkan klien akan mempertahankan atau meningkatkannya.
Terapi perilaku yanga sangat cocok diterapkan pada klien fobia adalah teknik desensitisasi sistematis yaitu teknik mengatasi kecemasan terhadap sesuatu stimulus atau kondisi dengan cara bertahap. Dalam keadaan relaks, secara bertahap klien diperkenalkan dipaparkan terhadap stimulus atau situasi yang menimbulkan kecemasan.Intensitas pemaparan stimulus makin meningkat seiring dengan toleransi klien terhadap stimulus tersebut. Hasil akhir dari terapi ini adalah klien berhasil mengatasi ketakutan atau kecemasannya akan stimulus tersebut.
Untuk mengatasi perilaku maladaptive, klien dapat dilatih dengan menggunakan teknik pengendalian diri. Bentuk latihannya adalah berlatih mengubah kata-kata negatif menjadi kata-kata positif. Apabila ini berhasil maka, klien memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku sehingga terjadinya penurunan tingkat distress klien.
Mengubah perilaku dapat juga dilakukan dengan memberi penguatan negatif. Caranya adalah dengan memberi pengalaman ketidaknyamanan untuk mengubah perilaku yang maladaptive. Bentuk ketidaknyamanan, dapat berupa menghilangkan stimulus positif sebagai “punishment” terhadap perilaku maladaptive tersebut. Dengan teknik ini klien belajar untuk tidak mengulangi perilaku demi menghindari konsekuensi negatif yang akan diterima akibat perilaku negatif tersebut.
8. Terapi Bermain
Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-anak akan dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi verbal. Dengan bermain perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional anak, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk mengatasi masalah anak.
Prinsip terapi bermain meliputi membina hubungan yang hangat dengan anak, merefleksikan perasaan anak yang terpancar melalui permainan, mempercayai bahwa anak dapat menyelesaikan masalahnya, dan kemudian menginterpretasikan perilaku anak tersebut.Terapi bermain diindikasikan untuk anak yang mengalami depresi, ansietas, atau sebagai korban penganiayaan (abuse). Terapi bermain juga dianjurkan untuk klien dewasa yang mengalami stress pasca trauma, gangguan identitas disosiatif dan klien yang mengalami penganiayaan.
Daftar Pustaka
FIK UI & WHO, 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP), Jakarta: Tidak diterbitkan
Keliat, B.A., dkk. 2005. Modul Basic Course Community Mental-Psychiatric Nursing. Jakarta: Tidak diterbitkan
Ralph S.S., Rosenberg, M.C., Scroggins, L., Vassallo, B., Warren, J., 2005, Nursing Diagnoses : Definitions & Classification, NANDA International, Philadelphia
Rawlins, R.P., Heacoch, P.E., 1993, Clinical Manual of Psychiatric Nursing, Mosby Year Book, Toronto
Rawlins, R.P., Williams,S.R., Beck, C.M.,1993, Mental Health Psychiatric Nursing a Holistic Life Cicle Approach, Mosby Year Book, London
Stuart, G.W., Laraia, M.T., 1998, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 6th Edition, Mosby, St. Louis
Stuart, Gall Wiscart and sundeen, Sandra J. Pocket guide to psychiatric nursing
(2 nd. Ed) Mosby Year Book, St. Louis, baltimore. Boston Chicago. London. Sydney. Toronto.
Stuat, G.W., Sundeen, S.J., 1998, Keperawatan Jiwa, Buku Saku, Terjemahan Hamid, A.S., Edisi 3, EGC, Jakarta
TIM Jiwa FIK UI. 1999. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa. Jakarta: Bagian Keperawatan Jiwa Komunitas FIK UI, tidak diterbitkan
Townsend, M.C. 1998. Diagnosis Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri: Pedoman untuk Pembuatan Rincian Perawatan, Jakarta: EGC
Penutup
Terima Kasih sudah membaca artikel tentang Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa. Semoga Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa dapat membantu rekan-rekan dalam memahami Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa
Pada kali ini maimelajah.com akan membahas Jahe Meningkatkan Kesuburan Wanita. Kehamilan bagi pasangan suami istri, baik yang baru menikah maupun pasangan yang lama menikah namun belum dikaruniai anak, merupakan peristiwa yang paling membahagiakan. Bagi pasangan yang belum dikaruniai anak akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera mendapatkan karunia ini. Pada dasarnya kehamilan adalah sebuah peluang dari hubungan seks, kesuburan kedua belah dan kesiapan rahim. Meski peluang Anda kecil atau besar, tidak dapat memberi jaminan mutlak hamil tidaknya Anda. Kehamilan adalah karunia Tuhan yang terkadang tidak dapat kita duga. Namun demikian sebagai mahkluk Tuhan kita diberi kewajiban untuk selalu mengusahakan apa yang kita harapkan.
Demikian pula dalam kehamilan kita tetap diwajibkan untuk berusaha semaksimal mungkin agak dikaruniai anak oleh Tuhan. Salah satu bentuk usaha kita dalam mendapatkan buah hati adalah melakukan terapi pengobatan dengan tanaman obat yang ada di sekitar kita. Ramuan yang digunakan agar cepat hamil jenisnya bermacam-macam. Dalam dunia pengobatan herbal harus dikenali dahulu apa yang menyebabkan seorang wanita tidak bisa hamil. Setelah mengetahui penyebabnya maka disiapkan ramuan yang tepat untuk mengobati.
#Faktor Penyebab Kehamilan
Faktor yang menunjang agar terjadi kehamilan ada 3 faktor yaitu kualitas sperma, faktor organ reproduksi wanita, factor kualitas sel telur. Dari 3 faktor tersebut 2 faktor dari wanita sehingga tidak heran jika kita melihat masyarakat cenderung menyalahkan wanita wanita jika sepasang suami istri tidak kunjung mendapatkan keturunan. Meskipun demikian hal itu sebenarnya bukan murni kesalahan dari seorang wanita. Jika organ reproduksi sudah baik dan sel telurnya berkualitas maka perlu ditanyakan kualitas sperma. Seperti diketahui agar terjadi kehamilan harus dipastikan bahwa minimal satu dari dua saluran telur tidak buntu sehingga dapat dilalui sel sperma maupun calon embrio. Tidak ada kelainan pada rahim yang dapat menghambat proses pertumbuhan calon janin di dalam rahim. Selain itu agar dapat terjadi pembuahan harus dihasilkan sel telur dari indung telur yang sehat, yang juga dipengaruhi oleh kondisi hormone reproduksi yang seimbang. Oleh karena itu wanita harus mengerti memahami kedua factor penting yang menunjang kehamilan.
Sebab terjadinya gangguan kesuburan pada wanita yang mendambakan kehadiran buah hati ada berbagai macam. Perubahan gaya hidup, pola makan, stress, berat badan secara signifikan mempengaruhi kesuburan wanita. Dalam beberapa kasus banyak pasangan yang mulai frustasi karena belum hamil. Sementara di tengah penanyian hadirnya si kecil, banyak pasangan khawatir para dokter tidak sabar melakukan pengobatan. Para dokter kerap dinilai terlalu cepat memberi obat kimiawi tanpa menjelaskan alternative pilihan lain.
Selama berabad-abad ada beberapa jenis tumbuhan alami yang terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan wanita. Apabila mampu menggunakan dengan takaran yang sesuai, pengobatan secara alami bisa menjadi jawaban bagi masalah kesuburan. Tanaman obat adalah salah satu alternative yang ampuh untuk memperbaiki fungsi organ reproduksi dan memperbaiki kualitas sel telur. Ada banyak sekali jenis tanaman yang berkhasiat obat yang sering dan sudah dikenal dapat memperbaiki kualitas sel telur dan memperbaiki fungsi organ reproduksi wanita.
#Khasiat Kandungan Jahe
Secara umum jahe dimanfaatkan sebagai rempah-rempah pelengkap bumbu masakan. Akan tetapi juga sangat trend di kalangan masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai minuman penghangat badan. Sebab rasa pedas pada jahe sangat ampuh untuk membuat badan menjadi hangat. Selain itu rasa pedas yang khas membuat sensasi rasa yang enak dan khas di lidah. Jahe dengan nama ilniah “Zingiber officinale”, merupakan tanaman rimpang yang sangat umum digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa pedas pada jahe disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe mengandung minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena dan resin pahit. Karena kandungan tersebut jahe dapat menurunkan tekanan darah (hipertensi), membantu pencernaan, mencegah tersumbatnya pembuluh darah, mencegah mual, membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin. Khasiat lain dari jahe adalah dapat menetralkan radikal bebas. Kandungan antioksidan membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. Khasiat dari kandungan inilah yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan wanita.
#Resep Ramuan Jahe
Bahan Ramuan:
Jahe 10 gram
Cabai 5 gram
Lempuyang 5 gram
Cara Meramu :
Cuci bersih semua bahan
Lalu tumbuk halus
Tambahkan air 1 gelas dan saring
Air saringan dimunim 1 kali sehari satu ramuan
Ampasnya diborehkan di perut
#Penutup
Demikian penjelasan singkat tentang Jahe Meningkatkan Kesuburan Wanita. Terima Kasih
Pada kesempatan ini maimelajah.com akan membahas tentang Sistem Informasi pada Gawat Darurat. Sebelumnya perlu diketahui tentang arti dari pasien gawat darurat sehingga akan mempermudah pemahaman kita dalam belajar.
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
Pasien gawat tidak darurat : Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
Pasien darurat tidak gawat : Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam jiwa dan anggota badannya, misal : luka sayat dangkal.
Pasien tidak gawat tidak darurat : Misalnya pasien TBC kulit
Kecelakaan (accident) : Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial)
Cedera : Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.
Bencana : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderita manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
Tujuan :
Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai.
Menanggulangi korban bencana
Prinsip penanggulangan penderita gawat darurat
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu sistem atau organ di bawah ini yaitu :
Susunan saraf pusat
Pernafasan
Kardiovaskuler
Hati
Ginjal
Pankreas
Kegagalan (kerusakan) sistim/organ tersebut disebabkan oleh :
Trauma/cidera
Infeksi
Keracunan
Degenerasi
Asfiksia
Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar
Kegagalan SSP, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan sistem atau organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Dengan demikian keberhasilan PPGD dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
Kecepatan meminta pertolongan
Kecepatan dan ketepatan (kualitas) pertolongan yang diberikan baik di tempat kejadian, dalam perjalanan ke rumah sakit, dan pertolongan selanjutnya di RS
Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Terpadu
Tujuan
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah, dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi. Cakupan pelayanan kesehatan yang mungkin dikembangkan meliputi :
Penanggulangan penderita di tempat kejadian
Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian ke sarana kesehatan yang lebih memadai
Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan penderita gawat darurat
Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli
Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (unit gawat darurat dan ICU)
Upaya pembiayaan penderita gawat darurat
Sistem penanggulangan penderita gawat darurat terpadu
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu adalah suatu jejaring sumber daya yang saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat darurat dan transportasi kepada penderita yang mengalami kecelakaan atau penyakit mendadak. Pelayanan gawat darurat modern dimulai dari tempat kejadian, berlanjut selama proses transportasi dan disempurnakandifasilitaskesehatan.
Komponen pra RS (luar RS)
Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dan petugas kesehatan.
Pada umumnya yang pertama menemukan penderita gawat darurat di tempat musibah adalah masyarakat oleh karena itu, sangatlah bermanfaat bila masyarakat diberi latihan pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan penderita gawat darurat. Adapun kemampuan yang harus dimiliki masyarakat :
Cara meminta pertolongan
Resusitasi kardiopulmoner sederhana
Cara menghentikan perdarahan
Cara memasang balut/bidai
Cara transportasi penderita gawat darurat
Tenaga perawat/paramedis
Disamping pengetahuan dasar keperawatan yang telah dimiliki oleh perawat, mereka harus memperoleh tambahan pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat termasuk BTCLS dan ATCLS untuk melanjutkan pertolongan yang sudah diberikan. Kemampuan PPGD yang harus dimiliki tenaga paramedik adalah :
Sistim pernafasan
Mengenal adanya sumbatan jalan nafas
Membebaskan jalan nafas sd intubasi endotracheal
Memberikan nafas buatan
Melakukan resusitasi
Sistim sirkulasi (jantung)
Mengenal aritmia jantung, syok, infark jantung
Memberi pertolongan pertama pada aritmia, infark jantung
Melakukan resusitasi
Sistim vaskuler
Menghentikan perdarahan
Memasang infus/tranfusi
Merawat CVP
Sistim saraf
Mengenal koma dan memberi pertolongan pertama
Memberikan pertolongan pertama pada trauma kepala
Mengenal stroke dan memberi pertolongan pertama
Sistim imunologi
Mengenal renjatananafilaksis
Memberikan pertolongan pertama pada syok
Sistim gastrointestinal
Mampu merawat/mempersiapkan operasi pada penderita dengan akut abdomen
Sistim integumen
Memberikan pertolongan pertama pada luka
Memberikan pertolongan pada luka bakar
Sistim reproduksi
Mampu melayani persalinan
Memberikan pertolongan pertama pada keadaan darurat obsgyn
Farmakologi/toksikologi
Mampu memberikan pertolongan pertama pada keracunan
Mampu memberikan pertolongan pada penyalahgunaan obat
Mampu memberikan pertolongan pertama pada gigitan binatang
Organisasi
Mengetahui sistim penanggulangan penderita gawat darurat
Mengetahui sistim penanggulangan korban bencana di RS dan kota tempat bekerja
Memindahkan penderita gawat darurat dengan aman tanpa memperberat keadaan ke sarana kesehatan yang memadai
Sarana transportasi terdiri dari : kendaraan pengangkat, peralatan medis dan nonmedis, petugas dan obat-obatan
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk transportasi penderita gawat darurat
Sebelum diangkat : gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi, perdarahan telah dihentikan, luka-luka telah ditutup, patah tulang telah difiksasi
Selama perjalanan harus diperhatikan : kesadaran, pernafasan, tekanan darah, denyut nadi, keadaan luka
Komponen intra RS (dalam RS)
Seringkali Puskesmas berperan sebagai pos terdepan dalam menanggulangi penderita sebelum memperoleh penanganan yang memadai di RS. Oleh karena itu Puskesmas dalam wilayah kerja tertentu harus buka 24 jam dan mampu dalam hal :
Melakukan resusitasi dan life support
Melakukan rujukan penderita-penderita gawat darurat sesuai dengan kemampuan
Menampung dan menanggulangi korban bencana
Melakukan komunikasi dengan pusat komunikasi dan rumah sakit rujukan
Menanggulangi “false emergency” baik medikal dan surgigal bedah (bedah minor)
Puskesmas tersebut harus dilengkapi dengan :
Laboratorium untuk menunjang diagnostik seperti : Hb, Ht, leukosit, urine, dan gula darah
Tenaga 1 dokter umum dan 2-3 paramedis yang sudah mendapat pendidikan tertentu dalam PPGD
Rumah sakit merupakan terminal akhir dalam menanggulangi penderita gawat darurat. Oleh karena itu fasilitas RS, khususnya unit gawat darurat harus dilengkapi sedemikian rupa sehingga mampu menanggulangi penderita gawat darurat (to save life and limb). Unit gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan merupakan bagian dari rangkaian upaya penanggulangan penderita gawat darurat yang perlu diorganisir. Tidak
semua RS harus mempunyai bagian gawat darurat yang lengkap dengan tenaga memadai dan peralatan canggih, karena dengan demikian akan terjadi penghamburan dana dan sarana. Oleh karena itu pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan 2 aspek yaitu :
Sistem rujukan penderita gawat darurat
Beban kerja RS dalam menanggulangi penderita gawat darurat
Daftar Pustaka
Affeltrnger, B., Alcedo, Amman, W.J., Arnold, M., 2006. Living with Risk, “A Global Review of Disaster Reduction Initiatives”. Buku terjemahan oleh MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia), Jakarta.
WHO – ICN, 2009. ICN Framework of Disaster Nursing Competencies, WHO and ICN, Geneva, Switzerland.
UN – ISDR, 2004. Living with Risk “A Hundred Positive Examples of How People are Making The World Safer”, United Nation Publication, Geneva, Switzerland.
BNPB (2010). Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, BNPB, Jakarta.
Kemenkes R.I (2011). Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, Jakarta.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai Sistem Informasi pada Gawat Darurat. Terima Kasih
Microsoft Office Word merupakan salah satu aplikasi pengolah kata dari Microsoft. Aplikasi ini sangat memebantu pekerjaan kita sehari-hari, misalnya dalam membuat dokumen, brosur, skripsi, dan sebagainya. Microsoft Word 2016 merupakan pengembangan dari Word versi sebelumnya yang lebih ditingkatkan fungsinya dan dikonsentrasikan agar pengolah kata ini lebih familiar (mudah dipakai), lebih fleksibel, lebih mudah diintegrasikan dengan program office lainnya. Walaupun demikian, Word 2016 ini akan selalu dikembangkan oleh pihak Microsoft sehingga akhirnya kita betul-betul dimanja oleh software Microsoft ini. Kali ini maimelajah.com akan mencoba membahas mengenai Pengenalan Microsoft Word 2016. Silahkan disimak penjelasan berikut ini :
Definisi Microsoft Office Word
Microsoft Word adalah program aplikasi pengolah kata buatan Microsoft. Alikasi ini sangat membantu pekerjaan kita sehari-hari, misalnya dalam membuat dokumen, brosur, skripsi, dan sebagainya.
Aplikasi yang dikembangkan oleh microsoft ini terdapat dalam satu paket microsoft office yang berisi microsoft word, microsoft excel, microsoft power point, microsoft office publisher microsoft office access dan lain-lain. Akan tetapi dari sekian banyak ini paket yang ditawarkan microsoft word yang paling sering dipakai oleh kebanyakan orang selain microsoft excel dan power point. Dalam perkembangannya microsoft word mengalami banyak perkembangan dari tahun ke tahun mulai dari microsoft word 1998, microsoft word 2003, microsoft word 2007, microsoft word 2010 dan microsoft word 2016. Dengan perkembangan tersebut microsoft telah menambahkan database dan tool yang baru untuk menyempurnakan agar microsoft word lebih mudah untuk digunakan. Dengan microsoft word dapat memudahkan kerja manusia dalam melakukan pengetikan surat maupun dokumen lain.
Fungsi Microsoft Office Word
Fungsi utama dari Microsoft word ini adalah mengolah kata sehingga semua pekerjaan yang berkaitan dengan mengolah kata dapat dikerjakan dengan bantuan aplikasi ini, seperti :
Membuat surat-menyurat baik untuk keperluan resmi maupun tidak resmi
Membuat dokumen dengan cepat serta tepat
Membuat dokumen dengan berbagai variasi agar lebih menarik
Menambahkan gambar pada dokumen
Membuat table, dan masih banyak lagi.
Cara Menggunakan Microsoft Word
a. Menu dan icon pada Microsoft Word 2016
b. Unsur-Unsur Utama Layar Microsoft Word 2016 Dan Fungsinya
Nama Fitur
Fungsi
Quick Access Toolbar
Kumpulan tombol pintas yang sering digunakan untuk perintah umum. Bisa ditambah maupun dikurangi, namun secara default terdiri dari Save, Undo, dan Redo.
Ribbon
Berisi kumpulan tab yang sudah disusun berdasarkan kategori tertentu, misalnya Home, Insert, Design. Pada masing-masing tab berisi beberapa kelompok perintah, misalnya Font, Paragraph, Styles
Title
Menampilkan nama dokumen yang sedang dibuka.
Help
Bantuan yang dapat digunakan pengguna terkait Ms. Word 2016.
Ribbon Display Options
Pilihan untuk mengatur tampilan Ribbon.
Nama Fitur
Fungsi
Minimize
Digunakan untuk meminimalkan tampilan dokumen.
Restore down/ Maximize
Restore down digunakan mengembalikan tampilan dokumen dari full screen. Maximize digunakan untuk mengembalikan tampilan dokumen ke full screen.
Close
Menutup dokumen.
Account Access
Digunakan untuk masuk ke akun Microsoft.
Ruler
Berada di bagian atas dan di bagian kiri yang berfungsi untuk membuat lebih mudah dalam menyesuikan dokumen secara presisi.
Scroll Bar
Berada di bagian bawah dan bagian kanan yang berfungsi untuk menggeser tampilan ke atas bawah atau kanan kiri.
Page Number in Document
Menunjukkan halaman yang sedang diakses dari keseluruhan halaman.
Word count
Menunjukkan jumlah kata yang ditulis dalam dokumen.
Proofing check
Digunakan untuk memeriksa kesalahan ejaan kata.
Language
Pilihan bahasa yang digunakan dalam penulisan dokumen.
Read Mode
Pilihan untuk menampilkan mode baca. Pada tampilan ini semua perintah edit dinonaktifkan (hidden), sehingga tampil penuh pada layar. Memungkinkan dapat membaca dari halaman satu ke halaman lain memanfaatkan tanda panah di kanan dan kiri halaman.
Print Layout
Merupakan tampilan mode standar dokumen, yang dapat membuat atau mengedit dokumen. Terdapat page breaks di antara halamannya yang menunjukkan bagaimana dokumen terlihat ketika dicetak.
Webpage Layout
Pilihan untuk menampilkan dokumen ke mode situs (website) dengan menghapus page breaks.
Zoom Control
Digunakan untuk memperbesar atau memperkecil tampilan dokumen.
Membuat dokumen pengolah kata
Kita akan mencoba penerapan Microsoft Word sebagai aplikasi pengolah kata untuk membuat raport tengah semester. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Mengkatifkan Microsoft Word melalui start menu.
Klik Start Menu
Pilih All Program
Folder Microsoft Office
Microsoft Office Word 2016.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai Pengenalan Microsoft Word 2016. Terima Kasih
Rahasia Panjang Umur Orang Jepang merupakan artikel yang maimelajah.com akan coba bahas pada artikel kali ini. Menurut statistik, pria dan wanita Jepang memiliki umur harapan hidup terpanjang di dunia. Umur harapan hidup 86 tahun untuk wanita dan 79 tahun untuk pria. Statistik umur harapan hidup ini masih lebih tinggi daripada Negara Adidaya Amerika. AS umur harapan hidup yaitu 80 tahun untuk wanita dan 75 tahun untuk pria. Bukan hanya itu, organisasi kesehatan dunia WHO menyebutkan bahwa Jepangpun memiliki prestasi kesehatan dengan memiliki rata-rata umur tertua. Dimana seorang bisa hidup sehat tanpa gangguan kesehatan/ disabilitas bermakna, yaitu 75 tahun.
Data ini bisa dimaknai bahwa hingga umur 75 tahun, orang Jepang masih bisa beraktifitas dan bekerja tanpa keluhan sakit. Lebih jauh lagi Negara Jepang, memiliki angka terendah obesitas (kegemukan) di dunia, yaitu sekitar 3%. Semua itu ternyata bukan karena factor genetik. Tetapi lebih karena Negara ini memiliki segudang kebiasaan sehat yang belum dipunya Negara lain. Rahasia Panjang Umur Orang Jepang sebagai kebiasaan sehat bangsa Jepang itu adalah sebagai berikut
Me mo taberu yo (Mata pun ikut makan)
Kuliner Jepang dikenal dunia sebagai kuliner yang menyajikan makanan dengan sangat cantik dan mengikuti tata cara yang kadang rumit. Naomi Moriyama penulis Japanese Women Don’t Get Old or Fat: Secrets of My Mother’s Tokyo Kitchen. Naomi mengatakan dalam bukunya factor kecantikan makanan inilah yang membuat orang Jepang makan lebih lambat. Tujuannya menikmati kecantikan sajian makanan tersebut. Konsekuensi dari melambatnya proses makan ini adalah tubuh memiliki waktu untuk mencerna dan membuat tubuh menyadari bahwa tubuhnya sudah kenyang.
Sangat selektif dengan karbohidrat
Orang Jepang sangat teliti dalam menghitung jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh mereka. Karena ketelitian inilah, mereka sangat selektif dalam menghitung jumlah karbohidrat ke dalam tubuh. Selain jumlah karbohidrat yang tepat, orang Jepang juga dikenal memiliki variasi karbohidrat yang luas dalam diet sehari-harinya. Walaupun sama-sama Negara pemakan nasi, sebagian orang Jepang ternyata tidak makan nasi 3 kali sehari seperti orang Indonesia. Ini terjadi karena adanya pilihan karbohidrat lain yang cukup banyak dan mudah dijumpai. Karbohidrat ini seperti spaghetti, pasta, udon (mie dari beras), soba (mie dari buckle wheat), roti, cereal dll. Untuk melengkapi zat gizi yang dikonsumsi selain karbohidrat mereka memastikan bahwa diet mereka adalah diet yang seimbang. Diet seimbang dengan sayuran, buah dan daging kurus seperti ikan, cumi-cumi, kerang maupun udang.
Porsi demi porsi
Sebuah riset menemukan fakta bahwa manusia cenderung tidak bisa mengukur apa yang mereka makan dan akan memakan apapun yang disediakan. Dalam hal ini lagi-lagi Naomi Moriyama menyebutkan penyediaan makan ala Jepang yang portion by portion. Sajiannnya dimulai dari nasi, protein pertama, protein kedua, sayur segar, sayur acar hingga sup miso. Hal ini membuat seseorang terlatih untuk menakar makanan dan hanya makan sesuai dengan porsi yang dibuutuhkan. Kerugiannya penyediaan makanan cara Jepang hanya satu, cucian piring bertambah banyak.
Gila sayur
Jepang termasuk salah satu Negara yang gila sayur. Hamper sebagian besar komposisi diet makanan di jepang adalah sayur, salad hingga tumis sayur. Hal ini juga bisa dilihat, dibandingkan restoran cepat saji, restoran Jepang terkenal selalu identik dengan komposisi sayuran yang banyak. Baik dalam bentuk salad, tumis sayur di teppan, nabe/shabu-shabu maupun tempura sayur.
Minim bumbu
Untuk sebagian besar bangsa yang memiliki makanan dengan bumbu kaya rempah, makanan Jepang dengan citarasa aslinya tidak bisa dibilang enak. Orang Jepang sangat memperhatikan kualitas bahan makanan, sehingga mereka memilih cara memasak yang sangat minimal untuk mempertahankan cita rasa aslinya. Bumbu masakan Jepang pun hanya terasa asin (dari shoyu), manis (dari mirin atau tare) dan gurih (dari ekstrak atau ekisu). Dengan cara pengolahan yang relative sangat sederhana seperti derebus, dipanggang atau ditumis sebentar. Karena cara memasak yang relative sederhana ini, makanan tidak akan melaui proses panjang memasak. Sehingga kerusakan yang terjadi maupun radikal bebas yang terbentuk dari setiap proses memasak akan menjadi sangat minimal. Tentunya membuat kualitas makanan terjaga dengan baik. Hal ini juga yang membuat di Jepang banyak sekali tipe makanan yang dimakan secara mentah. Baik daging (bacon, sushi, sashimi), protein (tamago-gohan/nasi hangat dengan telur mentah ), maupun sayuran/kacang-kacangan (nattoo/kedelai yang sudah difermentasi plus telur mentah, salad)
Teh hijau tanpa gula
Kebiasaan sehat orang Jepang lainnya adalah meminum the hijau, yang dikenal memiliki aktivitas antioksidan cukup tinggi. Uniknya walaupun pahit orang Jepang lebih senang meminum teh hijau tanpa gula. Selain meminum teh hijau orang Jepang juga dikenal sangat senang meminum manis. Namun minuman manis di Jepang sangat mengoptimalkan penggunaan pemanis buatan yang relative aman dan sangat jarang menggunakan gula meja 100%. Ini membuat sangat mudah menemukan minuman di Jepang dengan label calorie off atau zero calorie
Bergerak, bergerak dan bergerak
Dalam salah satu laporan di jurnalnya preventif Medicine, Akiko Tamakoshi melaporkan ada 6 faktor yang melindungi orang Jepang dari cepat mati salah satunya adalah orang Jepang menghabiskan waktunya minimal 1 jam dalam sehari untuk berjalan. Bahkan berjalan adalah termasuk salah satu keterampilan survival yang diajarkan pada anak-anak di Jepang sedari kecil. Anak-anak usia sekolah di Jepang memang tidak diijinkan diantar jemput ke sekolah, sebaliknya mereka diwajibkan berjalan kaki dari jarak yang telah ditentukan menuju sekolah. Dengan kebiasaan yang dilatih sejak kecil ini, maka setiap orang terbiasa dengan berjalan kaki pada jarak yang jauh.
Kemampuan berjalan ini juga didukung oleh lingkungan, dimana pemerintah menyediakan daerah pedestrian/daerah pejalan kaki yang sangat terawat yang membuat pejalan kaki sangat terlindungi. Selain itu di Jepang tidak ada alat transportasi kecil seperti mikrolet dan ojek, sehingga untuk mencapai rumah dari stasiun kereta atau terminal bus orang Jepang tidak punya pilihan lain selain berjalan kaki. Dan ternyata kebiasaan berjalan ini menurut mayo clinic, sangat baik untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan risiko diabetes mellitus tipe 2, menjaga berat badan dan juga meningkatkan mood dan stamina.
Gemuk adalah dosa
Di Jepang kurus bukan hanya sekedar harga yang dibayar untuk pakaian ataupun penerimaan masyarakat, tetapi menjadi kurus adalah wajib. Pemerintah Jepang dikenal memiliki kepedulian besar dengan kesehatan warganya, mengingat system pembiayaan asuransi yang dianut Negara ini, 70% biaya kesehatan warga ditanggung oleh Negara membuat pemerintah harus bekerja keras untuk membuat warganya sehat diantaranya dengan menetapkan undang-undang kesehatan yang isinya dianjurkan bahkan diwajibkan untuk warga yang berusia 40 tahun ke atas memiliki diameter pinggang kurang dari 85 cm untuk pria dan 90 cm untuk wanita. Menurut professor kedokteran di Universitas Tokai konsumsi kalori yang dimakan orang Jepang belakangan ini sudah jauh berkurang disbanding 10 tahun yang lalu, salah satunya karena kampanye sehat yang didengungkan oleh pemerintah secara kontinyu
Buah Ume jauhkan Anda dari dokter
Umeboshi (dreid ume) atau buah ume yang dikeringkan adalah buah yang berasal dari genus Prunus mume dan termasuk jenis acar buah yang paling sering ditemukan dalam makanan Jepang seperti onigiri (rice ball), o-bento (makanan kotak). Terkenal di seantero Jepang dengan dominasi rasa asin dan asam, buah ume atau acar ume, terutama jenis yang sudah dibumbui (seasoned), termasuk makanan yang berada dalam kategori wajib ada dalam salah satu waktu makan orang Jepang, baik diletakkan di tengah nasi untuk membentuk konfigurasi bendera Jepang maupun dimakan begitu saja.
Buah ume sering disebut sebagai apricot Jepang di banyak Negara ini, selain memberikan rasa segar di mulut ternyata juga dikenal memiliki khasiat kesehatan antara lain sebagai pembersih mulut, penyeimbang kadar asam lambung, maupun sebagai antiseptic saluran cerna, sehingga di Jepang tidak heran ada pepatah berbunyi one umeboshi a day will make a doctor stay away (satu buah ume sehari akan menjauhkan kita dari dokter) sama layaknya orang Eropa mengenal one apple a day will make a doctor stay away (satu apel sehari akan menjauhkan kita dari dokter).
Ada beberapa pusat penelitian yang telah melaporkan khasiat buah ume di jurnal-jurnal internasional. Universitas Nasional Chonnam Korea menemukan bahwa ume (buah MAesil di Korea) dapat mengurangi lesi kulit maupun peradangan kulit pada dermatitis atopic (radang kulit atopik). Universitas Wakayama Jepang juga mengklaim bahwa memakan buah Ume dapat mengurangi gejala radang lambung kronik, karena infeksi kuman helicobacter pillory. Lebih jauh lagi Kagoshima University melaporkan bahwa ekstrak buah ume yang sudah dikenal memiliki efek anti kanker dan anti radang terbukti menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri mulut dan juga berpotensi menghambat pembentukan biofilm oleh streptococcus mutans, agen penting yang berperan dalam pembentukan carries gigi.
Penutup
Terima Kasih sudah membaca artikel Rahasia Panjang Umur Orang Jepang. Semoga dengan artikel Rahasia Panjang Umur Orang Jepang dapat membantu kita semua.
Pada kesempatan kali ini maimelajah.com akan membahas KD 3.3 dari Mapel Simulasi dan Komunikasi Digital (SIMKOMDIG) tentang Mengevaluasi Paragraf Deskriptif, Argumentatif, Naratif, dan Persuasif. Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang memiliki suatu gagasan utama. Mari kita simak penjelasan berikut ini :
Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan atau melukiskan sebuah objek tertentu melalui kata-kata yang bisa merangsang panca indra sehingga pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri benda objek yang dideskripsikan oleh penulis
Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi
Menggambarkan atau melukiskan suatu objek seperti benda, tempat, atau suasana tertentu
Melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan)
Menjelaskan ciri-ciri fisik dan sifat objek tertentu seperti warna, ukuran, bentuk dan kepribadian secara terperinci
Banyak ditemukan kata-kata atau frase yang bermakna keadaan atau kata sifat
Jenis Paragraf Deskripsi
Deskripsi Spatial : Paragraf ini menggambarkan atau melukiskan suatu objek yang berupa ruang atau tempat
Deskripsi Subjektif : Paragraf ini berisi gambaran atau lukisan objek yang didasarkan tafsiran atau kesan perasaan penulisnya. Penulis menggambarkan objek tersebut dengan opini atau kesan pribadinya
Deskripsi Objektif : Suatu paragraf yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek tertentu secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaan yang sebenarnya pada objek tersebut. Paragraf ini tidak disertai dengan opini atau kesan penulis
Paragraf Argumentatif/ Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang gagasan utamanya dikembangkan dengan cara menjabarkan pendapat, ulasan, bahasan atau ide pribadi penulisnya. Tujuan dari paragraf ini adalah untuk meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar memiliki pendapat yang sama dengan pendapat penulis
Ciri-ciri Paragraf Argumentasi
Berisi pendapat, pandangan atau keyakinan penulis terhadap suatu permasalahan
Memiliki data-data faktual yang digunakan untuk meyakinkan pembaca
Menjabarkan suatu permasalahan dengan cara mengalisa dan menganalogikan
Diakhiri dengan kesimpulan berupa pendapat yang lebih luas bukan merupakan penegasan kembali topik utama
Jenis-jenis Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi Sebab-Akibat Paragraf ini diawali dengan pendapat-pendapat yang berupa sebab-sebab dari suatu permasalahan tertentu yang pada akhirnya diarahkan pada satu kesimpulan umum yang disebut juga dengan akibat dari sebab-sebab tersebut
Paragraf Argumentasi Akibat-Sebab paragraf argumentasi ini diawali dengan pendapat-pendapat yang berupa akibat dari suatu permasalahan tertentu dan pada bagian akhir paragraf dijabarkan apa yang menjadi penyebab akibat-akibat tersebut
Paragraf Naratif
Pengertian paragraf naratif adalah jenis karangan yang mengungkapkan suatu kisah, peristiwa atau pengalaman pribadi berdasarkan urutan-urutan kejadian atau peristiwa. Paragraf naratif merupakan paragraf yang berisi tentang pemaparan suatu kejadian yang dirangkai dalam kesatuan waktu
Ciri-ciri Paragraf Naratif
Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana yang diceritakan
Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa
Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi (cerpen, novel, roman) tetapi juga terdapat dalam tulisan nonfiksi (biografi, cerita nyata dalam surat kabar, sejarah, riwayat perjalanan)
Jenis-jenis Paragraf Naratif
Paragraf Naratif Urutan Waktu : Paragraf naratif urutan waktu menonjolkan sisi urutan waktu terjadinya peristiwa. Hal ini sering disebut dengan istilah kronologi
Paragraf Naratif Urutan Tempat Kejadian : Paragraf naratif urutan tempat menonjolkan tempat atau lokasi terjadinya peristiwa
Paragraf Persuasif
Paragraf Persuasif adalah paragraf yang isinya berusaha untuk merebut perhatian pembaca. Paragraf ini disajikan secara menarik, meyakinkan mereka bahwa pengalaman yang disiratkan itu merupakan suatu hal yang amat penting. Karena itu, terkadang paragraf persuasif sering digunakan sebagai paragraf propaganda oleh lembaga kesehatan, pemerintah dan lainnya
Ciri-ciri Paragraf Persuasif
Penulis memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca dapat diubah
Berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca
Berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca
Berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai
Menunjukkan fakta-fakta dan data untuk menguatkan argumentasi atau dalil
Jenis-jenis Paragraf Persuasif
Persuasif Politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan persuasi jenis ini untuk keperluan politik dan negaranya. Kita akan bisa memahami persuasi politik lebih baik lagi, bila kutipan berikut ini kita kaji dengan teliti. Naskah Persuasi politik berikut ini berkombinasi dengan eksposisi
Persuasif Pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Misalnya seorang guru bisa menggunakan persuasif ini untuk mempengaruhi anak supaya giat belajar, senang membaca dan lain sebagainya. Seorang motifator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan.
Persuasi Advertensi
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi terkenal, senang, ingin memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau mamakai jasa yang ditawarkan. Karena itu, advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik barang dan publik sbagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat pendek ada pula yang panjang.
Persuasi Propaganda
Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi. Tentunya tujuan persuasi tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu
Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan ajakan. Tujuan akhir dari kampanye adalah agar pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut. Pembuatan informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit jantung yang disertai dengan ajakan pengumpulan dana untuk pengobatannya atau selebaran yang berisi informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu adalah contoh persuasi propaganda.
Penutup
Demikian pembahasan tentang KD 3.3 dari Mapel Simulasi dan Komunikasi Digital (SIMKOMDIG) tentang Mengevaluasi Deskriptif, Argumentatif, Naratif, dan Persuasif. Semoga anak-anak dapat memahami isi dari materi Mengevaluasi Deskriptif, Argumentatif, Naratif, dan Persuasif. Terima Kasih
Bangle Meningkatkan Kesuburan Wanita merupakan artikel yang akan maimelajah.com bahas pada kesempatan kali ini. Kehamilan bagi pasangan suami istri, baik yang baru menikah maupun pasangan yang lama menikah namun belum dikaruniai anak, merupakan peristiwa yang paling membahagiakan. Bagi pasangan yang belum dikaruniai anak akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera mendapatkan karunia ini. Pada dasarnya kehamilan adalah sebuah peluang dari hubungan seks, kesuburan kedua belah dan kesiapan rahim. Meski peluang Anda kecil atau besar, tidak dapat memberi jaminan mutlak hamil tidaknya Anda. Kehamilan adalah karunia Tuhan yang terkadang tidak dapat kita duga.
Namun demikian sebagai makhluk Tuhan kita diberi kewajiban untuk selalu mengusahakan apa yang kita harapkan. Demikian pula dalam kehamilan kita tetap diwajibkan untuk berusaha semaksimal mungkin agak dikaruniai anak oleh Tuhan. Salah satu bentuk usaha kita dalam mendapatkan buah hati adalah melakukan terapi pengobatan dengan tanaman obat yang ada di sekitar kita. Ramuan yang digunakan agar cepat hamil jenisnya bermacam-macam. Dalam dunia pengobatan herbal harus dikenali dahulu apa yang menyebabkan seorang wanita tidak bisa hamil. Setelah mengetahui penyebabnya maka disiapkan ramuan yang tepat untuk mengobati.
#Faktor Penyebab Kehamilan
Faktor yang menunjang agar terjadi kehamilan ada 3 faktor yaitu kualitas sperma, faktor organ reproduksi wanita, factor kualitas sel telur. Dari 3 faktor tersebut 2 faktor dari wanita sehingga tidak heran jika kita melihat masyarakat cenderung menyalahkan wanita wanita jika sepasang suami istri tidak kunjung mendapatkan keturunan. Meskipun demikian hal itu sebenarnya bukan murni kesalahan dari seorang wanita. Jika organ reproduksi sudah baik dan sel telurnya berkualitas maka perlu ditanyakan kualitas sperma. Seperti diketahui agar terjadi kehamilan harus dipastikan bahwa minimal satu dari dua saluran telur tidak buntu sehingga dapat dilalui sel sperma maupun calon embrio. Tidak ada kelainan pada rahim yang dapat menghambat proses pertumbuhan calon janin di dalam rahim. Selain itu agar dapat terjadi pembuahan harus dihasilkan sel telur dari indung telur yang sehat, yang juga dipengaruhi oleh kondisi hormone reproduksi yang seimbang. Oleh karena itu wanita harus mengerti memahami kedua factor penting yang menunjang kehamilan.
Sebab terjadinya gangguan kesuburan pada wanita yang mendambakan kehadiran buah hati ada berbagai macam. Perubahan gaya hidup, pola makan, stress, berat badan secara signifikan mempengaruhi kesuburan wanita. Dalam beberapa kasus banyak pasangan yang mulai frustasi karena belum hamil. Sementara di tengah penanyian hadirnya si kecil, banyak pasangan khawatir para dokter tidak sabar melakukan pengobatan. Para dokter kerap dinilai terlalu cepat memberi obat kimiawi tanpa menjelaskan alternative pilihan lain.
#Obat Herbal Kesuburan Wanita
Selama berabad-abad ada beberapa jenis tumbuhan alami yang terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan wanita. Apabila mampu menggunakan dengan takaran yang sesuai, pengobatan secara alami bisa menjadi jawaban bagi masalah kesuburan. Tanaman obat adalah salah satu alternative yang ampuh untuk memperbaiki fungsi organ reproduksi dan memperbaiki kualitas sel telur. Ada banyak sekali jenis tanaman yang berkhasiat obat yang sering dan sudah dikenal dapat memperbaiki kualitas sel telur dan memperbaiki fungsi organ reproduksi wanita. Kali ini kita akan membahas tentang Bangle sebagai obat untuk meningkatkan kesuburan wanita.
Khasiat Bangle
Bangle adalah salah satu tanaman rempah anggota suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpangnya dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan bahan pengobatan. Tumbuhan ini dikenal di berbagai tempat dengan nama yang berbeda. Pada masyarakat umumnya, bangle hanya dikenal sebagai bumbu masakan dan tidak dimanfaatkan secara maksimal. Padahal khasiatnya dan kegunaannya cukup banyak dan juga berpengaruh di bidang kesehatan.
Diantara khasiat Bangle adalah dapat mengobati sakit kepala, melancarkan buang air besar, mengobati nyeri pada perut, mengurangi kembung, menyembuhkan penyakit kuning dan melangsingkan tubuh. Bangle terbukti memiliki kandungan berupa asam organik, mineral, lemak, gom albuminoit, gula, damar (pahit), dan minyak atsiri. Kandungan bangle tersebut bersifat karminatif sehingga dapat digunakan untuk anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Maka tak pelak tanaman Bangle ini ramai dijadikan obat tradisional sekaligus obat herbal, termasuk untuk meningkatkan kesuburan wanita.
Resep Ramuan
Bahan Ramuan :
Bangle 10 gram
Bawang putih 2 siung
Kayu manis padang 5 gram
Kencur 2.5 gram
Sirih 2.5 gram
Jongrahap 5 gram
Cara meramu :
Cuci bersih semua bahan
Tumbuk halus
Tambahkan air matang 1 gelas lalu saring
Minum ramuan sekaligus
#Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Bangle Meningkatkan Kesuburan Wanita. Terima Kasih
Syok Anafilaktik : Definisi, Etiologi, Patofisiologi merupakan artikel yang kami akan bahas pada kesempatan kali ini. Apa itu definisi syok anafilaktik? apakah berbahaya? Apa saja manifestasi klinisnya? Bagaimana patofisiologinya sehingga bisa terjadi? maimelajah.com akan berusaha mengulasnya.
Definisi Reaksi Anafilaktik (Syok Anafilaktik)
Reaksi alergi atau hipersensitivitas merupakan respon imun yang berlebihan dan yang tidak diinginkan karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.
Reaksi tersebut oleh Gell dan Coombs dibagi menjadi empat tipe reaksi berdasar kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi.
Reaksi tersebut dapat terjadi secara tunggal. Namun dalam praktek sehari-hari sering ditemukan adanya dua atau lebih jenis reaksi yang terjadi secara bersamaan.
Reaksi anafilaksis atau reaksi tipe I merupakan reaksi cepat dimana gejala muncul segera setelah alergen masuk ke dalam tubuh.
Terdapat berbagai definisi mengenai anafilaksis. Namun pada umumnya para pakar sepakat bahwa anafilaksis merupakan keadaan darurat yang potensial dan dapat mengancam nyawa.
Gejala yang timbul melalui reaksi alergen dan antibodi dikenal dengan reaksi anafilaktik. Sedangkan reaksi yang tidak melalui reaksi imunologik disebut reaksi anafilaktoid. Namun karena gejala yang timbul maupun pengobatannya tidak dapat dibedakan, maka kedua reaksi di atas disebut sebagai anafilaksis.
Etiologi Reaksi Syok Anafilaktik
Berbagai mekanisme terjadinya anafilaksis, baik melalui mekanisme IgE ataupun melalui non-IgE.
Selain obat yang menjadi penyebab tersering dari anafilaksis, terdapat beberapa pencetus lain. Seperti makanan, kegiatan jasmani, sengatan tawon, faktor fisis seperti udara yang panas, air yang dingin. Juga beberapa kejadian tidak diketahui penyebabnya.
Makanan merupakan pemicu tersering pada anak-anak dan obat-obatan pada orang dewasa.
Secara umum makanan ataupun obat jenis apapun dapan menjadi pemicu. Namun beberapa jenis makanan seperti kacang-kacangan dan juga obat seperti pelemas otot, antibiotik, NSAID serta aspirin dilaporkan menjadi penyebab anafilaksis
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis anafilaksis sangat bervariasi. Secara klinik terdapat 3 tipe dari reaksi anafilaktik, yaitu :
Reaksi Cepat
reaksi cepat yang terjadi beberapa menit sampai 1 jam setelah terpapar dengan alergen.
Reaksi Moderat
Reaksi moderat terjadi antara 1 sampai 24 jam setelah terpapar dengan alergen
Reaksi Lambat
reaksi lambat terjadi lebih dari 24 jam setelah terpapar dengan alergen. Gejala dapat dimulai dengan gejala prodormal baru menjadi berat, tetapi kadang-kadang langsung berat.
Berdasarkan derajat keluhan, anafilaksis juga dibagi dalam derajat ringan, sedang, dan berat.
Derajad Ringan
Derajat ringan sering dengan keluhan kesemutan perifer, sensasi hangat, rasa sesak di mulut dan tenggorok. Dapat juga terjadi kongesti hidung, pembengkakan periorbital, pruritus, bersin-bersin, dan mata berair. Awitan gejala-gejala dimulai dalam 2 jam pertama setelah pemajanan.
Derajad Sedang
Derajat sedang dapat mencakup semua gejala-gejala ringan ditambah bronkospasme dan edema jalan nafas atau laring dengan dispnea, batuk dan mengi. Wajah kemerahan, hangat, ansietas, dan gatal-gatal juga sering terjadi. Awitan gejala-gejala sama dengan reaksi ringan.
Derajad Berat
Derajat berat mempunyai awitan yang sangat mendadak dengan tanda-tanda dan gejala-gejala yang sama seperti yang telah disebutkan diatas disertai kemajuan yang pesat kearah bronkospame, edema laring, dispnea berat, dan sianosis. Bisa diiringi gejala disfagia, keram pada abdomen, muntah, diare, dan kejang-kejang. Henti jantung dan koma jarang terjadi.
Gangguan sistem tubuh
Kematian dapat disebabkan oleh gagal napas, aritmia ventrikel atau renjatan yang irreversible.
Gejala terjadi segera setelah terpapar dengan antigen. Dan terjadi pada dua atau lebih organ target. Antara lain kardiovaskuler, respirasi, gastrointestinal, kulit, mata, susunan saraf pusat, sistem saluran kencing, dan sistem lain.
Keluhan yang sering dijumpai pada fase permulaan ialah rasa takut, perih dalam mulut, gatal pada mata dan kulit, panas. Juga kesemutan pada tungkai, sesak, serak, mual, pusing, lemas dan sakit perut.
Bagian dalam hidung diperiksa untuk menilai warna mukosa, jumlah, dan bentuk sekret, edema, polip hidung, dan deviasi septum. Pada kulit terdapat eritema, edema, gatal, urtikaria, kulit terasa hangat atau dingin, lembab/basah, dan diaphoresis.
Pada sistem respirasi terjadi hiperventilasi, aliran darah paru menurun, penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan pulmonal, gagal nafas, dan penurunan volume tidal.
Saluran nafas atas bisa mengalami gangguan jika lidah atau orofaring terlibat sehingga terjadi stridor. Suara bisa serak bahkan tidak ada suara sama sekali jika edema terus memburuk.
Obstruksi saluran napas yang komplit adalah penyebab kematian paling sering pada anafilaksis. Bunyi napas mengi terjadi apabila saluran napas bawah terganggu karena bronkospasme atau edema mukosa. Selain itu juga terjadi batuk-batuk, hidung tersumbat, serta bersin-bersin.
Keadaan bingung dan gelisah diikuti pula oleh penurunan kesadaran sampai terjadi koma merupakan gangguan pada susunan saraf pusat.
Pada sistem kardiovaskular terjadi hipotensi, takikardia, pucat, keringat dingin, tanda-tanda iskemia otot jantung (angina), kebocoran endotel yang menyebabkan terjadinya edema, disertai pula dengan aritmia.
Sementara pada ginjal, terjadi hipoperfusi ginjal yang mengakibatkan penurunan pengeluaran urine (oligouri atau anuri) akibat penurunan GFR yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya gagal ginjal akut. Selain itu terjadi peningkatan BUN dan kreatinin disertai dengan perubahan kandungan elektrolit pada urine.
Hipoperfusi pada sistem hepatobilier mengakibatkan terjadinya nekrosis selsentral, peningkatan kadar enzim hati, dan koagulopati. Gejala yang timbul pada sistem gastrointestinal merupakan akibat dari edema intestinal akut dan spasme otot polos, berupa nyeri abdomen, mual-muntah atau diare. Kadang-kadang dijumpai perdarahan rektal yang terjadi akibat iskemia atau infark usus.
Patofisiologi
Reaksi tipe I
Reaksi hipersensitivitas ini juga dikenal sebagai reaksi cepat atau reaksi anafilaksis, dimana reaksi muncul segera setelah alergen masuk ke dalam tubuh. Alergen atau antigen yang masuk nantinya akan ditangkap oleh fagosit, diproses dan dipresentasikan pada sel Th2, yang merupakan sel yang akan melepas sitokin dan merangsang sel B untuk membentuk IgE. IgE sendiri akan diikat oleh sel yang memiliki reseptor seperti sel mast, basofil, dan eosinofil.
Apabila tubuh terpapar ulang dengan alergen yang sama, alergen tersebut akan diikat oleh IgE spesifik yang berada di permukaan sel mast, dan nantinya akan menimbulkan degranulasi sel mast. Degranulasi tersebut melepaskan berbagai mediator seperti histamin yang akan menimbulkan gejala klinis pada reaksi alergi ini. Selain histamin, mediator lain seperti prostaglandin dan leukotrin yang dihasilkan dari metabolisme asam arakhidonat juga berperan pada fase lambat dari reaksi tipe I, dimana muncul gejala beberapa jam setelah paparan. Beberapa gejala yang segera muncul setelah paparan alergen antara lain asma bronkial, rinitis, urtikaria, dan dermatitis atopik.
Reaksi tipe II
Reaksi tipe II atau reaksi sitotoksik terjadi karena terbentuknya antibodi IgG atau IgM karena paparan antigen. Ikatan antibodi antigen tersebut nantinya dapat mengaktifkan komplemen dan menimbulkan lisis sel. Lisis dari suatu sel sendiri juga dapat terjadi melalui sensitisasi sel NK yang berperan sebagai efektor antibody dependent cell cytotoxicity. Contoh dari reaksi tipe II adalah destruksi sel darah merah akibat reaksi transfusi dan juga kasus anemia hemolitik. Sebagian kerusakan jaringan pada penyakit autoimun seperti miastenia gravis dan tirotoksikosis juga timbul melalui mekanisme ini.
Reaksi tipe III
Reaksi tipe III yang juga disebut reaksi kompleks imun terjadi akibat adanya endapan kompleks antigen-antibodi dalam jaringan atau pembuluh darah. Antibodi yang berperan pada kasus ini adalah IgG atau IgM. Kompleks tersebut akan mengaktifkan komplemen yang kemudian melepaskan berbagai mediator terutama macrophage chemotactic factor. Makrofag yang dikerahkan ke tempat tersebut nantinya akan merusak jaringan sekitar. Antigen sendiri dapat berasal dari infeksi kuman patogen yang persisten seperti malaria, bahan yang terhirup seperti spora jamur, atau bahkan dari jaringan sendiri seperti pada kasus autoimun.
Reaksi tipe IV
Reaksi tipe ini muncul lebih dari 24 jam setelah paparan antigen, sehingga disebut juga dengan reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Reaksi ini dibagi menjadi delayed type hypersensitivity (DTH) yang terjadi melalui peran CD4+ dan T cell mediated cytolysis dengan peran CD8+.13 Pada DTH, sel CD4+ Th1 yang mengaktifkan makrofag berperan sebagai sel efektor. Sel tersebut melepas sitokin interferon gamma yang nantinya akan mengaktifkan makrofag dan menginduksi inflamasi.
Kerusakan jaringan pada reaksi tipe ini diakibatkan oleh produk makrofag yang teraktivasi seperti enzim hidrolitik, oksigen reaktif intermediet, oksida nitrat, dan sitokin proinflamasi. Contoh reaksi DTH adalah reaksi tuberkulin, dermatitis kontak, dan reaksi granuloma.13 Reaksi hipersensitivitas selular merupakan suatu reaksi autoimunitas, oleh karena itu reaksi yang muncul pada umumnya terbatas pada satu organ saja dimana kerusakan yang terjadi merupakan akibat dari CD8+ yang langsung membunuh sel target. Sebagai contoh pada infeksi virus hepatitis, virus tersebut tidak bersifat sitopatik namun kerusakan yang ada ditimbulkan oleh respon cytotoxic T lymphocyte terhadap hepatosit yang terinfeksi.
Pemeriksaan Diagnostik
Untuk mengetahui babarapa penyebab terjadinya syok anafilatik, maka dilakukan beberapa tes untuk mengidentifikasi alergennya :
Skin tes
Skin tes merupakan cara yang banyak digunakan, untuk mengevaluasi sensitivitas alerginya. Keterbatasan skin tes adalah adanya hasil positif palsu dan adanya reexposure dengan agen yang akan mengakibatkan efek samping serius yang akan datang, oleh karena itu pemberiannya diencerkan 1 : 1.000 sampai 1 : 1.000.000 dari dosis initial.
Kadar komplemen dan antibody
Meskipun kadar komplemen tidak berubah dan Ig E menurun setelah reaksi anafilaktik, keadaan ini tidak berkaitan dengan reaksi imunologi. Pada tes ini penderita diberikan obat yang dicurigai secara intra vena, kemudian diamati kadar Ig E nya, akan tetapi cara ini dapat mengancam kehidupan.
Pelepasan histamin oleh lekosit in vitro
Histamin dilepaskan bila lekosit yang diselimuti Ig E terpapar oleh antigen imunospesifik. Pelepasan histamin tergantung dari derajat spesifitas sel yang disensitisasi oleh antibodi Ig E. akan tetapi ada beberapa agent yang dapat menimbulkan reaksi langsung (non imunologik) pada pelepasan histamin.
Radio allergo sorbent test ( RAST )
Antigen spesifik antibodi Ig E dapat diukur dengan menggunakan RAST. Pada RAST, suatu kompleks pada sebuah antigen berikatan dengan matriks yang tidak larut diinkubasi dengan serum penderita. Jumlah imunospesifik antibodi Ig E ditentukan dengan inkubasi pada kompleks dan serum dengan ikatan radioaktif 125-labelled anti-Ig E. ikatan radioaktif ini mencerminkan antigen-spesifik antibodi.
Hitung eosinofil darah tepi
Menunjukan adanya alergi dengan peningkatan jumlah .
Pencegahan Reaksi Anafilaktik
Reaksi anafilaktis sulit untuk dicegah bila Anda tidak mengetahui bahwa Anda memiliki alergi terhadap zat tertentu, karena pencegahan terbaik untuk mencegah syok anafilaktik adalah menghindari alergen tersebut. Dengan membaca label keterangan pada kemasan makanan, menghindari gigitan serangga, atau mengonsumsi antibiotik jenis lain yang tidak menyebabkan alergi, Anda dapat terhindar dari reaksi alergi dan syok anafilaktik.
Bila Anda pernah mengalami reaksi alergi atau syok anafilaktik, sebaiknya segera melakukan tes alergi di rumah sakit atau klinik terdekat. Buat dan bawalah selalu obat-obatan, terutama adrenalin auto-injector, serta catatan kecil berisi daftar alergen Anda dan apa yang harus dilakukan oleh orang-orang di sekitar Anda jika serangan syok anafilaktik terjadi. Selalu lengkapi dan perbarui persediaan obat-obatan yang Anda perlukan untuk mengantisipasi saat situasi darurat terjadi. Syok anafilaktik dapat berujung kepada kematian yang disebabkan oleh terhentinya detak jantung dan pernapasan. Pengenalan gejala dan mempelajari tindakan pencegahan dapat membantu pasien terhindar dari risiko kematian akibat syok anafilaktik.
Penatalaksanaan Reaksi Anafilaktik
Penatalaksanaan farmakologis seperti pemberian epinephrine intravena pada pasien rekasi anafilaksis tidak boleh ditunda. Pemberian epinephrine pertama diberikan 0,01 ml/kg/BB sampai mencapai maksimal 0,3 ml subkutan dan diberikan setiap 15-20 menit sampai 3-4 kali. Seandainnya kondisi semakin memburuk atau memang kondisinya sudah buruk, suntikan dapat diberikan secara intramuskuler dan bisa dinaikan sampai 0,5 ml selama pasien diketahui tidak mengidap penyakit jantung.1 Antihistamin dan kortikosteroid juga dapat diberikan. Antihistamin pada fase akut dapat menghilangkan pruritus, misalnya dipenhydramin 25-50 mg intravena secara perlahan-lahan. Kortikosteroid tidak bermanfaat pada fase akut, tetapi bermanfaat pada syok yang berkepanjangan dan penyempitan saluran nafas, dapat diberikan metilprednisolon 125 mg intravena.7
Selanjutnya dua hal penting yang harus segera diperhatikan dalam memberikan terapi pada pasien anafilaksis yaitu mengusahakan: 1) Sistem pernapasan yang lancar, sehingga oksigenasi berjalan baik; 2) Sistem kardiovaskular yang juga harus berfungsi baik sehingga perfusi jaringan memadai. Meskipun prioritas pengobatan ditujukan kepada sistem pernapasan dan kardiovaskular, tidak berarti pada organ lain tidak perlu diperhatikan atau diobati. Prioritas ini berdasarkan kenyataan bahwa kematian pada anafilaksis terutama disebabkan oleh tersumbatnya saluran napas atau syok anafilaksis.
Komplikasi
Reaksi atau syok anafilaktik dapat mengakibatkan komplikasi berupa gagal ginjal, aritmia, serangan jantung, kerusakan otak, dan syok kardiogenik. Untuk itu, segera minta pertolongan dari dokter agar syok anafilaktik bisa segera tertangani. Komplikasinya meliputi :
Henti jantung (cardiac arrest) dan nafas.
Bronkospasme persisten
Oedema Larynx (dapat mengakibatkan kematian).
Relaps jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
Kerusakan otak permanen akibat syok.
Urtikaria dan angoioedema menetap sampai beberapa bulan
Kemungkinan rekurensi di masa mendatang dan kematian. (Michael I. Greenberg, Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan, Hal. 24).
WOC syok anafilaktik
Kasus
Tn KS, umur 45 tahun, CM 186233, alamat Batu Agung, pekerjaan Buruh. masuk ke ICU pada tanggal 14 Februari 2018 jam 15.45 wita dengan keadaan umum lemah, kesadaran spoor, GCS E1V2M2. Pasien terpasang NRM 8lpm. Diagnosa medis saat masuk dispnea ec syok anaphilaptik + DOC.
Riwayat pasang pen 1 bulan yll, pada hari ke 30 pasien merasa panas dan nyeri pada seluruh tubuh kemudian pasien membeli obat antalgin dan PCT 500 mg di apotik setelah itu pasien mengalami urtikaria seluruh tubuh. Setelah itu pasien ke dokter dan mendapat suntikan tapi tidak tahu apa yang telah disuntikkan kemungkinan menurut asisten yang bekerja di praktik dokter obatnya adalah dexa 5 mg injeksi, setelah mendapat suntikan keesokan harinya wajahnya bengkak terdapat angioderma dan setelah menjelang sore pasien mulai merasakan nafasnya terasa berat.
Pada waktu masuk ke ICU saturasi oksigen 89%, sudah tampak ada retraksi otot pernafasan, akral teraba hangat. TD menurun 169/99mmHg. Terapinya : NRM 8 lpm, Hidrokortison 100mg @ 12 jam, ceftazidime 1 gr, gigadryl C1 @ 8 jam, azithromycin 500mg@ 24 jam, aminophillin 0,5 mg/kgBB (titrasi dalam siringe pump). TD awal 169/99 mmHg dan terus dimonitor setiap 30 menit, suara nafas ronkhi (+/+), pupil isokor (2+/2+), skala nyeri 3 dengan BPS. Konjungtiva warna merah muda, tidak tampak ada perdarahan aktif. Terpasang NGT diet 100cc susu entresol @ 8 jam. Terpasang DC produksi 50cc/6 jam warna kuning pekat.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai artikel Syok Anafilaktik : Definisi, Etiologi, Patofisiologi. Semoga artikel kami yang berjudul Syok Anafilaktik : Definisi, Etiologi, Patofisiologi bermanfaat bagi rekan-rekan. Terima Kasih
Kali ini maimelajah.com akan membahas tentang Daun Pegagan Meningkatkan Kesuburan Wanita. Daun Pegagan dipercaya mampu meningkatkan kesuburan wanita. Ayo kita simak artikel Daun Pegagan Meningkatkan Kesuburan Wanita.
Kehamilan (Daun Pegagan Meningkatkan Kesuburan Wanita)
Kehamilan bagi pasangan suami istri, baik yang baru menikah maupun pasangan yang lama menikah namun belum dikaruniai anak, merupakan peristiwa yang paling membahagiakan. Bagi pasangan yang belum dikaruniai anak akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera mendapatkan karunia ini. Pada dasarnya kehamilan adalah sebuah peluang dari hubungan seks, kesuburan kedua belah dan kesiapan rahim. Meski peluang Anda kecil atau besar, tidak dapat memberi jaminan mutlak hamil tidaknya Anda.
Kehamilan adalah karunia Tuhan yang terkadang tidak dapat kita duga. Namun demikian sebagai mahkluk Tuhan kita diberi kewajiban untuk selalu mengusahakan apa yang kita harapkan. Demikian pula dalam kehamilan kita tetap diwajibkan untuk berusaha semaksimal mungkin agak dikaruniai anak oleh Tuhan. Salah satu bentuk usaha kita dalam mendapatkan buah hati adalah melakukan terapi pengobatan dengan tanaman obat yang ada di sekitar kita. Ramuan yang digunakan agar cepat hamil jenisnya bermacam-macam. Dalam dunia pengobatan herbal harus dikenali dahulu apa yang menyebabkan seorang wanita tidak bisa hamil. Setelah mengetahui penyebabnya maka disiapkan ramuan yang tepat untuk mengobati.
Faktor yang menunjang agar terjadi kehamilan ada 3 faktor yaitu kualitas sperma, faktor organ reproduksi wanita, factor kualitas sel telur. Dari 3 faktor tersebut 2 faktor dari wanita sehingga tidak heran jika kita melihat masyarakat cenderung menyalahkan wanita wanita jika sepasang suami istri tidak kunjung mendapatkan keturunan. Meskipun demikian hal itu sebenarnya bukan murni kesalahan dari seorang wanita. Jika organ reproduksi sudah baik dan sel telurnya berkualitas maka perlu ditanyakan kualitas sperma. Seperti diketahui agar terjadi kehamilan harus dipastikan bahwa minimal satu dari dua saluran telur tidak buntu sehingga dapat dilalui sel sperma maupun calon embrio. Tidak ada kelainan pada rahim yang dapat menghambat proses pertumbuhan calon janin di dalam rahim. Selain itu agar dapat terjadi pembuahan harus dihasilkan sel telur dari indung telur yang sehat, yang juga dipengaruhi oleh kondisi hormone reproduksi yang seimbang. Oleh karena itu wanita harus mengerti memahami kedua factor penting yang menunjang kehamilan.
Sebab terjadinya gangguan kesuburan pada wanita yang mendambakan kehadiran buah hati ada berbagai macam. Perubahan gaya hidup, pola makan, stress, berat badan secara signifikan mempengaruhi kesuburan wanita. Dalam beberapa kasus banyak pasangan yang mulai frustasi karena belum hamil. Sementara di tengah penanyian hadirnya si kecil, banyak pasangan khawatir para dokter tidak sabar melakukan pengobatan. Para dokter kerap dinilai terlalu cepat memberi obat kimiawi tanpa menjelaskan alternative pilihan lain.
Khasiat Kandungan Pegagan
Selama berabad-abad ada beberapa jenis tumbuhan alami yang terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan wanita. Apabila mampu menggunakan dengan takaran yang sesuai, pengobatan secara alami bisa menjadi jawaban bagi masalah kesuburan. Tanaman obat adalah salah satu alternative yang ampuh untuk memperbaiki fungsi organ reproduksi dan memperbaiki kualitas sel telur. Ada banyak sekali jenis tanaman yang berkhasiat obat yang sering dan sudah dikenal dapat memperbaiki kualitas sel telur dan memperbaiki fungsi organ reproduksi wanita. Salah satu tanaman herbal itu adalah daun pegagan yang dipercaya meningkatkan kesuburan wanita.
Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan serta pematang sawah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan antanan. Sejak zaman dahulu pegagan telah digunakan untuk obat kulit, gangguan saraf dan memperbaiki peredaran darah. Masyarakat Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah satu tanaman untuk lalapan. Pegagan mempunyai khasiat meningkatkan kesuburan wanita.
Khasiat daun pegagan yaitu pegagan memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosodetriterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit. Manfaat pegagan adalah meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stress dan depresi. Pegagan berasa manis bersifat mendinginkan memiliki fungsi membersihkan darah dan melancarkan peredaran darah.
Resep Ramuan Pegagan
Pegagan mempunyai khasiat meningkatkan kesuburan wanita, berikut ini cara membuat ramuannya.
Bahan :
Pegagan 10 gram
Cara Meramu
Cuci bersih pegagan segar
Rebus dengan 3 gelas air hingga tinggal setengahnya
Minum airnya 2 kali sehari masing-masing 3/4 gelas, satu jam sebelum makan
Bisa juga dibuat lalap daun segar secukupnya
Unduh Materi
Materi lebih lengkap tentang Daun Pegagan Meningkatkan Kesuburan Wanita dapat di unduh pada link berikut ini : Daun Pegagan Untuk Kesuburan Wanita